Vingt Et Un

45.3K 3.7K 42
                                    

Pagi, siang, dan, sore telah berlalu. Ashley masih saja tersenyum sendiri sambil menatap cincin berbentuk gigi vampire berwarna silver yang terlihat begitu unik dan lucu baginya.

"Biarkan aku melihat!" Pierre menarik tangan Ashley dan memperhatikan cincin tersebut, lalu menyodorkan tangan Ashley pada Albert, "Apa ada yang salah dengan cincin ini?" tanya Pierre mengernyit bingung.

Albert menatap cincin itu dengan teliti sampai keningnya berkerut, lalu menggeleng dengan polos.

Ashley memukul kepala Albert dan Pierre kesal, "Hei! Memang tidak ada yang salah dengan cincin ini!" ujar Ashley kesal.

"Lalu, mengapa kamu bisa tersenyum-tersenyum sendiri menatapnya?" tanya Albert.

Wajah manis itu langsung merona seketika, "Ini pemberian, Sean..," jelas Ashley, membuat Albert dan Pierre langsung tersedak menelan minuman mereka sendiri, "Ada apa dengan kalian?" tanya Ashley.

"Uhukk.. Ka-kau-" Ashley menepuk punggung Pierre dengan kencang sampai es batu yang tertelan tersebut keluar dari tenggorokannya.

"Ahh.. Itu menjijikan.." Albert dan Ashley sedikit menjauhkan diri dari Pierre.

Pierre mengusap dadanya yang terasa lega, "Huh.. Terima kasih," ujar Pierre pada Ashley yang menatapnya geli.

Saat ini ketiganya sedang berkumpul disebuah cafe langganan mereka dan bersantai ria disana, tanpa sosok Carren. Karena, Carren menolak ajakkan mereka dengan alasan dia sedang ada urusan penting.

"Kembali pada topik awal, bagaimana bisa lelaki itu memberikan mu cincin itu?" tanya Pierre.

"Ehm.. Waktu itu aku mabuk dan.. besok paginya aku menjadi sangat mencintainya!" jelas Ashley mengada-ada.

"Sepertinya, ceritamu tidak masuk akal," ujar Albert, membuat Ashley terkekeh geli.

"Hei! Hei! Bukankah itu Jeremy!" Ashley terlihat sangat antusias saat melihat Jeremy masuk kedalam cafe yang sama dengan mereka, "Ehm.. Apa itu Carren?" Albert dan Pierre yang awalnya tak peduli, langsung mengikuti arah pandang Ashley dan mendapati Carren yang berjalan berdampingan dengan Jeremy.

Pierre terlihat mengepalkan tangannya menahan amarah, "Kamu bertengkar dengannya, Pierre?" tanya Ashley tiba-tiba, "Tak biasanya kalian berpisah," ujar Ashley.

Albert terlihat terdiam tak ingin ikut campur.

"Pierre, ka-"

Pierre beranjak dari duduknya menghampiri Carren dan Jeremy yang terlihat sedang bercerita diiringi tawa dari keduanya.

Saat Ashley beranjak ingin menahan Pierre, tangannya malah dicekal oleh Albert, "Duduk saja dan nikmati dramanya," ujar Albert dengan santai.

"Kamu ini.." Ashley menggeram kesal, tapi disatu sisi ada benarnya menetap dan tidak ikut campur, karena itu sama sekali bukan urusannya. Ashley kembali mendudukkan dirinya dan menatap mereka dari kejauhan.

Pierre terlihat benar-benar emosi, bahkan lelaki itu sudah menarik tangan Carren dengan kasar, membuat Carren dan Jeremy menyadari kedatangannya.

"Pierre, apa yang kamu lakukan?" Carren mencoba melepaskan cekalan yang membuat tulangnya serasa akan remuk seketika.

Pierre menarik tangan Carren keluar dari cafe, tapi sepertinya Jeremy ingin menantang lelaki itu, dengan santai Jeremy mengikuti keduanya keluar dari cafe, lalu menepis tangan Pierre dari tangan Carren.

"Kamu bisa membuat tulangnya patah," ujar Jeremy datar tanpa ekspresi.

"Ck! Apa urusanmu, hah? Tak perlu mengaturku! Dia bawahanku dan jelas saja aku bisa melakukan apa pun yang kumau padanya, bahkan aku bisa saja mematahkan seluruh tulangnya jika kumau!" bentak Pierre tanpa sadar perkataannya begitu menyakiti hati gadis yang sedang dibicarakannya tersebut.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Jeremy terlihat begitu tak suka dengan ucapan Pierre.

"Lalu, apa yang mau kamu lakukan, hah?" Pierre menarik kerah baju Jeremy dengan kasar.

"Lepaskan tanganmu darinya, Pierre," cicit Carren pelan.

Pierre mengalihkan pandangannya, menatap mata indah Carren yang menatapnya penuh dengan kekecewaan.

Carren menarik pelan tangan Pierre dari kerah baju Jeremy, "Jeremy sama sekali tidak bersalah." rahang Pierre mulai mengeras, dia tidak suka Carren membela vampire sialan itu, "Patahkan saja tanganku." Carren mengulurkan tangannya pada Pierre, "Patahkan saja seluruh tulangku agar kamu puas," ujar Carren halus tanpa nada membentak sedikit pun.

"Apa yang kamu lakukan?" Jeremy menarik tangan Carren.

"Biarkan saja, biarkan dia puas dengan apa yang dia lakukan," ujar Carren, membuat Pierre terdiam membeku, "Mengapa? Mengapa tidak kamu lakukan? Bukankah kamu menginginkannya? Patahkan saja!" air mata mulai menetes dari mata gadis itu.

"Carren.."

"Diam, Jeremy!" ujar Carren sedikit membentak.

"Pierre, aku bertanya padamu.." Carren menarik kerah baju Pierre dengan pelan, "Bunuh saja aku, jika itu mau mu! Bunuh saja! Lagipula aku hanyalah sampah bagimu-"

"Sudah cukup." Jeremy menarik Carren menjauh dari Pierre, lalu mengajak gadis itu pergi entah kemana.

Disisi lain. Albert menepuk-nepuk kepala Ashley, "Sudahlah, jangan menangis seperti ini.." Albert mengusap tengkuknya bingung bagaimana caranya menghentikan tangisan Ashley.

"Pertengkaran mereka membuatku sedih, ini semua ulahmu!" Ashley menatap Albert tajam.

"Kamu menyalahkan ku?" Albert menatap Ashley tak terima.

"Kamu sama sekali tidak berperikemanusiaan! Kamu membiarkan mereka bertengkar tanpa menghadangnya! Aku membencimu!" Ashley memukul dan menjambak rambut Albert membabi buta.

Albert melepaskan tangan kecil itu dengan susah payah dan menatap sifat Ashley yang aneh, "Ada apa denganmu?" tanya Albert.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, ada apa denganmu, huh?" Ashley semakin menangis tersendu-sendu.

Tanpa sengaja mata Albert menangkap sekaleng minuman alkohol yang telah terbuka, "Ck! Jadi ini sebabnya mengapa kamu menjadi tidak waras seperti ini.." Albert menatap Ashley yang sedang mengelap-elap ingusnya di celana jeans Albert, "Sungguh menjijikan, gunakan tisu!" Albert mendorong kepala Ashley menjauh dari celananya.

Lalu tak lama kemudian Ashley menyengir menunjuk wajah Albert sambil tertawa sendiri, "Hahaha.. Hello Queen! Come to Mama.." Ashley memeluk leher Albert sehingga lelaki itu terdorong kebelakang.

Beberapa orang yang berada di cafe tersebut langsung menertawakan mereka dengan terang-terangan.

"Ashley, apa yang kamu lakukan?" Albert mendorong tubuh Ashley menjauh, tapi gadis itu menggeleng kencang sambil berteriak histeris dengan tangan yang menarik rambut Albert dengan kuat.

"QUEEN!! JANGAN TINGGALKAN MAMA.. hiks.. Mama berjanji akan membunuh vampire pirang itu, Queen!!" Albert tertegun mendengar ucapan Ashley. Ashley melepaskan jambakkannya dari rambut Albert dan beralih mengelus rambut itu dan memeluk Albert erat.

"Mama berjanji padamu, Queen.." Ashley kembali terisak dan mengeratkan pelukkannya pada Albert.

Albert memutar bola matanya kesal, "Baiklah, ini akan menjadi malam yang panjang.."

01/ 05/ 2017

Hei teman-teman! Hari ini Charlies kembali update. Oh iya, Charlies ingin curhat sedikit, Charlies agak terkejut saat tau LVLF tidak masuk kedalam ranking lagi, dan saat Charlies cek cerita hot in Fantasy, mereka cuma menunjukkan ranking sampai 40- an, sedangkan LVLF masih rank 83 waktu itu.. jujur Charlies sedikit kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Yang penting Charlies akan mengajak kalian untuk terus membaca cerita ini.

-Charlies_N-


Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now