LARUT.7

3K 267 22
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Kinal, jangan cepet cepet jalannya. Gue capek!" Seru Melody sedikit terengah engah karna harus mengimbangi langkah Kinal yang menariknya.

Kinal yang menyadari itu sontak memperlambat jalannya. "Ups. Maaf. Hehe." Ucapnya tertawa nyengir.

Melody mendengus. "Loe mau bawa gue kemana sih?" tanyanya penasaran.

"Gudang." Jawab Kinal ngasal.

"Hah?" kejut Melody yang sontak langsung menghentikan langkahnya. "G-Gudang? Ngapain?"

"Mau nyekap loe."

"Ish. Serius."

"Ck, ya gaklah. Noh, apa loe gak lihat awan mendung di atas sana? Bentar lagi mau turun hujan. Emangnya loe mau pulang kehujanan?" Ujar Kinal seraya menunjuk ke langit yang memang tertutup awan mendung. Melody menggeleng cepat.

"Makanya ayo cepet sebelum hujan keburu turun."

"Tapi gue capek gak bisa jalan cepet cepet." Rajuk Melody lemas.

Kinal menatap Melody dan menyadari kalo gadis cantik di depannya itu memang terlihat kecapekan. "Ck, terpaksa." Decaknya.

"Auwww.. Kinal?" Jerit Melody terpekik kaget karna tiba tiba Kinal menggendongnya ala bridal.

Tanpa peduli pekikan kaget Melody, Kinal segera berjalan cepat menuju parkiran dengan menggendong Melody.

"Kinal, turunin gue!" Cicit Melody sedikit meronta.

Kinalpun segera menurunkan Melody begitu sampe di parkiran motor. "Ayo naik, gue anterin loe pulang!" Titahnya setelah duduk di atas jok motornya dan menyuruh Melody naik ke boncengan.

"Gak usah, gue naik Taxi saja." Tolak Melody.

"Gak usah ngeyel, cepet naik!" Titah Kinal gak mau dibantah.

"Hih." Dengus Melody kesal, mau gak mau akhirnya dia naik juga ke boncengan motor Kinal dan sedikit memberi jarak duduknya.

Brummm...

"Pegangan yang kuat, ntar loe jatuh!" seru Kinal setelah menyalakan motornya. Melody tidak mengindahkan seruan Kinal dan hanya memegang ujung jaket cowok tersebut.

Brumm Bruuummm...

"Auwww.. Kinal!?" Jerit Melody dan buru buru memeluk Kinal karna kaget Kinal menggeber motornya dengan tiba tiba.

Kinal hanya tertawa terkekeh di balik helm full face-nya. Dengan cepat dia melaju keluar dari area parkiran sekolah dan memacu motornya dengan kecepatan lumayan tinggi di atas jalanan aspal ibukota.

Melody semakin mempererat pelukkannya hingga menempel rapat dengan punggung Kinal. Wajahnya ia benamkan di punggung cowok tersebut, tidak berani melihat ke depan. Ia sangat ketakutan akan laju motor yang dikendarai Kinal begitu kencang. Hampir satu jam mereka melaju di atas jalanan aspal dan berkutat dengan kemacetan dan berkat arahan dari Melody, akhirnya Kinal menghentikan laju motornya di depan pintu gerbang sebuah rumah cukup besar dan elegant yaitu rumah Melody.

Brummm...

Melody segera turun dari atas boncengan motor Kinal. "Makasih." ucapnya.

Kinal melihat lihat keadaan sekitar rumah Melody dan kini dia jadi tahu kalo gadis itu ternyata anak dari keluarga berada.

"Mau mampir?" kata Melody menawari Kinal.

"Emang boleh?" Tanya Kinal.

"Nggak!" Jawab Melody menggeleng cepat yang lamgsung mendapat cebikkan bibir dari Kinal. "Yaudah pulang gih sana. Thanks udah nganterin gue." Ucapnya.

LARUT [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora