Quarante

34.5K 3K 34
                                    

"Pierre, bisakah kamu makan lebih cepat? Aku tidak ingin kita kembali batal bertemu dengan Mommy dan Daddy!" omel Ashley menatap Pierre yang malah semakin lama menghabiskan sarapan paginya.

Pierre meneguk minumnya, "Ashley, kita jarang pergi ke sini, jadi nikmatilah..," ujar Pierre, lalu makan menu yang lain.

"Pierre! Aku akan pergi sendiri, jika kamu terlalu lama!" ujar Ashley kesal.

Mata Pierre membulat, "Ahh.. Baiklah, baiklah, aku akan makan lebih cepat!" Pierre segera melahap makanannya dengan cepat sambil menatap Ashley yang terlihat kesal padanya.

Ashley terkekeh geli, melihat Pierre yang makan berceceran. Ashley mengambil tisu, lalu mengelap bibir Pierre agar bersih.

"Pelan-pelan saja, nanti tersedak," kekeh Ashley.

Pierre tersenyum kikuk, lalu kembali melanjutkan makanannya dengan santai.

Setelah Pierre menyelesaikan makannya, Ashley tersenyum lebar.

"Akhirnya.. Ayo, kita pergi!" ajak Ashley semangat.

Pierre menggeleng, "Ashley, sepertinya aku perlu buang air, kamu tunggu di sini sebentar.." Pierre berlari menuju toilet, meninggalkan Ashley yang menggeram kesal.

Beberapa menit kemudian Pierre kembali dengan cengiran khasnya, "Ayo, pergi," ujar Pierre.

Ashley mengangguk dengan semangat.

Pierre menghela napasnya menatap Ashley yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam taksi.

"Hei! Ayo, cepat masuk!" ujar Ashley, menyadarkan dirinya.

Pierre mengangguk, lalu masuk ke dalam taksi tersebut. Kepalanya mulai berputar-putar untuk mencari ide agar dapat menghambat kepergian mereka menuju kantor kedua orangtua Ashley.

"Pierre, kamu tak apa?" tanya Ashley menatap Pierre.

Pierre menggeleng pelan sambil memegangi kepalanya. "Kepalaku sedikit sakit..," ujar Pierre.

Ashley mengernyit, tangannya terulur menyentuh kening Pierre. "Keningmu panas," ujar Ashley.

Hei, aku ini manusia serigala, suhu tubuhku pasti lebih hangat dari suhu tubuh manusia biasa.

"Sebaiknya, kamu pulang saja. Aku bisa ke kantor kedua orangtuaku sendiri, kamu istirahat saja di hotel," ujar Ashley.

Mata Pierre membulat, badannya refleks menegang, "Tidak, tidak! Aku akan menemani dirimu!" ujar Pierre.

"Pierre kamu tak perlu memaksakan diri mu-"

"Aku tidak sakit. Kepalaku pusing karena suhu disini yang begitu dingin!" ujar Pierre.

Ashley mengernyit. Suhu dingin? Hei, bahkan suhu di kota mereka jauh lebih dingin. Aneh..

Mereka berhenti disebuah kantor besar milik Ayah Pierre. Ya, kedua orangtua Ashley bekerja di kantor milik Aillard yang bercabang-cabang ke berbagai negara dan kota.

Ashley menarik tangan Pierre dengan semangat, sedangkan Pierre terlihat enggan masuk ke dalam kantor tersebut.

"Ashley, bisakah kita kembali ke hotel, perutku tiba-tiba mual..," ujar Pierre memasang wajah memelasnya.

Ashley mengernyit, "Pierre, apa kamu baik-baik saja? Ya sudah, beri aku waktu lima menit untuk bertemu dengan kedua orangtua ku, kamu tunggu disini saja," ujar Ashley hendak pergi.

Pierre menahan Ashley, lelaki itu berdiri dari duduknya. "Baiklah, ayo, aku tak apa," ujar Pierre.

Ashley hanya mengernyit kebingungan melihat sikap Pierre yang aneh hari ini.

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang