Trente Huit

35.9K 3K 40
                                    

Ashley menghela napasnya sejenak, senyum lebar mengembang di wajah cantiknya. Ashley berjingkrak gembira sambil menarik tangan Pierre semangat.

"Akhirnya sampai!" Ashley menarik koper putih kecilnya dengan semangat.

"Hufttt.. Sudah berapa lama, ya, kita tidak pergi ke sini?" Ashley segera memanggil supir taksi yang bertengger di dekat jalan bandara.

Pierre mengendikkan bahunya acuh. "Sepertinya, hampir satu tahun," ujar Pierre.

Ashley dan Pierre memasuki taksi tersebut, "Aku benar-benar merindukan Mommy dan Daddy!" Ashley memeluk lengan Pierre erat.

Pierre hanya diam sambil memainkan ponselnya.

"Pierre, kita harus jalan-jalan juga di sini!" ujar Ashley semangat.

"Nope. Aku lelah, aku butuh refreshing sejenak," tolak Pierre.

Ashley memukul lengan Pierre. "Hei! Aku sedang mengajak mu refreshing, bodoh!" ujar Ashley.

"Ohh ... Tapi, menurut ku berguling-guling di kasur adalah refeshing-ku." Pierre membuka kaca mobil, lalu menyalakan asap rokoknya.

"Apa kamu mau ku laporkan pada Ayah mu, hm?" Ashley menaik-turunkan alisnya sambil menyeringai.

Pierre menggeram. "Dasar licik," gumam Pierre kesal.

Ashley terkekeh geli, lalu menyenderkan kepalanya di pundak Pierre. "Aku ingin tidur, di pesawat aku tidak bisa tidur," ujar Ashley, lalu memejamkan kedua matanya.

Pierre tersenyum kecil, lalu mengusap rambut coklat tua milik Ashley dengan lembut.

Tak sampai 30 menit, Ashley dan Pierre sudah sampai di salah satu hotel yang dipesan oleh Aillard.

Ashley mengerjap-ngerjapkan matanya, hotel yang disewakan Aillard untuknya dan Pierre bukanlah sembarang hotel, itu hotel yang sangat terkenal di kota ini.

"Pierre.."

Pierre menatap Ashley mengernyit. "Ada apa lagi, Ashley?" tanya Pierre.

"Hotel ini-"

"Jangan protes! Ayah ku sudah memesannya, semuanya sudah terlanjur, jadi nikmati saja," ujar Pierre, lalu menarik kopernya menuju lift.

Ashley ikut menggeret kopernya dengan sedikit berlari, menyusul Pierre ke dalam lift.

"Pierre, apa ini tak terlalu berlebihan? Hotel ini-"

Pierre menyodorkan ponselnya pada Ashley, lalu menyuruh Ashley membaca pesan yang dikirimkan oleh Aillard untuknya.

From : Ayah

Hei, Nak. Tolong sampaikan pada Ashley untuk menikmati saja fasilitas yang ku berikan, bilang padanya aku tidak menerima penolakkan darinya.

Ashley tersenyum kecil melihat pesan dari Aillard. Sungguh, dia sangat beruntung dapat dipertemukan dengan orang-orang yang sangat baik dan setia padanya.

"Ashley, kamu tak ingin masuk?" Ashley tersadar dari lamunannya dan segera masuk ke dalam kamar hotel tersebut.

"Susunlah pakaianmu, karena setelahnya aku akan mengajakmu makan dan malamnya kita akan menemui orangtua mu," jelas Pierre, membuat Ashley mengangguk antusias.

Ashley tersenyum puas saat baju miliknya sudah tertata dengan rapi, gadis itu segera menghampiri Pierre yang sedang menonton televisi.

"Pierre, ayo kita makan! Aku lapar," ujar Ashley menyengir kuda.

Pierre mengangguk, lalu mematikan televisi. "Kamu ingin makan dimana?" tanya Pierre.

Ashley mengusap dagunya. "Hmm ... Bagaimana jika di pinggir jalan? Pasti banyak makanan lezat!" ujar Ashley.

"Mengapa tidak makan di hotel saja? Di pinggir jalan banyak polusi," ujar Pierre malas.

Ashley merenggut kesal, "Bukankah tadi kamu sendiri yang bertanya padaku ingin makan dimana!" Ashley melipat kedua tangannya di dada, "Lagipula kamu ini pria atau wanita, huh? Terkena polusi saja tak mau," ujar Ashley mencibir.

Pierre mencubit pipi Ashley geram, "Erghh ... Baiklah, terserah padamu saja," ujar Pierre.

Ashley mengelus pipinya yang memerah karena ulah Pierre yang mencubitnya gemas.

Pierre terkekeh geli, lalu menarik tangan Ashley keluar dari kamar hotel.

"Aku ingin makan di restoran Italia, tiba-tiba aku ingin makan pasta beserta teman-temannya," ujar Pierre sambil mengusap perutnya.

Ashley terkekeh. "Ayo, kita cari!" ujar Ashley semangat sambil menarik tangan Pierre.

"Taksi!" Pierre melambaikan tangannya ke arah taksi yang berlalu lalang.

"Italian restaurant please.." ujar Pierre pada supir taksi tersebut.

Mereka berhenti di salah satu restoran Italia yang cukup sederhana. Ashley menarik tangan Pierre dengan semangat, entah dirinya atau perutnya yang begitu semangat untuk melahap habis semua makanan yang ada di depan matanya.

"Aku pesan semuan menu yang berada di restoran ini," ujar Pierre sangat singkat pada salah satu pelayan yang berada disana.

Mata Ashley membulat, "Hei! Kamu yang bertanggung jawab untuk menghabiskannya! Aku tidak mau makan sebanyak itu! Lagipula, tak bisakah kah kamu menghembat uangmu, huh!" ujar Ashley kesal dengan sikap Pierre yang selalu seperti itu.

Pierre terkekeh, "Kamu harus tau, disini turis mendapat diskon makan makanan sepuasnya..," bisik Pierre sambil mengedipkan matanya sebelah.

Ashley langsung terbahak mendengarnya, "Hahaha ... Astaga, Pierre.." Ashley terkekeh.

Kring kring!

Tawa Ashley terhenti saat ponsel Pierre berdering. Pierre beranjak dari duduknya dan memberikan kode pada Ashley, bahwa dia akan mencari tempat untuk berbicara. Ashley mengangguk mengerti.

"Excuse me, Ms.."

Ashley mendongak, seorang pelayan mengantarkannya sebuah buku menu.

"Hei! Tunggu, tapi aku sudah pesan-"

Ashley mengernyit memperhatikan pelayan itu yang hanya berlalu pergi tanpa mendengarkan ucapannya.

Ashley mengernyit, lalu tangannya terulur untuk membuka buku menu tersebut.

Secarik kertas kecil menarik perhatian Ashley.

I'm sorry..

Ashley tertegun. Gadis itu bergegas beranjak dari duduknya untuk mengejar pelayan tadi. Tapi, kedatangan Pierre membuat Ashley mengurungkan niatnya.

"Maafkan aku karena terlalu lama," ujar Pierre.

Ashley tersenyum kikuk, lalu mengangguk pelan.

"Ada apa denganmu?" tanya Pierre mengernyit.

"Hah?"

"Kamu sedikit.. Erghh.. tegang?" Pierre menaikkan alisnya sebelah.

Ashley menggeleng cepat, "Tidak, aku hanya menahan pipis saja, sebaiknya aku pergi ke toilet.." Ashley beranjak dari duduknya dan pergi menuju toilet.

Ashley mencuci mukanya dengan air, membiarkan air dingin itu menerpa kulit wajahnya dengan bebas.

Ashley tersentak kaget saat sebuah tangan dingin mencekal tangannya. Ashley membalikkan badannya, gadis itu terbelalak kaget.

"Godammit! Sean.."

18/ 05/ 2017

Heiii Charlies update ya, maaf karena malam, Charlies harus belajar dulu, maaf juga karena kmrn ga sempar update 😢😥 Charlies lagi fokus belajar dulu, maaf ya sekali lagi. Oh iya, makasih banyak ya, krn rank LVLF udh mencapai 18... Aku sayang kalian 😘😘😘😘

-Charlies_N-

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang