21

14.7K 1.2K 16
                                    

Audrey membuka matanya dan mendesah pelan saat merasakan belaian dilengannya, awalnya Audrey berpikir bahwa Lexus mungkin sedang mengigau karena belaian dilengannya kini mulai berpindah ke pinggangnya dan membuat Audrey harus menahan napasnya, bingung harus bagaimana menghadapi setiap sentuhan Lexus.

Biasanya Lexus hanya akan menciumnya dan membuat Audrey ketagihan, walaupun Audrey tidak berani mengatakannya pada Lexus.

Tangan besar Lexus mulai naik tanpa tergesa-gesa, membelai dibawah lekukan lembut payudarannya dan mulai membuat Audrey memejamkan matanya kembali.

"Kau menikmatinya?" Bisikan parau ditelinga Audrey membuat Audrey membuka matanya dan mengeryit. Itu bukan suara Lexus.

Audrey bergeser dengan panik berusaha menjauh dari tubuh besar yang memeluknya dari belakang namun pelukan lengan kokoh itu seolah menguncinya disana. Audrey bahkan mengalami sesak napas karena lengan kokoh itu mulai melingkari lehernya, berniat untuk mencekiknya.

Oh Tuhan ... tolong aku, Lexus. Tolong aku ... panik Audrey berusaha mencakar dan menyingkirkan lengan sekokoh besi yang mencoba menghentikan aliran udara ditenggorokannya.

Audrey memukul dan menangis, berusaha menjerit saat satu tangan laki-laki itu menarik paksa gaun cantik pemberian ibu Lexus hingga robek dan membuat payudaranya terpampang. Audrey menggeliat dan menendang saat merasa paru-parunya terbakar mencoba mencari udara, mengacuhkan apapun yang laki-laki itu lakukan pada tubuh Audrey karena Audrey hanya ingin menghirup udara yang kini seolah dirampas tanpa ampun darinya.

Lexus, aku mohon ... dimana kau? Isak Audrey berusaha bertahan dari kesadaran yang hampir merenggutnya sebelum tubuh besar laki-laki itu menindih diatasnya dan membuat Audrey dapat menghirup udara dengan rakus untuk mengisi paru-parunya saat lengan laki-laki itu berganti memegangi kedua pundak Audrey, agar Audrey tidam dapat melepaskan diri dari himpitan laki-laki itu.

Audrey terengah dan menggeleng mencoba mengembalikan kesadarannya yang hampir menjauh namun kengerian kembali mencekiknya saat sadar siapa yang kini ada diatas tubuhnya dan berniat untuk mengklaim Audrey.

"Lepaskan aku, Bajingan," bantak Audrey mencoba menarik lengannya dan menendang namun sosok itu tidak bergerak dari atas tubuhnya, hanya menyeringai pongah.

"Kau mirip sekali dengan ibumu, Audrey. Kau mirip sekali dengan wanita jalang itu," bisik Ayahnya sebelum tangan besar ayahnya menamparnya dengan keras dan membuat Audrey menjerit.

"Ssh ... Audrey, Darlin, buka matamu. Kau hanya bermimpi," bisik seseorang mengguncang lengan Audrey dan membuat Audrey membuka matanya dengan terkejut.

Audrey terengah-engah menatap kosong pada langit-langit kamarnya sebelum mendorong dengan panik tubuh besar diatasnya dan merapat kedinding, menutupi dadanya.

Audrey terisak dan mengerjapkan pandangannya yang buram oleh air mata sebelum menggeleng panik.

"Aku mohon jangan," paniknya saat sosok itu berdiri dengan berkacak pinggang disamping ranjang Audrey.

"Ini aku, Lexus."

Audrey mengerutkan kening, Lexus? Siapa Lexus? Aku seperti pernah mendengarnya.

Audrey mengusap matanya untuk menjernihkan pandangannya, menatap laki-laki yang mamandangnya dengan khawatir dan seketika membuat Audrey ingat siapa Lexus.

"Oh Tuhan, Lexus. Oh Tuhan ... oh Tuhan ... " panik Audrey berdiri dan melemparkan tubuhnya kedalam dekapan Lexus.

Lexus mengusap punggung Audrey dan mengayunkan tubuhnya untuk menenangkan Audrey, "ssh ... kau hanya mimpi buruk, jangan takut. Tenanglah,aku ada disini," bisik Lexus mengangkat Audrey dari lantai untuk merapatkan tubuh mereka.

Audrey masih terisak-isak dan gemetar selama hampir setengah jam sebelum gadis itu terlelap dalam dekapan Lexus. Matanya bengkak, hidung mungilnya merah, tapi bahkan hingga gadis itu tertidur jemari mungilnya mencengkeram kemeja Lexus seolah takut Lexus akan meninggalkannya.

Lexus mengayunkan tubuhnya beberapa menit lagi hingga tangan Audrey mulai melemah, sebelum merebahkan gadis itu kembali keatas ranjang.

"Aku disini, Darlin, aku disini," bisik Lexus pelan saat sesekali Audrey merintih dalam tidurnya dan kembali tenang saat mendengar suara Lexus didekatnya.

Lexus mendesah berat dan mengusap wajahnya karena lelah sebelum menatap wajah cantik Audrey yang sembap, mengutuki dirinya sendiri karena membuat Audrey semakin tergantung padanya.

Gadis itu terlihat sangat rapuh dan bisa hancur kapan saja. Lexus pernah mengalami mimpi buruk seperti itu ditahun-tahun pertama kebebasannya, karena itulah Lexus tau apa yang dirasakan Audrey. Rasanya sangat menyiksa, bahkan dalam tidur, iblis itu bisa membuatmu hancur dengan mimpi buruk.

Dulu, biasanya Lexus akan memikirkan Dante saat mimpi buruk menyerangnya, Lexus akan mengatakan ribuan kali pada dirinya sendiri bahwa itu hanya sekedar mimpi dan Dante sudah membawanya pergi jauh dari ayah kandungnya. Dante sudah menjadi pahlawannya hingga detik ini dengan memberikan segala yang laki-laki itu miliki dalam hidupnya. Tapi Lexus tidak mau Audrey memikirkannya dan menjadikan Lexus sebagai penangkal mimpi buruknya, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari perasaannya jika Lexus pergi nanti.

Ya, Lexus akan pergi. Lexus tidak pernah berencana untuk membuat hubungan mereka berhasil, bukan karena Lexus tidak mampu tapi karena Lexus tidak mau.

Lexus punya ketakutannya sendiri, dan rasa takut itu telah dibangkitkan oleh Audrey, padahal selama bertahun-tahun Lexus mampu menekannya jauh kedalam dirinya dan tidak membiarkan siapapun melepaskan rasa takut itu.

Lexus tidak menyangkal bahwa Lexus mungkin sudah jatuh hati pada gadis itu, dan hanya tuhan yang tahu bahwa tidak ada yang mampu membuatnya berhenti untuk mencintai Audrey. Perasaan itu sangat menyiksanya, seolah memberinya akses untuk menyentuh Audrey tapi juga memberinya batasan.

Lexus selalu merasa panik dan terjebak setiap kali Audrey menunjukkan perasaannya pada Lexus. Audrey seolah sudah melemparkan laso tak kasat mata dan menjerat Lexus, itu semua membuat Lexus ingin melarikan diri dari gadis itu, sejauh-jauhnya.

Lexus tidak suka merasa terjebak setelah selama masa kecilnya Lexus merasa tidak punya nyali untuk pergi dari rumah, terpaksa menerima setiap pukulan dan cambukan dari ayah kandungnya, juga merasa hanya mengenal satu rumah untuknya pulang walaupun Lexus tidak ingin pulang karena tahu apa saja yang akan diterimanya saat berada didalam rumah itu. Dan saat kini Lexus bebas, Lexus tidak ingin terikat lagi. Lexus tidak ingin merasa terjebak lagi, dengan Audrey atau dengan siapapun.

Lexus ingin mengurus dirinya sendiri, bahagia dengan apa yang dimilikinya dan tidak ingin menjadi milik orang lain.

Lexus akan mencari wanita penghibur, bercinta, lalu pergi tanpa perlu memikirkan ikatan yang rumit, juga anak-anak sebagai bonusnya. Lexus tidak perlu cinta, Lexus tidak perlu memikirkan perasaan orang lain dan Lexus tidak perlu menjaga setiap sikapnya. Lexus bahagia dengan itu semua jadi kenapa Lexus harus melepaskannya demi seorang wanita? Didunia ini ada banyak sekali wanita, Lexus tidak akan rugi jika tidak memiliki satu karena Lexus bisa memiliki yang lainnya selama satu malam. Itu saja cukup.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now