Vingt

45.4K 3.7K 23
                                    

Author's POV

"Sean, kamu bahkan tak tau jika aku begitu mencintaimu.." Ashley menangis tersendu-sendu. Dominique mengelus kepala Ashley, tapi gadis itu menepis tangannya kasar, "Jangan sentuh aku! Kamu benar-benar jahat!" Ashley mengelap lipstick merahnya asal, "Kamu benar-benar mengecewakan aku, Sean.." Ashley beranjak pergi dari meja bar itu dengan langkah oleng.

"Ashley.." Dominique menahan tangan gadis itu, tapi gadis itu kembali menepisnya dan berlalu pergi meninggalkan Dominique yang ternganga melihat Ashley versi mabuk.

Ashley berjalan oleng hendak menghampiri teman-temannya, tapi tubuhnya itu benar-benar tidak stabil sampai gadis itu menabrak seorang lelaki bertubuh tegap.

"Ashley.." Sean menatap wajah Ashley yang sudah sangat berantakan.

Ashley mendongakkan kepalanya menatap Sean, manik hijau itu sedikit menyipit dan tak lama kemudian gadis itu kembali menangis tersendu-sendu sambil memukul dada bidang Sean, "Hiks.." Ashley menenggelamkan wajahnya pada dada bidang tersebut.

"Ashley-"

"Sudah cukup, kamu tidak perlu meminta maaf padaku. Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi aku yang melakukannya, aku mempercayai dirimu dan itu adalah kesalahanku.." Sean terdiam membeku mendengar perkataan yang keluar dari mulut gadis itu.

"Ashley-"

Ashley mengelus wajah Sean dengan lembut, membuat Sean memejamkan matanya nyaman. Lalu, tak lama Ashley menjauhkan dirinya dari Sean dan berjalan oleng menuju ruangan VVIP yang disewakan oleh Pierre untuknya jika dia tak dapat menahan suara bising tempat ini.

Sean mengikuti langkah itu dan ikut masuk kedalam ruangan tersebut.

"Dominique, aku tak tau lagi.. hiks.. Aku tidak pernah merasa menyesal mencintai lelaki itu, karena mencintai dirinya menurutku bukanlah kesalahan, tapi berpikir jika dia juga mencintaiku adalah kesalahan, aku tak tau harus apa lagi, ak-" Sean mendekap tubuh mungil itu, mengelus pelan punggung Ashley.

"Jangan pernah berpikir seperti itu," ujar Sean pelan.

Ashley mengelap air kental menjijikan yang keluar dari hidungnya itu ke kemeja merah milik Sean, membuat lelaki itu sedikit terjengit, "Aku begitu mencintaimu, Sean.." Ashley memeluk tubuh Sean erat.

"Lalu, mengapa kamu menolak ajakkan ku untuk menikah saat itu?" tanya Sean, memanfaatkan kondisi Ashley yang tengah mabuk.

Tangisan Ashley semakin mengencang, "Aku tidak tau..hiks.. Hati kecilku menolak saat itu, karena aku tak yakin, disaat-saat seperti itu, tiba-tiba kamu melamarku, apa lagi yang harus kulakukan selain menjawab tidak." Ashley menutup mulutnya, merasakan perutnya yang tiba-tiba bergejolak.

"Ashley, kamu tak apa?" tanya Sean karena tiba-tiba tangisan Ashley terhenti.

"Sean, perutku- Huekk.." Sean memejamkan matanya, merasakan sesuatu yang basah mulai mengalir ditubuhnya, "Huekk.." dua kali.

"Sean, aku-" Sean menangkap tubuh yang tiba-tiba saja meluruh seketika itu.

Sean menggulingkan tubuh mungil itu keatas kasur, Sean membuka kemejanya, meninggalkan kaos dalam putih didalamnya. Lalu, Sean memalingkan wajahnya kearah Ashley yang sedang terlelap.

"Apa aku harus menggantikan bajunya? Ahh.. tidak-tidak." Sean menggeleng-gelengkan kepalanya. Walaupun, pikirannya berkata tidak, tapi hatinya berkata lain, Sean berjalan mendekati Ashley, "Ehm.. Maafkan aku." Sean menanggalkan dress merah minim tersebut dari tubuh mungil Ashley, "Ahh.. Astaga, apa yang sedang kulakukan?" Sean hendak berdiri menjauhkan dirinya dari Ashley, tapi tangan Ashley menahannya, Ashley mengalungkan kedua tangannya dileher Sean dan menarik kepala Sean turun, sampai bibir keduanya bersentuhan.

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang