14

16.2K 1.3K 16
                                    

Lexus masuk kedalam gudang serbaguna saat mendengar suara tawa feminin dari dalam sebelum membuka stetson kumalnya dan mengetuk pintunya pelan membuat semua wanita di dalam gudang itu berpaling dari apapun yang sedang mereka lakukan.

"Oh hai, Sayang, masuklah." Sapa Hellen saat melihat bahwa yang mengetuk adalah Lexus, "apa Kau sudah lapar?"

Lexus tersenyum canggung, menyisir rambut dengan jemarinya sebelum masuk kedalam dan menggeleng, "tidak, Nek, aku hanya ingin tau apa yang sedang kalian bicarakan."

Letticia menyipitkan matanya saat melihat kakak laki-lakinya itu duduk didepannya dan meletakkan stetson dilututnya, "Kau tidak mengajar Eddie?" Tanya adiknya curiga.

"Well, aku pikir kau yang akan membantunya belajar. Eddie suka jika kau yang mengajarinya membaca," ledek Lexus membuat Letticia memutar matanya dan mengibaskan tangannya kearah rambutnya.

"Kau tidak lihat apa yang sedang aku lakukan?"

Lexus mencondongkan tubuhnya kearah Hellen dan melihat Hellen sedang membuat kepangan rumit di rambut Letticia, "aku pikir nenek Hellen yang sedang melakukan sesuatu padamu bukan Kau yang sedang melakukan sesuatu," membuat semua orang tergelak.

"Kau menyebalkan, lagi pula kenapa kau ada di area khusus perempuan?" Tanya Letticia ketus.

Lexus mengendik samar, "aku tidak tau apa masalahmu sampai kau sekesal ini padaku dan tidak ada tanda didepan pintu bahwa ini adalah ruang khusus perempuan tapi aku pulang karena tadi malam aku menemukan uang empat dolar dan surat yang diikatkan ditali kekang Slayer, memintaku untuk pulang, bahkan mungkin merengek," jelas Lexus membuat wajah Letticia memerah.

"Terserah."

Joanna tertawa geli dan menepuk pundak Lexus pelan, "mau membantu untuk membawakan keju dan tepung ke kereta barang?"

Lexus mengangguk dan tersenyum, "tentu," dengan mengikuti bibi Joannanya masuk kedalam ruang penyimpanan dan segera memindahkan beberapa karung tepung dan keju kedalam kereta barang yang sudah di parkir didepan gudang guna memudahkan pemindahan barang-barang yang ingin dijual ke kota. Mengusap keringatnya beberapa kali sebelum kembali memakai stetsonnya dan bersandar di kereta kuda itu setelah menyelesaikan tugasnya.

Joanna berjingkat-jingkat dengan dua gelas es teh ditangan dan menyenggol lengan Lexus pelan, "es teh?" Tawarnya menyodorkan dibawah hidung Lexus membuat Lexus tersenyum dan menerimanya.

Menegak minuman dingin itu dan mendesah, "surga ... " desahnya membuat Joanna tergelak.

"Jadi, bagaimana kabar Audrey? Aku dengar dia sakit," tanya Joanna hati-hati karena takut Lexus akan marah.

Lexus berpura-pura mendesah berlebihan, "ya, sulit untuk punya rahasia di peternakan ini, 'kan?" Sindirnya sebelum tersenyum lebar karena mulai mengerti bahwa mereka semua peduli padanya. "Ya, katakanlah aku tidak akan ada disini jika Audrey masih sakit."

Joanna mengangguk dan kembali menyesap es tehnya, "ya, semoga saja gadis malang itu bisa bertahan disana. Aku bisa membayangkan bagaimana ketakutannya dia. Terlebih lagi ayahnya sendiri yang menjualnya, pasti hatinya hancur, dan dia masih ... berapa usianya?"

Lexus mengendik, "aku tidak bertanya," aku Lexus sebelum wajahnya memerah saat melihat bibi Joannanya berputar dan berkacak pinggang menatapnya dengan pandangan kesal.

"Oh astaga, apa yang kau pikirkan sebenarnya, Anak Muda? Hampir setiap malam kau ... ralat, setiap malam kau tidur dengannya tapi kau tidak berpikir untuk bertanya berapa usianya?" Dengus Joanna membuat Lexus hampir tergelak karena bibi Joannanya bisa sangat polos jika sedang marah.

"Ralat, aku tidak tidur dengannya, Bibiku Yang Cantik, kami hanya tidur dikamar yang sama dan tidak lebih," koreksi Lexus.

Joanna mengibaskan tangannya dengan malas, "apapun itu, tidak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan kesalahanmu."

Lexus menegak es tehnya dan mengusap bibirnya dengan punggung tangannya, "aku pikir aku tidak membuat kesalahan apapun, aku tidak menyentuhnya lebih dari memegang tangannya, dan ingatkan aku jika aku salah karena seingatku memegang tangannya tidak akan membuatnya hamil jadi aku pikir aku tidak perlu bertanya apapun yang pribadi soal dirinya. Kami hanya terikat karena seribu lima ratus dolar itu."

Joanna menganga mendengar protesan Lexus itu sebelum berjinjit dan menjewer telinga Lexus yang lebih tinggi darinya, "kau anak yang sangat nakal, bagaimana bisa kau mengatakan hal ini? Ini bukan soal kau mambuatnya hamil atau tidak, karena ayah dan pamanmu benar-benar akan menghajarmu jika kau menghamilinya, tapi soal kau menghargainya."

"Seribu lima ratus dolar, Bi," ringisnya memegangi telinganya yang terasa panas dalam jeweran bibinya.

"Bukan uang, oh Tuhan, kau tidak tertolong, Lexus," dengus bibinya dengan melepaskan jewerannya karena kaki mungil bibinya mulai lelah berjinjit. Joanna mengibaskan roknya dengan kesal, "kau sangat yakin dia wanita baik-baik, kau sendiri yang mengatakannya pada ayah dan ibumu serta pamanmu, lalu apa pantas kau memberikan seribu lima ratus dolar untuk membebaskannya tanpa tau apapun tentangnya? Setidaknya berikan sedikit rasa hormatmu padanya, beri dia perhatian, kau tidak akan rugi apapun."

Lexus mengusap telinganya yang memerah, "untuk apa? Setelah dia bebas, kami tidak akan bertemu lagi."

Joanna mengerutkan keningnya dan memandang Lexus seolah Lexus adalah orang gila, "apa dia sejelek itu?" Tanya Joanna membuat Lexus tergelak keras.

Audrey? Jelek? Itu lelucon atau apa? Pikir Lexus dalam hati.

"Dia bahkan sama sekali tidak jelek, aku hanya berpikir dia akan jadi kekasih yang sempurna dan menyenangkan, tapi Audrey bukan tipe wanita yang cocok hanya dijadikan kekasih dan aku tidak mau melangkah terlalu dekat dengan wanita seperti itu. Membuat kulitku merinding," jelas Lexus membuat Joanna menatap sedih pada Lexus.

"Sayang sekali, padahal aku pikir akan ada tambahan anggota keluarga lagi dalam waktu dekat. Jika dia cantik maka itu akan beresiko sekali untuknya berkeliaran di kota setelah kau membebaskannya, terutama kata Hellen, Audrey masih sangat muda. Dia harus bisa melindungi dirinya sendiri jika tidak ada yang mau menjaganya," kata Joanna berpura-pura sedih untuk memancing reaksi Lexus dan membuat Lexus tertegun memikirkan apa yang dikatakannya. Walaupun begitu, apa yang dikatakan oleh Joanna sangat benar, jika Audrey memang secantik itu dan sendirian maka tidak bisa dipungkiri mungkin saja orang lain yang akan menjual Audrey suatu hari nanti setelah menangkap wanita itu, mungkin juga akan menjualnya ke kota lain dan bukan di tempat Martha lagi.

Persetan, Audrey Aston bukan lagi tanggung jawabku setelah aku menebusnya nanti.

"Semoga saja dia menemukan seseorang yang bersedia melindunginya, tapi aku sangat yakin, bukan aku orangnya, Bi," yakin Lexus sebelum meletakkan gelas es tehnya di atas batu besar didekat ban kereta kuda itu dan beranjak meninggalkan Joanna yang hanya mampu menatap punggung keponakannya.

"Kenapa, Lexus?" Tanya Joanna pelan saat Joanna menangkap ketakutan dimata Lexus jika seseorang membahas soal hubungan jangka panjang dengan pemuda itu.

Apa sebenarnya yang ditakutkan Lexus?

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now