Quarante Neuf

38.1K 3K 327
                                    

Sudah lama tidak membuat Ashley POV 😅😅 Ada yang kangen, kah? Sebenarnya, hari ini saya sedang tidak berniat untuk update karena sedikit sedih rank LVLF mengalami penurunan, tapi karena ada sebagian orang yang komen di message board saya, mood saya jadi lebih membaik, sedikit ngekak juga melihat komen2 aneh dari mereka 😂😂😂 saya agak geli juga, pas saya ditanya cewe atau cowo hahaha.. saya tertawa terpingkal-pingkal 😂😂😅

🔝🔝🔝

Ashley's POV

Pelajaran telah selesai. Aku bergegas merapikan barang-barang milikku dan memasukkannya ke dalam ransel.

Tok tok

Aku mendongak saat mendengar ketukan dari sebuah kepalan tangan di mejaku. Aku mendapati Clement yang telah tersenyum manis.

"Ada apa?" tanyaku bingung.

Clement mengendikkan bahunya, "Hm .. Aku hanya ingin menagih hutangmu saja," ujarnya santai.

Aku menepuk jidatku. Astaga, aku lupa jika mempunyai hutang untuk minum di kedai kopi bersama dosenku yang satu ini.

"Jadi, apa kamu akan menepatinya?" tanya Clement sambil menaikkan alisnya sebelah.

Aku mengangguk, "Aku selalu menepati janji, Mr. Colline," ujarku, lalu beranjak dari kursi dan berjalan mendahuluinya.

Clement terkekeh kecil, lalu berjalan menyusulku dari belakang. Kami berjalan berdampingan dan beberapa kali terkekeh geli karena lelucon bodoh yang dibuat oleh Clement.

Aku tau semua orang memerhatikan kami yang terlihat sangat akrab, padahal status kami hanya sebagai dosen dan mahasiswi. Tapi, jujur saja, Clement mempunyai prinsip yang aneh. Memangnya apa yang berbeda dari kita? Kita sama-sama makan nasi..

Aku juga terkadang mendebat hal itu, apanya yang makan nasi? Jelas-jelas dia itu vampire. Ya, tapi mau mendebat bagaimana lagi, ini sudah hukum alam. Yang tua lah yang menang!

Aku mendongakkan kepalaku saat merasakan para mata tajam itu menatapku aneh. Aku sedikit bergidik memerhatikan saudara dan saudari Sean yang sejak lama mulai memerhatikan diriku.

"Clement," panggilku sambil menarik ujung kemeja yang dipakai olehnya.

Clement menoleh ke arahku sambil mengernyit.

"Apa kamu tau, mengapa mereka terus menatapiku seperti itu?" tanyaku sedikit berbisik.

Clement terkekeh geli, "Percaya diri sekali," cibirnya padaku.

Aku mencubit lengannya kesal, "Aku serius!" ujarku.

"Mereka itu memerhatikan diriku," ujar Clement dengan santainya.

Aku mengernyit, apa iya? Tapi, itu juga memungkinkan, karena akhir-akhir ini, aku dan Clement bagaikan baju dan celana yang selalu kemana-mana bersama.

Clement merangkul pundakku, "Sudahlah. Tidak usah dipikirkan, itu bukan hal yang penting," ujarnya sambil mengibas-ngibaskan tangan.

Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapan Clement, tapi sejujurnya pikiranku sama sekali tidak berhenti memikirkan hal itu.

Wushh..

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang