Trente Et Un

36.2K 3.2K 32
                                    

Tak terasa, sudah dua minggu lebih Ashley tak masuk ke kampus, sebenarnya dalam waktu kurang dari dua minggu, gadis itu sudah lumayan sembuh, tapi tetap saja ketiga sahabatnya melarangnya untuk pergi ke kampus sampai Ashley benar-benar sembuh total.

"Masuklah kedalam kelas, dan ingat, jangan dekat-dekat dengannya!" ujar Pierre, membuat Ashley hanya menganggukan kepalanya.

Huftt, gadis itu harus siap kembali bertemu dengan Sean, mau bagaimana pun dia tidak bisa terus-menerus membolos, bisa-bisa dia tidak lulus tahun ini.

Saat Ashley memasuki kelasnya, gadis itu hanya bungkam, hampir semua temannya menanyakan kabarnya, kecuali vampire-vampire itu.

"Hai, Ashley. Apa kamu baik-baik saja? Kudengar kamu masuk rumah sakit.." Ashley memutar bola matanya saat Shyntia mulai meledeknya.

"Kamu punya mata, bukan? Jadi, lihatlah keadaanku saat ini!" balas Ashley sedikit membentak.

Banyak yang terkejut dengan sikap Ashley yang biasanya hanya diam jika diledek dan menangis, tiba-tiba membentak seperti itu.

Clora dan Synthia segera menghampiri Ashley dengan tatapan angkuhnya, "Ada apa denganmu, gadis imajinasi?" Clora sedikit mendorong bahu Ashley.

Ashley hanya diam seakan-akan Clora tak melakukan apa pun padanya, "Hei! Kamu mendengarku, tidak!" Clora membentak Ashley dan hendak kembali mendorong tubuh Ashley, sebelum sebuah tangan mendorongnya dengan pelan, cukup pelan sampai gadis itu terjungkal kebelakang.

"Dominique?" Ashley mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Clora, menurutku perilaku kalian sangat tidak terpuji, aku akan melaporkan kalian pada rektor sekolah, jika kalian berani menyakiti temanku lagi.." Seisi kelas riuh melihatnya, mereka sedikit tak percaya, Dominique yang culun itu, membela Ashley dan mendorong Clora.

"Hei! Ada apa ini? Clora apa yang kamu lakukan dibawah sana?" tanya Clement menatap Clora mengernyit.

Clora langsung berdiri dan merengek tak tau malu dilengan Clement, "Clement.. Dia mendorongku!" adu Clora menunjuk Dominique.

"Ms. Peele, ini di kampus," ujar Clement mengingatkan agar Clora memanggilnya tidak hanya dengan menyebutkan nama.

"Aku tidak peduli! Yang kumau mereka dihukum!" rengek Clora.

Ashley menatap Clora kesal, gadis itu beranjak dari duduknya, "Hei, jalang!" seisi kelas semakin riuh saat Ashley berteriak dengan lantang, "Apa kamu sama sekali tak punya sopan santun, huh? Perilakumu tak beda jauh dengan Jalang-jalang yang berada di club!" ujar Ashley emosi.

Benedict sedikit menganga mendengar ucapan Ashley yang sangat-sangat, Erghh.. Entahlah bagaimana cara menjelaskannya.

"Ms. Berlione, jaga bicaramu," ujar Clement mengingatkan.

"Apa kamu bilang!" Clora segera berlari menghampiri Ashley, tapi sayangnya kakinya malah tersenggol dengan kaki Amber. Entahlah, gadis itu sengaja atau tidak, yang jelas Clora terjatuh dan meringis kesakitan.

Kelas dipenuhi tawa besar para isinya, Ashley dan Dominique juga tertawa, sedangkan Amber dan Benedict hanya menahan tawa mereka yang akan pecah.

"Sudah cukup! Ashley, Clora, Dominique! Ikut saya ke ruangan!" perintah Clement tak terbantahkan.

Ashley memeletkan lidahnya pada Clora yang meringis kesakitan dan menarik tangan Dominique untuk pergi bersamanya.

"Awas kamu!"

Clement mengintrogasi anak muridnya yang membuat ulah itu, "Jadi, siapa yang patut disalahkan disini?" tanya Clement tenang.

Ashley mendecih pelan, "Mr, mengapa tak sekalian saja kamu tanya siapa yang patut disebut jalang disini?" Clora hendak menarik rambut Ashley, tapi Dominique menepis tangannya cepat.

"Tolong jaga bicaramu, Ms. Berlione.." Clemet menatap Ashley tajam.

Ashley menghela napasnya kasar, "Mr. Colline, aku tak tau apa salahku disini, karena sedari awal bukan aku yang mulai perdebatan ini! Dan aku tak suka disalahkan, bisakah kamu melihat dengan matamu siapa yang salah disini? Aku tau kamu pasti akan berpikir sama dengan seribu manusia yang lain bahwa jalang inilah yang membuat perkara!" ujar Ashley beranjak dari duduknya dan hendak keluar dari ruangan Clement.

"Clora, Dominique, kalian bisa keluar," suruh Clement.

Ashley memutar bola matanya malas dan kembali duduk, Clora memeletkan lidahnya kearah Ashley sebelum tubuhnya sedikit didorong oleh Dominique agar gadis itu lebih cepat berjalan keluar.

Clement melirik kearah Ashley yang sudah memasang wajah masam, "Ms. Berlione-"

"Sudahlah, Mr. Colline. Aku tak perlu dipercayai olehmu, cukup beri aku hukuman dan semua masalah akan selesai," ujar Ashley pasrah.

Clement sedikit terkekeh melihat wajah masam Ashley, "Hei, aku tak bilang jika aku tidak mempercayaimu, Ms. Berlione. Bisakah kamu berpikir sedikit positif padaku?" Clement mengetuk kening Ashley pelan menggunakan penanya.

"Tidak."

Clement tersenyum kecil melihat Ashley. Sungguh, kelakuannya ini mengingatkannya pada putrinya yang marah jika tidak dibelikan mainan.

"Ms. Berlione, aku bekerja disini sebagai dosen, dan tugasku adalah membimbingmu- Ahh.. maksudku, membimbing kalian untuk menjadi lebih baik," ujar Clement.

"Jadi, apa secara tak langsung kamu baru saja bilang jika aku ini tidak baik?" tanya Ashley langsung.

Clement kembali mengetuk kepala Ashley dengan penanya, "Tolong besihkan pikiran negatifmu itu," ujar Clement.

"Hei! Aku sama sekali tidak berpikiran kotor!" ujar Ashley kesal.

Clement mengetuk kepala Ashley dengan penanya lagi, "Aku tak bilang, jika kamu berpikiran kotor.." Ashley hanya memutar bola matanya, "Benar, bukan? Pikiranmu selalu negatif padaku.." Clement terkekeh geli, begitu juga dengan Ashley yang sedari tadi menahan tawanya.

Keduanya menghentikan tawa mereka setelah merasa puas, "Okay, jadi, apakah kamu sibuk hari ini?" tanya Clement.

"Hmm.. Kedengarannya seperti ajakkan kencan," ujar Ashley sambil terkekeh geli.

Clement terlihat salah tingkah, "Ya, mungkin, kamu bisa menganggapnya begitu, Ms. Berlione," ujar Clement.

"Ohh.. Bernakah, Mr. Colline? Kali ini aku tidak berpikir negatif?" keduanya kembali tertawa.

"Tidak, kali ini memang begitu kenyataannya," jelas Clement.

Ashley tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng pelan, "Maaf, aku sudah buat janji," ujar Ashley sedikit lesu.

Clement hanya dapat memasang wajah kecewa, tapi lelaki itu menganggukan kepalanya, "Next time maybe?" tanya Clement saat Ashley hendak keluar dari ruangannya.

"Nope. Aku menunggumu hari ini, setelah pelajaran selesai," ujar Ashley sambil mengedipkan matanya sebelah dan berlalu pergi.

Clement tersenyum kecil, lalu mengusap dagunya, "Apa gadis itu sengaja melakukannya agar dia tidak dihukum olehku?" tanya Clement pada dirinya sendiri. Clement mengacak rambutnya frustrasi.

"Awas, kamu anak nakal.."

10/ 05/ 2017

Hei, teman-teman Charlies mau memberi info, sebentar lagi ujian kenaikkan kelas sudah akan dimulai, jadi mungkin Charlies akan jarang update karena harus belajar, mohon penertiannya, ya.. Tapi,

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now