49

15K 1.3K 35
                                    

Audrey menggeliat saat merasakan kecupan lembut di tengkuknya dan membuat Audrey tersenyum tanpa membuka matanya karena tahu itu pasti Lexus, yang selalu menyelinap masuk kedalam kamar Audrey beberapa jam setelah mengantarkan Audrey pulang dari pesta.

Season hampir berakhir dalam hitungan hari, Audrey sudah mencoret semua kandidat sejak lama bahkan sebelum Lexus datang ke London karena Audrey hanya mencintai satu pria. Jikalau Audrey harus memilih untuk menikah dengan laki-laki lain selain Lexus, maka Audrey akan melakukannya tanpa cinta.

"Darlin ... buka matamu," bisik Lexus membuat Audrey mengerang malas dan membuka matanya untuk bertemu pandang dengan mata biru Lexus.

Audrey tersenyum sebelum Lexus menunduk untuk melumat bibir Audrey, menyusupkan tangannya kebalik gaun tidur katun Audrey untuk meremas kulit lembut payudara Audrey dan membuat Audrey merintih.

"Oh Tuhan, kau membuatku gila, Darlin," lalu menciumi leher Audrey dan membuat Audrey gemetar.

Audrey menjambak rambut Lexus untuk menikmati rambut hitam Lexus disela jemarinya, "bercintalah denganku, Lexus," mohon Audrey membuat Lexus menggeram serak oleh undangan Audrey.

Lexus mengecup leher Audrey sekilas sebelum mengangkat tubuhnya, mengusap paha mulus Audrey lalu mengecup bibir bengkak Audrey.

"Kita harus berpikiran jernih, Audrey," sebelum merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sebuah kalung berwarna tembaga berbentuk hati, "aku datang untuk memberimu ini, aku memenangkan perjudian malam ini di salah satu Club dengan taruhan besar. Kalung tembaga ini mengingatkanku padamu."

Audrey duduk dari tidurnya setelah Lexus duduk di tepi ranjang, merapikan gaun tidurnya sebelum menerima kalung itu. Meraba ukirannya saat api di perapian hanya berupa bara yang hampir padam karena beberapa jam lagi fajar akan tiba.

"Pasti cantik," bisik Audrey sebelum Lexus menjentik pemantik yang juga baru dibelinya. Pemantik itu juga berwarna tembaga yang seolah memang dipasangkan dengan kalung itu.

Lexus mendekatkan pemantiknya untuk memberi penerangan ada Audrey agar Audrey bisa membaca ukirannya. Audrey menutup mulutnya saat mengeja dengan pelan tulisan namanya.

"Kau mengukir namaku?"

Lexus mengangguk, "aku harap kau suka."

"Suka sekali. Maukah kau memakaikannya?" Pinta Audrey membuat Lexus tergelak pelan dan mengulurkan tangannya meminta kembali kalung itu, Audrey menyerahkannya dan berputar agar Lexus bisa memasang kait dirantai kalung itu.

Lexus memasang kait itu sebelum mengecup tengkuk Audrey sekilas.

"Kau pasti terlihat luar biasa besok pagi jika kau mau mengenakannya saat berkuda ke taman, aku akan menunggumu ditaman," bisik Lexus.

Audrey mengusap liontin berbentuk hati dikalungnya, menikmati rasanya sebelum mengangguk dan tersenyum.

"Aku akan memakainya,"

Lexus mengangguk dan mendekat untuk mencium Audrey kembali, "aku tidak bisa menginap malam ini, aku takut akan melakukan sesuatu yang akan kita sesali selamanya. Jangan berpikir bahwa aku tidak menginginkanmu, Darlin, aku terlalu menginginkanmu sehingga sulit bagiku untuk mengontrolnya," lalu berdiri dari duduknya dan beranjak kearah jendela sebelum berbalik, "dan soal luka cambuk di punggungmu, aku tidak pernah jijik akan luka itu."

Audrey mengerjap sebelum ikut turun dari ranjang, "tapi ... tapi kau muntah."

Lexus mengangguk, "itulah kesalahanku, aku seharusnya kembali untuk menjelaskan padamu. Aku bahkan tidak menyangka bahwa kau melihatku muntah," lalu menyugar rambutnya, "aku muntah bukan karena aku jijik pada luka di punggungmu, aku ... seolah bisa melihat bagaimana bajingan itu melakukannya padamu, aku seolah bisa merasakan rasa sakitnya saat cambuk kulit itu menggores punggungmu, lalu aku pergi dan tidak pernah kembali karena aku benar-benar akan menjadi pembunuh jika aku melihatmu untuk kembali mengingat luka itu," jelas Lexus membuat Audrey memeluk pinggangnya sendiri saat kenangan akan cambukan-cambukan itu kembali berkelebat dalam ingatannya.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now