Quarante Cinq

35.1K 2.8K 123
                                    

Ashley menundukkan kepalanya malu saat seisi kelas langsung menatapnya bingung.

"Ck! Sudah aku bilang berapa kali, jika gadis itu memang sudah tak waras!" celetuk Clora sambil mendengus.

"Ms. Berlione, apa kamu baik-baik saja?" tanya Clement.

Ashley menggeleng pelan, "Mr, sepertinya aku harus ke toilet sebentar.." Ashley beranjak dari duduknya dan bergegas keluar dari kelasnya dan berlari menuju toilet.

Ashley menatapi dirinya di depan cermin. Gadis itu meringis, Ashley menyentuh bibirnya pelan, lalu mengusapnya.

"Pertama kalinya.. dalam hidupku, seseorang selain Sean yang mencium bibirku dan aku .. menikmatinya..," ujar Ashley bergumam.

"Berpikir tentangku, hm?" Ashley mengerjap-ngerjapkan matanya. Matanya melihat sosok seorang pria bertopeng emas di dalam kaca itu. Sontak saja Ashley segera membalikkan badannya, dan benar.. itu Zoro..

"Bagaimana bisa kamu masuk ke si- hmphhh.." Ashley tertarik begitu saja. Pria bertopeng itu melumat bibirnya lembut, lalu melepaskannya.

"Aku mencari sarapan pagi ku," jelas Zoro.

"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Ashley.

Zoro tersenyum kecil, lalu mengusap kening Ashley yang berkerut, "Just listen to me, My Queen.. I love you, I love you 'till the day I die, I love you over and over again.." Ashley tertegun mendengarnya. Jujur saja, jantungnya
sudah berdentum seakan-akan jantungnya akan meledak dalam hitungan detik.

"Can I kiss you?" tanya Ashley, membuat pria bertopeng itu sedikit tersentak kaget, tapi tak lama kemudian, dia mendekatkan dirinya, membiarkan Ashley mencium dirinya.

Ashley ragu-ragu mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu, Ashley memiringkan wajahnya, mendekatkan bibirnya sedikit demi sedikit, begitu juga dengan tangannya. Tangannya diam-diam sudah bersiaga untuk menarik topeng emas yang dipakai oleh Zoro.

Sedikit lagi Ashley dapat membuka ikatan pada topeng tersebut, tapi sayangnya Zoro sudah menyadari niat Ashley lebih awal dari yang gadis itu kira.

Zoro menangkap kedua tangan Ashley dan menggenggamnya lembut. Mata bulat Ashley mengerjap pelan.

"Mengapa aku tak boleh membuka topeng itu?" tanya Ashley tiba-tiba.

"Ini belum saatnya," jawab Zoro.

"Kapan saat itu tiba?" tanya Ashley lagi.

Zoro tersenyum lembut, "Just wait, My Queen.." bisik Zoro tepat di telinga Ashley.

"Aku tidak mau menunggu," ujar Ashley dengan geram.

Zoro terkekeh, "Tapi, sayangnya kamu harus menunggu, jika kamu ingin mengetahui siapa aku sebenarnya," ujar Zoro sambil menyeringai.

"Bagaimana jika aku mencintaimu?" ujar Ashley tiba-tiba.

"Lalu?" balas Zoro sambil mengusap ujung bibir Ashley lembut.

"Aku ingin melihat wajah orang yang ku cintai!" ujar Ashley kesal.

"Cinta tak memandang dari fisik, bukan?" Zoro kembali terkekeh.

Ashley mendengus sebal, "Baiklah, aku mengganti pertanyaanku! Apa motif mu menutupi wajahmu?" tanya Ashley.

"Jangan membelit-belitkan pertanyaanmu, My Queen.. Aku tidak akan pernah terjebak dengan pancingan mu itu," ujar Zoro.

Ashley kembali mendengus. Si pria bertopeng ini pasti memiliki IQ 200 ke atas.

"Baiklah, baiklah.. Satu pertanyaan lagi, aku bertanya karena aku ingin tau, bukan karena ingin menjebakmu.." ujar Ashley.

"Hm." balas Zoro.

"Apa kamu menyukai ku?" tanya Ashley pelan.

"Apa pertanyaan itu perlu dipertanyakan? Aku bilang aku mencintaimu, jika sudah ada kata cinta di dalamnya, kata suka pun pasti sudah satu paket masuk ke dalamnya," ujar Zoro sedikit panjang lebar. Zoro mengernyit, matanya mendelik, "Kamu berniat memancingku agar aku banyak bicara, hm?" Ashley tergagap.

"Ti-tidak."

"Ohhh.. really?" Zoro menyeringai.

Zoro sedikit berdecak saat mendengar suara wanita-wanita dari arah luar yang mulai mendekat.

"I love you, My Queen.."

Zoro berbisik pelan, lalu mengecup pipi Ashley singkat. Dan, menghilang..

Ashley mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Apa Zoro adalah seorang pesulap? Atau dia adalah hantu?

Hei, tunggu dulu. Bukan itu yang terpenting! Yang terpenting adalah.. sepertinya Ashley mulai jatuh hati pada pria misterius itu.

Di sisi lain.

Clement terkekeh geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia benar-benar lucu, Dom," Clement tertawa mengingat wajah manis itu.

Dominique memutar bola matanya malas, "Ohhh.. Fuck! Kamu memanggilku seperti ini hanya karena ingin membicarakan hal itu saja?" Dominique mendengus kesal, "Kita bisa membicarakan hal ini di rumah," Dominique menggeleng-gelengkan kepalanya, baru menyadari jika otak kakaknya ini sedikit sempit.

"Tapi, aku bersumpah.. Kamu pasti akan tertawa melihat wajah manisnya," ujar Clement.

"Ayolah, Clement. Setiap hari kita selalu melihat wajahnya, apa kamu benar-benar sudah gila sekarang?" Dominique melepas kacamata tebalnya sambil memijat pangkal hidungnya.

Clement memggeleng pelan, "Tidak, tidak. Yang kali ini adalah ekspresinya yang paling langka, Dom..," ujar Clement heboh sendiri.

"Ya, ya, terserah saja padamu.." Dominique menelungkupkan kepalanya pada tangannya yang terlipat di meja ruangan Clement.

"Ternyata, hidupku tidak seburuk yang aku kira," ujar Clement sambil membaca-baca sebuah kertas tes hasil ujian para mahasiswa.

"Ya, coba saja kamu menyadarinya sedari awal. Aku jamin hidupmu dan Lea akan lebih baik," ujar Dominique.

"Dom.."

"Hm?"

"Aku benar-benar menyayangi dirinya."

"Kamu menjijikan.."

"Apa kamu bilang?"

"Kamu terlalu berlebihan."

"Ck! Kamu belum merasakannya! Kamu masih terlalu kecil!"

"Apa? Kecil kamu bilang? Hei! Bahkan aku bisa menjamin jika punyaku lebih besar dari punyamu!"

"Dasar gila.."

24/ 05/ 2017

Maaf telat dan pendek teman-teman. Charlies lagi capek bgt hari ini, padahal besok libur 😂😂 semoga aja besok bisa dua kali update ya, doain aja..

-Charlies_N-

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ