Seize

47.7K 3.9K 16
                                    

"Kamu yakin tidak apa-apa jika tinggal disini sendiri?" tanya Sean menatap Ashley tak yakin.

Ashley terkekeh geli dan mengangguk pelan, "Ini rumahku, Sean. Tidak akan terjadi apa-apa padaku, lagipula kedua orangtua ku akan pulang sore ini," jelas Ashley.

"Kamu yakin?" Ashley tersenyum kecil, lalu mendorong tubuh tegap Sean untuk kembali masuk kedalam mobilnya.

"Aku tidak apa-apa. Pulanglah, hati-hati dijalan," ujar Ashley.

Sean menghembusan napasnya berat, seakan-akan menolak untuk pulang, tapi akhirnya lelaki itu mengalah, lalu meninggalkan rumah sederhana itu.

Ashley tersenyum kecil menatap kepergian Sean. Jantungnya tiba-tiba berdegup, mengingat kejadian kemarin malam, "Tidak apa, Ashley. Kamu akan baik-baik saja," ujar Ashley pada dirinya sendiri.

Saat hendak membuka pintu rumahnya, tangannya terhenti, melihat mobil milik Sean berjalan mundur, kaca mobil itu pun terbuka, "Malam ini, kutunggu jam 19.00, bersiaplah!" ujar Sean dengan suara yang sedikit dikeraskan agar dapat terdengar.

Ashley mengangguk sambil melambaikan tangannya kearah Sean yang mulai menjauh dari perkarangan rumah miliknya.

Ashley memberanikan dirinya masuk kedalam rumah tersebut, gadis itu bergegas mengunci pintunya dan berlari masuk kedalam kamarnya.

Ashley tersenyum kecil, membayangkan wajah tampan Sean. Gadis itu menghempaskan tubuhnya keatas kasur miliknya.

"Ini semua bagaikan mimpi.." Ashley menggigit gulingnya gemas, "Mimpi terindahku," Ashley menendang-nendang kakinya yang masih tersentuh lantai.

Disisi lain. Sean menghentikan mobilnya, melihat serangan yang datang dari ketiga manusia serigala yang akhir-akhir ini terus menguji kesabarannya.

"Aku tidak punya waktu jika kalian hanya ingin membahas hal yang tidak penting," ujar Sean.

Pierre melangkah maju, "Aku meminta mu untuk menjauhi Ashley," ujar Pierre mantap.

Sean tertawa meremehkan, "Menjauhinya? Ck, itu tidak akan terjadi." Sean melipat kedua tangannya didada.

"Lalu, beri aku alasan mengapa kamu tidak bisa menjauhinya!" ujar Pierre mulai terbawa emosi.

Sean langsung memasang wajah datar tanpa ekspresinya, "Itu sama sekali bukan urusanmu," balas Sean.

Sean hendak kembali masuk kedalam mobilnya, tapi Pierre mencekal tangannya dengan kuat. Sean yang terkejut akan hal itu, refleks mengeluarkan kekuatannya, tubuh Pierre pun terpental sangat jauh.

Sean mengelap bekas cekalan Pierre, "Jangan pernah sekali pun kalian menyentuhku," ujar Sean dingin, lalu masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya.

"Sialan!" Pierre menatap mobil yang mulai menjauh itu.

Pukul 20.00 telah berlalu. Sean tersenyum kecil melihat wajah polos Ashley yang begitu lucu dengan dengkuran halusnya. Sean mengelus rambut coklat halus itu. Ashley menggeliat dan memeluk tubuh Sean erat, menjadikan tubuh tegap itu gulingnya. Lalu, gadis itu membuka matanya.

"Sean!" Ashley sedikit terkejut mendapati Sean yang sudah berada disebelahnya, "Jam berapa ini?" tanya Ashley tiba-tiba, mengingat Sean akan mengajaknya keluar jam tujuh malam.

"Jam delapan," jawab Sean santai.

Ashley terbelalak kaget, "Jam delapan? Mengapa kamu tak membangunkan aku?" Ashley mengusap wajahnya.

Sean tersenyum kecil, "Sudahlah, lupakan ajakkan ku beberapa jam yang lalu, seperti ini lebih baik." Sean menarik tubuh Ashley kedalam pelukkannya.

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now