28

13.6K 1.3K 20
                                    

Audrey merapikan gaun sederhana pemberian keluarga Cruz sebelum mengepang rambutnya dengan sederhana. Audrey sudah bertemu Nyonya Joanna Cruz yang sangat cantik dengan mata hijau besar, Nyonya Cecillia Cruz yang ternyata adalah ibu Lexus dan Tuan Dante Cruz, ayah Lexus, tadi malam. Mereka sangat baik dan menyenangkan, bahkan mereka memeluk Audrey dengan hangat seolah mereka tidak tahu bahwa Audrey baru saja keluar dari rumah bordil. Audrey hampir saja dibuat menangis oleh mereka karena sangat bersyukur, mereka tidak menghakimi Audrey bahkan dengan tatapan mereka.

Hari ini Audrey akan mulai bekerja, tapi sebelumnya Audrey akan bertemu dengan orang-orang terpenting dipeternakan Little Cruz ini, jadi Audrey tidak boleh terlihat kumal.

Audrey keluar dari kamar dan segera saja disambut oleh senyum ramah Tuan William Cruz yang sedang duduk dimeja makan bersama Tuan Dante Cruz. Mereka menghentikan pembicaraan mereka untuk menatap Audrey dari atas hingga bawah.

"Wah, kau memiliki warna rambut yang sangat cantik. Apa kau tahu itu?" Puji Dante membuat Audrey tersenyum lebar dan menarik kepangan kebahu untuk memilin dengan malu-malu.

"Dulu Lexus pernah mengatakannya," jawab Audrey pelan.

Willis dan Dante mengerutkan kening sebelum saling menatap sekilas, "dulu?" Tanya Willis penasaran.

Audrey segera menggeleng, "aku harus membantu nyonya Cruz."

"Oke, tapi apa kau tidur nyenyak? Setelah sarapan dan bertemu dengan orang-orang penting di peternakan ini, kita akan mulai menentukan dimana kau akan tinggal. Karena sangat mendadak, aku minta maaf kau harus tidur dengan istriku tadi malam," jelas Willis membuat Audrey mengangguk.

"Seharusnya aku yang minta maaf, Anda jadi harus tidur diluar," kata Audrey merasa bersalah.

Cecillia membawa mangkuk dari dapur dengan aroma yang sangat lezat sebelum menatanya diatas meja, "jangan sungkan, kau bisa tidur dikamar denganku dan aku tidak merasa bersalah karna sudah mengusir Dante dari kamar," ledek Cecillia membuat Willis dan Dante tergelak.

"Jangan terlalu percaya diri, Sunshine, aku tahu kau akan dengan mudah merindukanku." Dante mengedip menggoda Cecillia membuat wajah Cecillia memerah.

"Jangan dengarkan mereka, Sayang. Ayo kita kedapur," ajak Cecillia menggandeng lengan Audrey seolah mereka adalah teman, dan Audrey sangat senang diperlakukan seperti itu seolah Audrey penting, juga seolah Audrey sudah menjadi bagian dari keluarga ini.

Audrey tidak pernah punya keluarga yang menyayanginya, juga teman untuknya berkeluh kesah, tapi dalam waktu kurang dari satu hari, semua itu didapatkannya disini.

Audrey tidak berani berharap banyak, mereka memang orang-orang baik tapi mereka tetap adalah orang asing. Bukan, tapi Audrey lah yang orang asing dipeternakan keluarga ini.

Audrey masih belum bertemu Lexus, tapi Audrey tahu Lexus tidak akan senang melihatnya disana. Audrey sudah bisa membayangkan wajah kesal Lexus atau umpatan favorit Lexus jika melihatnya disekitar pria itu. Hati Audrey akan berdarah-darah, tapi Audrey harus bertahan disana demi membayar hutangnya untuk sementara waktu selama Audrey mencoba mendapatkan pekerjaan ditempat lain. Audrey tidak tahu apapun soal kuda dan peternakan tapi Audrey bisa mencuci baju atau membereskan rumah, juga memasak, jadi Audrey akan berbicara jujur sebelum Tuan Cruz menentukan dimana Audrey akan bekerja. Juga tentang ketidak mampuan Audrey untuk membaca atau menulis.

Joanna berbalik dari tungkunya saat Cecillia dan Audrey masuk kedalam dapur, sebelum Joanna menatap penampilan Audrey dari atas hingga bawah lalu berdecak kagum.

"Apa sudah ada yang mengatakan padamu bahwa kau sangat cantik, Audrey?" Tanya Joanna membuat Cecillia tergelak dan menunjuk dengan dagunya kearah ruang makan.

"Para pria sudah mengatakannya, tapi lihat rambutnya. Kau bisa membayangkan bagaimana gatalnya Hellen jika melihat rambut dengan warna seindah ini?" Dengan menarik pelan rambut Audrey untuk menelusuri jalinan kepangannya.

Joanna tergelak dan mengangguk, "ya, Hellen akan mengganggumu setiap pagi hanya untuk mengepang rambutmu. Sementara waktu, Letty akan terbebas dari itu semua," dengan kembali membungkuk dan mecicipi supnya.

Mereka bekerja sama didapur dan merasa sangat cocok saat membahas soal makanan. Mereka menata sarapan dan mulai duduk saat Letticia serta seorang anak laki-laki berusia sama seperti Letticia masuk kedalam ruang makan. Letticia menyipit saat melihat Audrey disana dan membuat Audrey tidak nyaman.

"Kenapa kau ada disini?" Tanya Letticia membuat Cecillia dan Dante melotot pada putrinya itu tapi Letticia tidak menyadarinya karena masih sibuk meneliti penampilan Audrey.

"Aku ... aku ... "

"Audrey bekerja disini, Sayang," jawab Cecillia dan menatap Willis meminta bantuan.

Willis menyadari tatapan Cecillia dan berdehem untuk mendapatkan perhatian Letticia serta Edward.

"Audrey akan mulai bekerja disini mulai hari ini, jadi aku harap kau dan Letty akan memperlakukannya dengan baik. Bertemanlah, oke?" Jelas Willis pada Edward yang dengan cepat mengangguk tapi Letticia hanya mengendik tak acuh. "Sebaiknya kita mulai sarapan karena kuda-kudaku sudah bangun lebih pagi dari pada ayam di peternakan kota lain."

Mereka berdoa sebelum sarapan dan Audrey membantu membereskan meja makan. Cecillia dan Joanna membantu menunjukkan letak peralatan yang penting di dapur sebelum mereka beranjak ke gudang yang terlihat ramai karna Willis melakukan rapat pagi itu bersama pekerja peternakannya saat mereka bertiga masuk kedalam gudang.

Willis tersenyum dan beranjak untuk berdiri disamping Audrey untuk mulai memperkenalkan Audrey pada mereka semua lalu memperkenalkan mereka satu persatu pada Audrey sebelum seorang wanita dengan rambut kelabu bergeser mendekat lalu memeluknya dengan erat.

"Halo sayang, selamat datang di Little Cruz. Aku Hellen, nenek Lexus," bisik wanita itu membuat Audrey membeliak.

"Oh, aku sering mendengar tenang anda dari Lexus."

"Dan bolehkah kami mendapatkan pelukan juga sebagai salam perkenalan, Bos?" Tanya salah satu pekerja peternakan pada Willis saat melihat Hellen dan Audrey berpelukan lalu berbisik-bisik.

Wajah Audrey memerah dan bergerak gelisah saat para pekerja yang lainnya tertawa.

Willis bersedekap dan menatap garang pada pekerja yang membuat lelucon tadi, "dia berada di bawah perlindunganku, Alan. Dia adalah puteriku, jadi jangan macam-macam," ancam Willis membuat Alan mengendik.

"Aku hanya bercanda, Bos."

"Jangan pernah berani melakukannya atau hanya sekedar memikirkannya jika kau tidak mau kehilangan pekerjaanmu. Aku memberikan pekerjaan hanya pada pria baik-baik, aku tidak menoleransi sikap kalian jika kalian terbukti berani melecehkan wanita bahkan saat diluar jam kerja. Aku punya wanita-wanita yang akan kulindungi jadi aku tidak mau seorang bajinganpun berada didekat mereka," jelas Willis tegas. "Paham?"

Mereka menunduk dan mengangguk, "paham."

"Aku ... minta maaf, Bos." Ucap Alan pelan.

"Katakan pada Audrey."

Alan mengangguk dan menatap Audrey dengan tidak nyaman, "aku minta maaf, Nona. Aku sungguh-sungguh tidak berpikir untuk merendahkanmu, aku minta maaf."

Audrey mengangguk pelan dan tersenyum sebelum menatap Willis yang mengedip padanya.

Pada akhirnya, disinilah Audrey mendapatkan perlindungan yang selama ini tidak pernah di rasakannya. Lexus sangat beruntung memiliki keluarga seperti mereka semua.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ