LARUT.1

13.1K 472 57
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Dasar Shania menyebalkan. Gara-gara dia gue jadi pulang larut malem gini. Ck, mana Jalanan juga sepi lagi." Gerutuku ngomel ngomel sendiri. kulirik jam yang melingkar di tanganku. "Hufh! Udah pukul 23:00 malam." Helaku bergumam.

"Hihh... Kenapa sih tadi gue nurut saja diajak Shania nemuin cowoknya? udah dijadiin obat nyamuk, pulangnya juga malem malem kayak gini." Erangku kesal banget jika mengingat gimana tadi Shania tega ninggalin aku hanya gara-gara ingin pulang dianterin cowoknya. "Arrghh! Dasar Shania menyebalkan! Awas saja, kalo dia minta ditemenin lagi buat nemuin tuh cowok, gak sudi gue. Kapok."

Aku terus berjalan tanpa menghiraukan keadaan sekitar jalanan yang kulewati. Hingga aku baru tersadar, jalanan yang aku lewati ternyata semakin sepi dan gelap.

Srakk Srakk Tapp

Aku sedikit terkesiap dan bergidik takut ketika tiba tiba mendengar suara suara gaib yang entah dari mana datangnya.

Srekk Srekkk tapp

Lagi, suara itu terdengar lagi dan kali ini aku bisa menduga kalo suara itu datang dari arah belakangku. Jangan jangan itu suara hantu yang sering bergentayangan di sekitar jalan ini? Hiiii, jadi takut.

"Duh, bego banget sih aku. Inikan jalan sepi yang jarang dilewati orang kalo malam. Kenapa aku bisa lewat jalan ini sih? Begooo!"

Tap Tap Tap

Lagi, suara itu kembali terdengar lagi. Tapi kok ini seperti suara langkah kaki orang ya? bukan cuma satu tapi ada beberapa orang dari arah belakangku. Jangan jangan itu preman daerah sini? Kalo benar, ini jauh lebih menakutkan dari pada hantu yang bergentayangan di jalanan ini.

Aku tidak berani menoleh ke belakang dan buru buru mempercepat jalanku. Namun orang orang itu terus mengikuti dan terdengar malah semakin mendekat. Aku yang sudah panik dan ketakutan tanpa pikir panjang memilih ambil langkah seribu, berlari cepat sekuat tenaga yang aku bisa. Namun, baru beberapa langkah aku berlari, tiba tiba ada sebuah tangan menangkap lengan kananku dan disusul tangan yang lain mencengkram lengan kiriku. Dua orang bertampang tegas dan seram mencengkram kedua lenganku dan mengunci pergerakanku dengan erat dan tidak bisa aku lepaskan.

"Heh, s-siapa kalian dan m-mau apa kalian?"tanyaku dirundung ketakutan.

"Tenanglah, Nona. Jangan takut, kami hanya ingin berkenalan dan bersenang senang denganmu saja." kata preman itu sambil menyeringai dengan tatapan lapar seakan ingin menelanjangi. Tentu saja aku paham apa maksut ucapan dan tatapan menjijikkan itu.

"Ja-jangan lakukan itu. Aku mohon lepaskan aku! To-Toloong!" Teriakku dan memberontak sekuat tenaga berusaha melepaskan cengkraman mereka.

"Percuma saja kamu minta tolong, Nona cantik. Tidak ada orang yang akan menolongmu." kata preman itu dan menatapku dengan penuh nafsu.

Aku tidak peduli dan terus berusaha memberontak, namun tenaga mereka jauh lebih kuat dari pada aku. Aku yang tidak bisa apa apa hanya bisa pasrah dan mulai menangis membayangkan apa yang akan terjadi padaku.

"Bos, kita bawa gadis ini ke gank buntu itu saja. Di sana kita bisa menikmati gadis ini tanpa ada yang menggangu."

"Hm. Ya, kau benar juga. Ayo kita bawa gadis ini kesana!"

Srettt

Lagi, aku berusaha meronta dengan sisa sisa tenaga yang aku punya. Kedua preman itu menyeretku ke arah sebuah gank gelap dan jauh dari keramaian.

LARUT [End]Where stories live. Discover now