8

20.2K 1.5K 15
                                    

Lexus terengah dan membiarkan keringat membasahi seluruh tubuhnya saat prajurit yang kemarin menyapanya dan memperkenalkan diri sebagai Brandon Anderson itu mengulurkan tangan padanya menawarkan bantuan pada Lexus untuk membantu Lexus berdiri sebelum menepuk pundak Lexus sedikit keras.

"Kau belum benar-benar maksimal"

"Kau hampir membunuhku" keluh Lexus membuat Brandon tergelak keras.

"Ini bukan lagi area bermain anak, Lex. Kau belum bertemu dengan tuan Meyer karna aku yakinkan padamu bahwa kau mungkin akan sedikitnya kehilangan satu jarimu jika kau tidak berlatih dengan keras" jelas Brandon saat mereka berdua turun dari panggung duel pedang.

Lexus bersandar pada panggung dan mengulurkan pedangnya pada Brandon saat pemuda itu meminta pedang yang di pakai oleh Lexus untuk mengembalikannya ke rak pedang dan ikut bersandar disebelah Lexus.

"Tidak masalah jika aku kehilangan jariku karna aku harus bisa mengusai semua ini secepat yang aku bisa agar aku bisa mendapatkan bayaranku secepatnya"

Brandon mengangkat alisnya, "kenapa?"

Lexus mendesah lelah, "karna aku sedang sangat putus asa untuk mendapatkan uang" sebelum mengendik, "jadi, disinilah aku"

Brandon bersedekap dan menatap teman barunya, "dengar, aku tau ada sesuatu yang aneh denganmu. Tidak ada, sama sekali tidak ada yang pernah menginginkan pekerjaan ini selain orang-orang berdarah dingin yang pernah membunuh seseorang dan aku lihat kau tidak ahli dalam bidang apapun"

"Aku ahli di peternakan" sanggah Lexus tersinggung.

Brandon mengangkat tangannya, "maksudku adalah dalam hal senjata. Dan kita diupah bukan saat kita latihan tapi saat kita sukses dalam misi yang diberikan kerajaan jadi sebanyak apapun peluru yang tepat sasaran di arena menembak tidak akan menghasilkan uang jadi sepertinya kau salah soal informasi itu" jelas brandon membuat Lexus mengerutkan keningnya.

"tapi dia mengatakannya dengan jelas"

"siapa?" tanya Brandon sebelum pintu terbuka dan Lexus tidak sempat menjawab pertanyaan itu saat seorang laki-laki berotot berderap dengan sigap mendekati mereka dan tersenyum dingin membuat Brandon berdiri tegap untuk di ikuti oleh Lexus.

"jadi? dimana anak baru itu?" tanya suara bariton pria itu membuat Lexus maju selangkah mendekat.

"aku. namaku..."

"Lexus Paxton" potong pria itu membuat Brandon sangat terkejut karena kemarin Lexus memperkenalkan diri sebagai Lexus Cruz bukan Paxton namun membuat Lexus mengerutkan kening terganggu.

Lexus menggeleng, "bukan, aku Lexus Cruz" sanggahnya membuat pria itu mengangkat sudut mulutnya membentuk senyum sinis.

"terserah tapi siapapun kau, aku tidak akan bersikap lunak" dengan berpaling menatap Brandon, "jadi, anak bodoh ini menguasai apa?" tanyanya pada Brandon.

Brandon menggeleng, "tidak ada, tapi katanya dia ahli dalam beternak" jawab Brandon membuat pria itu kembali menatap Lexus dari atas hingga bawah.

"aku butuh seseorang yang ahli dalam senjata dan bela diri bukan peternak yang hanya bisa memerah susu sapi atau memberi makan babi" bentaknya pada Lexus membuat Lexus kesal.

"maaf tapi kami belum beternak yang lain selain kuda, dan itu tidak mudah" kata Lexus protes membuat pria itu beranjak ke arena menembak tanpa menghiraukan apa yang Lexus katakan.

pria itu membuka bufet yang menempel ke dinding dan mengambil pustol dengan gagang berukir yang terlihat berat di tangan laki-laki itu sebelum memasukkan sebuah bola kecil dan mesiu lalu mengarahkan tangannya ke sasaran tembak di ujung terjauh arena tanpa melepaskan pandangan dan senyum sinisnya dari Lexus untuk menembak sasaran itu dengan tepat.

Lexus menyipit untuk melihat sasaran tembak itu berlubang tepat di tengah lingkaran sebelum kembali melihat laki-laki yang kini kembali mengisi pistolnya untuk mendekat ke arah Lexus dan menyodorkan pistol itu, "seorang pria yang hebat tidak hanya menguasai satu keahlian. jika kau belum tau, aku juga juara melaso selama tiga dekade karna aku punya peternakan seperti milik pamanmu dan aku juga menjinakkan kuda Mustang. Jadi apa sekarang kau mau berhenti membanggakan keahlianmu yang hanya satu dan kembali berlatih?"

Lexus menatap langsung pada mata laki-laki itu yang terasa sedingin es sebelum mengambil pistol yang di sodorkannya lalu mengangguk.

Laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada Brandon sebelum menunjuk dengan dagunya ke arena menembak, "berlarilah di sana, jadilah sasaran menembaknya" perintah laki-laki itu membuat Lexus memucat saat Brandon dengan patuh--bahkan sangat bahagia--berlari-lari ke sudut terjauh diantara sasaran menembak.

"Tenang saja Lex, kau akan menikmatinya. Tuan Meyer baru satu kali melakukan pelatihan seperti ini pada prajurit pemilik kemampuan khusus" teriak Brandon dari ujung terjauh arena.

"Tutup mulutmu Brandon" bentak laki-laki yang ternyata adalah tuan Meyer yang dari tadi di sebut-sebut oleh Brandon dan ternyata memang sedingin yang di ceritakan oleh Brandon, hanya saja sepertinya Lexus melihat tatapan kagum setiap kali Brandon menatap Tuan Meyer seolah Brandon selalu menjadikan Tuan Meyer sebagai panutan sepanjang hidupnya.

Lexus berpaling pada Tuan Meyer, merasa tidak yakin dengan metode pelatihan yang di terapkannya karena jelas sekali Lexus tidak mau melukai Brandon, "aku tidak memiliki kemampuan khusus jika itu yang kau pikir ku miliki jadi sepertinya kita harus melakukan latihan dengan papan sasaran saja"

"Bukan kewenanganmu untuk menentukan metode latihanku, kau berada di bawah perintahku jadi lakukan apa yang aku perintahkan" dengan bersedekap dan menunjuk dengan dagunya kearah Brandon, "dan jika kau tidak ingin melukainya maka kau harus menemukan sasaranmu"

Lexus memindahkan pistol di tangannya yang lain saat merasa tangannya mulai berkeringat, jelas sekali Tuan Meyer tidak akan peduli jika tanpa sengaja Lexus melukai teman barunya karna kini Tuan Mayer beranjak untuk bersandar dengan santai di dinding untuk memperhatikan pada apa yang akan Lexus lakukan. Dan jelas tidak akan beranjak dari sana sebelum Lexus melepaskan peluru pertamanya.

Lexus mengelapkan tangannya yang berkeringat keatas celananya sebelum memegang pistol dengan kedua tangannya untuk membidik.

"Bidik Brandon" perintah Tuan Meyer membuat Lexus berpaling.

"Kau pasti bercanda, kau bilang aku harus menemukan sasaranku"

"Brandon adalah sasaranmu" jawabnya tegas.

"Bagaimana jika aku membunuhnya?" Protes Lexus namun membuat Tuan Meyer tertawa meremehkan.

"Apa kau baru saja mengatakan bahwa kau yakin kau akan mengenai sasaran? Itu terlalu bagus untuk pujian bagi dirimu sendiri, peternak kuda" membuat Lexus menggeretakkan giginya, dan jika maksud Tuan Meyer untuk membangkitkan amarahnya maka laki-laki itu berhasil dengan sangat baik tanpa perlu bersusah payah.

Lexus mengangkat kembali pistolnya, "aku siap Braddy" teriak Lexus membuat Brandon menyeringai dan mulai berlari dengan langkah lebar yang kini di ikuti oleh ujung pistol dalam genggaman Lexus.

Gagang pistol yang terasa dingin dalam genggaman Lexus semakin membuat telapak tangan Lexus berkeringat dan harus membuatnya mencengkeram dengan erat agar pistol itu tidak meluncur jatuh dari tangannya dan mempermalukan dirinya sendiri.

Lexus memejamkan matanya dan mengerjap berkali-kali saat detak jantungnya seolah memukul-mukul belakang matanya. Menyipit untuk membidik saat Brandon berlari dengan langkah lebarnya dan seringai senang seolah menjadi papan sasaran sama menyenangkannya seperti melakukan kompetisi berkuda dan memenangkan emas satu karung.

"Tembak, keparat!" Bentak Tuan Meyer membuat Lexus tersentak terkejut dan menekan pelatuknya hingga lengannya sakit karena sentakan kekuatan pistolnya yang meluncurkan peluru ke arah Brandon.

Lexus memucat saat melihat Brandon terlempar ke salah satu papan sasaran tembak yang membuat papan sasaran itu patah karna berat tubuh Brandon, "oh tuhan" dengan melemparkan pistol itu sembarangan sebelum berlari untuk melihat keadaan Brandon yang terkapar tak bergerak, "oh tuhan, aku membunuhnya"

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now