LARUT.36

2.4K 256 48
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Kinal berlari cepat di sepanjang koridor rumah sakit setelah memarkirkan motornya. Tujuannya cuma satu, yaitu ruang UGD.

Setelah mendapat telpon dari kepolisian yang memberi tahu kalo terjadi kecelakaan atas nama mobilnya, ia segera meluncur ke lokasi kecelakaan. Setelah mengurus mobil dan tetek bengek lainnya hingga ke kantor polisi, dia segera meluncur ke rumah sakit.

"Mi, gimana keadaan, Gracia?" Tanya Kinal pada Vina begitu tiba di depan UGD.

"Kinal??!" Seru dua orang wanita bersamaan.

"Ve? Melody?" Kejut Kinal mendapati Veranda dan Melody ada di tempat itu.

Vina berdiri dan langsung memeluk Kinal. "Gracia dan Keenan sedang ditangani dokter di dalam. Mami takut, Nal. Mami takut kalo mereka kenapa kenapa." Ucapnya bergetar menandakan ketakutan disana.

Dalam situasi seperti ini, Kinal mau gak mau harus mengenyahkan egonya. Ia rengkuh wanita paruhbaya itu dan berusaha menenangkan. Ia mengerti akan ketakutan dan kekuatiran yang melanda Mami tirinya tersebut.

Cklek!

Tak lama pintu ruang UGD terbuka dan menampakkan seorang dokter disana.

"Keluarga Shania Gracia!" Seru sang Dokter. Kinal dan Vina segera menghampiri Dokter tersebut diikuti Veranda dan Melody di belakang.

"Gimana keadaan anak saya, Dok? Mereka baik baik sajakan?" Cecar Vina langsung memberondong pertanyaan.

"Tenang, Bu. Putri ibu baik saja. Dia hanya mengalami luka ringan. Dia cuma mengalami sedikit shock saja, selebihnya tidak apa apa." Ujar sang Dokter. Kinal dan yang lain merasa lega mendengar itu.

"Lalu gimana dengan putra saya, Dok? Dia juga baik baik sajakan, Dok?" Tanya Vina masih dalam kecemasan yang sama.

"Untuk masalah putra ibu, sepertinya luka yang dialaminya sedikit lebih parah. Tulung rusuknya retak dan ada gegar otak di kepalanya. Saat ini dia juga sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Namun begitu, kondisinya juga tidak terlalu mengkhawatirkan." Ujar sang Dokter menjelaskan.

Meski sedikit lebih parah, tapi Vina, Kinal dan yang lain tetap bersukur dan merasa lega dengan keadaan Keenan. Setidaknya tidak ada luka yang sangat serius yang bisa membahayakan nyawa Keenan.

"Baik. Itu dulu yang bisa saya beritahukan. Selebihnya kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat inap dan silakan kalian mengurus administrasi untuk kedua pasien." Ujar Dokter tersebut.

"Baik, Dok." Angguk Kinal.

"Permisi." Pamit Dokter itu lalu berjalan pergi.

"Mi, Mami disini saja ya, biar Kinal yang urus semua administrasinya." Ucap Kinal pada Vina. Vina pun mengangguk.

Kinal beralih melihat Veranda. "Ve, tolong temenin Mami ya!" pintanya.

"Hm." Angguk Veranda bergumam.

"Nal, aku temani ya?" Ucap Melody ketika Kinal hendak melangkah pergi.

Kinal menoleh menatap Melody sejenak, namun tak lama ia mengangguk juga. Keduanya segera berlalu dari tempat itu menuju ruang administrasi rumah sakit.

---

Kinal menatap dua saudara tirinya yang terbaring di dua bangsal yang berbeda. Gracia terbaring di temani Vina sang Mama tirinya, sedang Keenan terbaring dengan kepala dan tubuh penuh perban. Sekilas mirip mumi hidup. Dia temani Veranda yang duduk di samping kiri bangsal.

LARUT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang