LARUT.12

2.9K 298 78
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Pagi yang cerah disinari sang mentari begitu terasa hangat dalam menyambut hari. Di sebuah rumah mewah nan megah dengan arsitektur bergaya modern, tampak Kinal tengah menikmati sarapan bersama para anggota keluarga yang lain.

Apa ada yang berbeda pada sarapan pagi ini dengan sarapan sebelum sebelumnya?

Jawabnya tidak ada. Sama seperti pada sarapan pagi sebelum sebelumnya. Di antara anggota keluarga yang lain, hanya Kinal sajalah yang tidak ikut ke dalam obrolan yang tercipta di meja makan. Lebih tepatnya tidak mau mengikutkan diri, karna ia menganggap selain sang Papa... Yang lain bukanlah anggota keluarganya.

Kinal sama sekali tidak pernah mau menganggap Vina, Keenan dan Gracia sebagai bagian dari anggota keluarga meski pada kenyataannya mereka adalah keluarga, walaupun keluarga tiri.

"Nan!" Panggil Devian Putra pada Keenan, putra tirinya. "Minggu depan kamu kan ulang tahun. Mau dirayain dimana? Di rumah atau di hotel?" tanyanya.

"Emang boleh Pi dirayain di hotel?" Tanya Keenan.

"Boleh dong. Kalo kamu mau, biar nanti Papi carikan EO buat ngurusin perayaan ulang tahun kamu. Gimana?"

"B-Boleh, boleh Pi." Sahut Keenan antusias.

"Yaudah. Nanti akan Papi hubungi EO kenalan Papi. Dia biasa menyelenggaran event event seperti perayaan ulang tahun dan event event besar lainnya. Yang penting kamu siapin saja siapa yang mau kamu undang. Ya?"

"Baik, Pi." Angguk Keenan. "Makasih ya, Pi." Ucapnya begitu senang sekali.

Vina dan Gracia ikutan senang mendengar itu. Berbeda dengan Kinal, dia sama sekali tidak peduli dan tetap fokus makan seolah menganggap obrolan itu tidak ada.

"Pi, nanti ulang tahun Gre boleh dirayain di hotel juga gak?" Tanya Gracia tidak mau kalah dengan sang kakak yaitu Keenan.

"Tidak boleh. Kamu cukup dirayain di rumah saja." Seru Keenan yang menyahuti bermaksut menggoda adiknya tersebut.

"Ish. Gak mau. Gre juga mau dirayain sama kayak kak keenan." Desis Gracia cemberut menekuk muka. "Pi, boleh ya? Please." rengeknya dengan muka memohon pada Devian Putra.

"Iya, tentu saja boleh. Kalo buat kamu, Papi akan bikinin pesta ulang tahun yang lebih meriah dan mewah dari Keenan." kata Devian Putra.

"Hah? Yang bener, Pi?" Tanya Gracia yang dianggukin Devian Putra. "Yeeee...!!!" soraknya senang sekali.

"Wleeek! Pesta ulang tahunku nanti lebih meriah dari pada pesta kakak." kata Gracia lalu menjulurkan lidah meledek Keenan.

"Hahahaha!" Devian Putra dan Vina tertawa lebar melihat itu. Keduanya geleng geleng kepala melihat candaan Keenan dan Gracia. Mereka merasa senang dan bersukur atas kebahagiaan di keluarganya.

"Nal! Kamu juga mau ulang tahunmu nanti dirayain secara meriah di hotel?" Tanya Devian Putra pada Kinal. Vina, Keenan dan Gracia sontak menoleh melihat ke arah Kinal.

Srettt!

"Aku sudah selese." Ucap Kinal sembari beranjak dari kursi. Dia sama sekali tidak peduli akan pertanyaan sang Papa.

"Nal!" Tegur sang Papa.

Kinal tidak pedulikan teguran sang Papa. Dia menenteng tasnya lalu berjalan keluar menuju garasi.

Devian Putra mengerang frustasi mendapati sikap Kinal yang belum berubah. Selalu dingin dan acuh. Vina, Keenan dan Gracia terdiam tidak berani membuka suara karna mereka tidak mau membuat suasana menjadi tambah keruh akibat kelakuan Kinal pada Devian Putra.

LARUT [End]Where stories live. Discover now