41

16K 1.4K 36
                                    

Cecillia turun dari beranda dan berlari-lari kecil memperpendek jarak dengan puteranya yang melangkah dengan langkah lebar menuju gudang.

Lexus sangat amat kesal. Lexus pikir Audrey mencintainya, tapi sepertinya gadis itu hanya polos diluarnya saja. Gadis itu menunjukkan bahwa gadis itu menginginkan sentuhannya tapi tetap mau mengikuti acara perjodohan konyol sialan itu.

"Berhenti disana, Anak Muda. Kita harus bicara," bentak Cecillia pada puteranya membuat Lexus menghentikan langkahnya dan berbalik dengan rahang mengeras.

"Apa lagi, Bu?"

Cecillia berhenti didepan puteranya dan mendongak keras kepala, "kau tidak berhak berkata kasar seperti itu pada Audrey," tuntut Cecillia membuat Lexus bersedekap.

"Aku tidak sedang berkata kasar, aku hanya mengatakan yang sesungguhnya. Aku tidak akan menikah dengan siapapun termasuk Audrey. Terserah dia mau mengikuti acara konyol itu atau tidak, aku tidak peduli. Tapi aku sarankan untuk membatalkannya jika ibu bijaksana," saran Lexus membuat Cecillia mengerutkan kening bingung.

"Kenapa?"

"Acara-acara seperti itu tidak akan ramah untuk orang seperti Audrey, karena ada sesuatu dalam diri Audrey yang tidak akan pernah bisa diterima dikalangan bangsawan terhormat," jelas Lexus membuat ibunya mengibaskan tangannya.

"Jika yang kau khawatirkan adalah latar belakang Audrey maka kau tidak perlu khawatir, Nak. Aku sendiri yang akan memperkenalkan Audrey pada para bangsawan, mereka tidak melupakanku atau Dante begitu saja."

Lexus menggeleng, "bukan latar belakang. Dengar, Bu. Laki-laki bangsawan manapun tidak akan meliriknya dua kali saat tahu dia punya kekurangan, apa ibu mau Audrey ditinggalkan dihari pertama pernikahannya? Percaya padaku dan batalkan rencana konyol itu," dengan melanjutkan langkahnya meninggalkan Cecillia.

"Apa maksudmu adalah bekas luka cambukan di punggungnya?" Tanya Cecillia membuat Lexus hampir tersandung kakinya sendiri karena terkejut. Lexus tidak pernah bercerita pada siapapun soal bekas luka cambukan Audrey.

Lexus berbalik kembali menatap ibunya yang bersedekap, "dari mana ibu tahu soal itu?"

"Audrey sempat menolak untuk Season ini karena dia khawatir semua laki-laki juga ada melakukan apa yang kau lakukan saat pertama kali melihat luka bekas cambukan itu, tapi percayalah, Nak, tidak semua laki-laki sepertimu," tuding Cecillia membuat Lexus menggeleng bingung.

"Tunggu dulu, memangnya apa yang kulakukan?"

Cecillia memutar matanya kesal, "kau muntah."

"Aku apa?" Ulang Lexus.

"Audrey melihatmu muntah saat pertama kali kau melihat bekas luka cambukan di punggungnya, lalu kau tidak pernah kembali lagi untuk menemuinya. Tidak semua laki-laki sepertimu, Lexus," jelas ibunya namun bukan itu yang ingin didengar Lexus dan masih terngiang di telinganya.

"Audrey melihatku muntah?" Ulang Lexus lebih pada dirinya sendiri sebelum tersenyum sinis, "oh Tuhan," desahnya pelan menyugar rambutnya.

"Pasti ada seseorang diluar sana untuk Audrey."

Lexus menatap ibunya karena merasa terganggu dengan yang dikatakan oleh ibunya baru saja, "demi Tuhan, Bu. Audrey salah paham padaku selama ini."

"Apa maksudmu?"

"Aku memang muntah malam itu, tapi bukan karena aku jijik pada bekas lukanya. Aku ... " kembali menyugar rambutnya dengan putus asa, "aku seolah bisa melihat bagaimana cambuk itu mengiris kulit punggungnya, bekas lukanya sangat banyak dan aku tahu bagaimana sakitnya, karena aku pernah merasakannya. Aku tidak bisa membayangkan gadis seperti Audrey mengalami itu. Aku tidak kembali padanya karena setiap kali aku melihatnya, aku pasti ingin membunuh seseorang jika bayangan luka itu berkelebat di dalam otakku," jelas Lexus membuat mata abu-abu Cecillia menghangat oleh pemahaman.

Cecillia mendekat dan memeluk puteranya untuk mendapatkan balasa pelukan erat dari Lexus.

"Aku sempat ragu saat aku memikirkan puteraku menelantarkan seorang gadis karena bekas luka fisik, tapi ternyata aku memang mengenal puteraku. Kau tidak akan pernah seperti itu," bisik Cecillia membuat Lexus semakin mengeratkan pelukannya pada ibunya.

"Aku sangat mencintai Audrey, Bu. Sangat," dengan melepaskan pelukan mereka untuk menatap mata ibunya, "tapi Audrey menginginkan Season ini, aku tidak akan menghalanginya pergi. Jika memang Audrey ditakdirkan untuk menjadi kekasihku maka dia akan kembali seorang diri tanpa calon suami sialan," canda Lexus membuat mereka tergelak pelan.

Mereka menatap ke kejauhan, mendesah berat dan membiarkan angin dingin malam itu berhembus diantara mereka mengirimkan suara samar ranting bergesekan dari arah hutan, juga aliran air dari sungai yang menenangkan.

"Tapi bagaimana jika tidak?" Tanya Cecillia akhirnya membuat Lexus terdiam cukup lama sebelum mengendik.

"Aku akan memacari Slayer," jawab Lexus membuat mereka kembali tergelak.

Cecillia mengusap sudut matanya karena lelah tertawa sebelum menyipit menatap puteranya, "tapi, Nak, kenapa kau hanya mengatakan soal menjadi kekasihmu? Bukan istrimu?" Tanya Cecillia membuat Lexus menunduk dan mengorek tanah dengan ujung sepatu botnya, tidak nyaman dengan pertanyaan ibunya.

"Aku ... tidak pernah berencana untuk menikah, aku tahu aku mencintai Audrey dan Audrey juga tertarik padaku. Tapi rasanya kami akan bahagia hanya dengan menjadi sepasang kekasih. Aku akan berusaha membuatnya bahagia."

Cecillia menatap puteranya dalam-dalam, menyadari ada sesuatu yang salah dari sikap puteranya dan perkataannya soal hubungan. Jika seorang laki-laki mencintai seorang gadis sedalam cinta yang kini dilihat dimata puteranya maka laki-laki itu pasti sudah menikahi sang gadis saat itu juga dengan menyeret pendeta sesegera mungkin, tapi tidak dengan puteranya. Lexus seolah menghindari sesuatu dari pernikahan, sesuatu yang membuatnya ketakutan pada sebuah hubungan jangka panjang yang mungkin untuk selamanya. Ikatan final.

"Tapi kalian tidak bisa menjadi sepasang kekasih selamanya, Lexus. Kalian akan menua suatu hari nanti."

Lexus kembali mengendik berusaha bersikap santai, "kenapa tidak bisa? Dan apa hubungannya dengan menjadi tua? Aku masih bisa romantis saat aku tua nanti, aku akan mencarikan bunga liar untuknya setiap hari atau mengajaknya berkuda untuk melihat matahari terbenam," protes Lexus membuat Cecillia mengusap lengan Lexus pelan.

"Mungkin kau cukup puas dengan semua itu, tapi seorang wanita butuh kepastian. Siapa dirinya dalam hidupmu, apa statusnya, karena dengan begitu maka dia tahu seberapa berharganya dia untukmu," jelas Cecillia membuat Lexus mendesah berat.

"Kenapa seorang wanita harus begitu rumit?"

Cecillia tersenyum melihat keputus asaan dimata puteranya, "kami tidak rumit, Nak. Kalian hanya butuh memahami kami dan kalian akan mendapatkan kami seutuhnya, untuk selamanya," lalu menunjuk pada gudang, "istirahatlah, dan jangan diam-diam lagi menyelinap dibelakangku untuk masuk kedalam kamar Audrey. Kau sudah mendapatkan restu kami untuk meminang Audrey, apa yang kau tunggu, nak?"

"Keberanian, Bu. Aku hanya butuh sedikit saja berani pada diriku sendiri, tapi sangat sulit mendapatkannya. Aku tidak bisa membicarakannya dengan siapapun."

"Kau belum mencobanya."

Lexus mengangguk membenarkan, "akan kucoba, nanti," sebelum beranjak dari hadapan ibunya lalu kembali berpaling saat sudah sampai didepan pintu gudang, "satu lagi, Bu. Kamar itu masih tetap kamarku, jadi tidak ada larangan untuk aku masuk kedalam sana," goda Lexus membuat Cecillia melotot sebelum tergelak.

"Aku akan menjewer telingamu sampai sepanjang telinga keledai jika aku memergokimu menyelinap lagi, nikahi dia atau menjauhlah dari kamarnya. Keputusan final."

Lexus mendesah berat menatap punggung kecil ibunya menjauh.

Oh, astaga. Ini sulit sekali.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now