LARUT.32

1.9K 245 29
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Loe yakin mau nerima permintaan gue kemarin?" Tanya Veranda sedikit tidak percaya.

"Yakin! Gue udah mikirin masak masak dan gue akan bantu Lidyo buat ngembaliin semangat dia." Jawab Melody yakin tanpa ragu.

"Tapi Mel? Gimana dengan-,"

"Cukup, Ve. Gue udah mutusin dan gue gak mau keputusan gue berubah hanya gara gara kelamaan mikir. Cukup loe bilang apa yang musti gue lakuin untuk Lidyo. Itu aja." Potongnya cepat. Ia sudah korbankan perasaannya ke Kinal hanya karna merasa iba pada Lidyo, setelah mendengar cerita Veranda. Dia tidak mau apa yang telah ia korbankan jadi sia sia hanya gara gara terlalu lama mikir.

Huft!

Veranda menghela napas panjang. Ia sebenarnya cukup terkejut juga dengan keputusan yang diambil Melody secepat ini. Ia pikir, gadis di depannya itu butuh waktu yang lebih lama untuk berpikir dalam menerima permintaannya kemarin. Tapi karna Melody sudah mengambil keputusan tanpa ada keraguan sedikit pun, ia pun tidak mau membantah lagi. Toh ini yang ia inginkan, sesuai dengan apa yang ia rencanakan.

"Apakah yang gue pikirkan itu salah ya tentang dia? Kok secepat ini? Aneh." Batin gadis berpipi chubby itu heran sendiri. "Apakah informasi yang gue dapetin itu salah semua? Masa sih Kinal membuka hatinya hanya untuk cewek seperti ini? Gampang banget dipengaruhi dan dibohonginya. Hufh, nanti deh gue temui Kinal secara langsung. Gue harus cari tahu dan memastikan sendiri kebenarannya."

"Ehm. Baiklah kalo itu emang udah menjadi keputusan loe." Ucap Veranda. "Tapi... Jika nanti loe berubah pikiran, loe boleh kok berhenti di tengah jalan. Gue gak mau memaksa loe." imbuhnya.

"Hm." Angguk Melody.

"Yaudah. Ikut gue. Kita ke tempat adik gue sekarang." Kata Veranda sambil beranjak berdiri dari duduknya, lalu melangkah keluar dari kantin rumah sakit.

hufh

"Mudah mudahan ini pilihan yang benar. Semoga." Batin Melody.

---

Syuuuttt

Plakkk

"HWAAAA!"

Jdug

Ini entah sudah yang keberapa kalinya Kinal memukul bola Volley melakukan pukulan Smash dengan sekuat tenaga. Mungkin sudah yang ke berapa ratus kali ia melakukan itu. Kinal meluapkan segala beban dan emosinya di latihan ini. Mungkin dengan meluapkan emosinya di latihan, bisa mengurangi segala beban yang menghimpit rongga dadanya.

Mario, Sakti, Vino dan yang lain pun juga dibuat bingung akan tingkah Kinal yang bisa dibilang sangat aneh itu. Bahkan Gracia dan Shani serta beberapa cewek lain yang menonton latihan Volley teman teman Kinal jadi ikutan heran dan bingung.

"Mar, Mar. Tuh anak kenapa sih? Kok tingkahnya aneh gitu?" Tanya Sakti sedikit berbisik pada Mario yang duduk tepat di sebelahnya.

"Tau." Jawab Mario mengindikkan bahu.

"Kita panggilin dukun atau paranormal yuk!"

"Hah? Buat apaan?" Sahut Mario menoleh cepat.

"Ya buat nyembuhin dialah. Kali aja tuh anak ketempelan jin iprit atau jin tomang, makanya jadi aneh gitu."

"Ebusyet! Loe kata Kinal kesurupan gitu. Pe'a loe!" Sahut Mario langsung menoyor kepala sakti.

"Kampret! Nih kepala udah difitrahin woy, main noyor aja loe."

LARUT [End]Where stories live. Discover now