LARUT.16

2.6K 262 62
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Melody celingukan di ambang pintu ruang OSIS mencari cari keberadaan Shania, namun tiada siapa siapa di dalam ruangan tersebut. Yang ada hanya meja, kursi dan rak rak berisi berkas belaka. Padahal dia ingin mengajak Shania buat menemaninnya ke Puncak menyusul Kinal, tapi Shania sedari tadi dicariin seolah menghilang ditelan bumi.

"Ck, ini kemana sih Shania? Gue cariin hampir di semua tempat tapi gak ada. Heran deh gue, ngumpet dimana sih tuh anak? Susah banget dicariinnya." Gerutu gadis yang menjabat sebagai ketua OSIS tersebut.

"Mel!" Seru suara memanggil Melody dari belakang.

"Ehh, Van?" Sahut Melody melihat siapa yang memanggil dirinya. "Kebetulan loe disini. Loe lihat Shania gak?" Tanyanya.

"Shania? Tadi gue lihat dia sama Naomi di ruang ekskul anak Dance deh kayaknya. Kenapa?" Jawab si Van balik bertanya karna ingin tahu.

"Ruang ekskul Dance ya? Hm. Oke. Thanks ya, Van!" kata Melody buru buru pergi."

"Ekh, Mel tunggu dulu!" Cegah si Van cepat membuat Melody menahan langkahnya untuk ke ruang ekskul Dance.

"Ada apa? Gue buru buru nih." Tanya Melody to the point.

"Loe dipanggil Pak Kepsek dan disuruh datang ke ruangan beliau sekarang juga."

"Pak kepsek manggil gue? Ada apa emangnya?" Tanya Melody heran.

"Gak tahu. Pokoknya loe disuruh kesana sekarang juga. Buruan gih loe kesana, kayaknya penting banget deh."

Melody jadi bingung antara nemuin Shania atau ketemu Pak kepsek. Karna urusan sekolah lebih penting dibanding urusan pribadi, maka dia dengan terpaksa menunda dulu nemuin Shania dan memilih ketemu Pak kepsek.

---

Kinal mengemudikan mobil sport warna biru miliknya dengan kecepatan sedang di atas jalanan aspal ibukota. Sebelum ke Puncak, ia ingin mengunjungi seseorang terlebih dahulu karna sudah lama ia tidak mengujungi salah satu orang tersebut.

Gracia yang duduk di samping kemudi dan Shani yang duduk di belakang hanya bisa duduk diam tanpa ada niatan bertanya kemana tujuan Kinal. Sesekali keduanya saling lirik seolah saling melempar tanya lewat lirikan tersebut.

"Hm? Rumah Sakit?"

Begitulah pertanyaan yang terlintas di dalam kepala kedua gadis cantik tersebut saat mobil yang dikemudikan Kinal memasuki wilayah sebuah rumah sakit cukup terkenal di ibukota Jakarta. Keduanya kompak menoleh menatap Kinal dan seolah menunggu apa yang akan dikatakan Kinal untuk menjelaskan tujuannya ke rumah sakit.

"Kalian tunggu disini sebantar. Aku tidak lama kok." Titah Kinal seraya melepas seatbelt yang melingkar di badannya.

"Kak!" Panggil Gracia menahan Kinal ketika hendak keluar dari mobil.

Kinalpun menoleh menatap adik tirinya tersebut. Ia paham akan apa yang ingin Gracia tanyakan. "Jangan kuatir, cuma cek up biasa. Loe sama Shani tunggu aja di mobil." ujarnya.

Jawaban Kinal justru membuat Gracia dan Shani makin tambah bingung dan heran.

Cek up? Apa maksutnya dengan cek up? Apakah kak Kinal...?

Perasaan kuatir seketika menggelayuti hati kedua gadis cantik bak dewi khayangan tersebut. Cek up? Sudah pasti ada sesuatu yang Kinal sembunyikan dan itu pasti tentang kondisi atau kesehatan Kinal sendiri.

"Gue ikut, kak!" Seru Gracia buru buru.

"Aku juga!" Imbuh Shani turut serta tidak mau ketinggalan.

LARUT [End]Where stories live. Discover now