LARUT.8

3K 284 31
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Gimana? Apa loe gak tertarik mengikuti kejuaraan Volley lagi?" Tanya Boby sembari matanya tetap melihat ke arah lapangan dimana team Volley putra berlatih. Saat ini dia dan Kinal sedang duduk di tribun penonton GOR indoor SMA Nusa menonton latihan team Volley putra.

"Keinginan itu pasti selalu ada. Tapi... Belum ada alasan kuat buat gue untuk bisa kembali terjun di dunia Volley." Timpal Kinal juga melihat ke arah lapangan.

Boby tersenyum tawar mendengar itu, helaan napas pun lolos dari hidungnya. "Huhuh. Alasan kuat ya? Humm... Gue pasti akan cari alasan itu agar loe bisa terjun lagi di dunia Volley." Ucapnya.

Pria berkacamata minus itu beranjak dari duduknya. "Gue pergi dulu." Pamitnya lalu berjalan menuruni tribun dan menghilang di balik pintu keluar GOR.

Kinal melirik Boby sebentar yang berjalan menuruni tribun lalu kembali melihat ke arah lapangan. Tak lama diapun juga beranjak berdiri dan berjalan keluar dari tempat itu lewat pintu lain.

---

Melody dan Shania berjalan keluar dari ruang OSIS setelah rapat sebentar dengan para anggota OSIS yang lain. Mereka berjalan di sepanjang koridor menuju gerbang sekolah untuk pulang. Namun, langkah Shania tiba tiba terhenti saat tiba di depan GOR indoor. Gadis manis bertubuh jangkung itu terdiam menatap sendu ke arah lapangan dimana saat ini anggota team Volley putra sedang berlatih.

"Shan? Shania?" Panggil Melody menepuk pundak Shania pelan.

"Ehh, ya Mel? Ada apa?" Tanya Shania tersadar dari terdiamnya.

"Loe kenapa?" Tanya Melody heran.

"Hah? Kenapa apanya?" Tanya Shania gak ngeh.

Melody mengerutkan kening menatap Shania. Dia menoleh melihat ke arah dalam GOR dan seketika itu juga ia mengerti apa yang dipikirkan sahabatnya tersebut. "Gak pa-pa, lupakan." ucapnya.

"Hehe. Sorry Mel, gue lagi gak bisa fokus. Gue masih kepikiran team Volley putri." Ujar Shania mengutarakan beban yang ada di pikirannya.

hufh

Lagi lagi Melody menghela napas panjang mendengar itu. Rasa tidak enak hatinya pun kembali muncul. Ia merasa kasihan sama Shania, susah payah sahabatnya itu membentuk team Volley putri, namun pada akhirnya dibubarin pihak sekolah hanya gara gara belum menghasilkan sebuah prestasi apa apa.

"Sorry, Mel. Gue gak bermaksut menyinggung masalah itu lagi, tapi jujur gue masih belum rela team Volley putri dibubarin gitu aja. Jujur gue belum rela, Mel." Ujar Shania curhat.

"Yahh, mau gimana lagi, Shan? Ini sudah menjadi keputusan pihak sekolah. Gue sendiri juga gak rela team Volley putri dibubarin gitu aja. Sayang banget gitu." Ujar Melody pun juga mengutarakan hal yang sama dengan apa yang Shania rasakan.

"Iyaa. Padahal kita udah bersusah payah membentuk team itu. Butuh pengorbanan yang tidak kecil soalnya untuk membentuk dan meminta ijin ke pihak sekolah. Tapi sekarang... Hufh. Dibubarin gitu aja." Keluh gadis jangkung pemilik smille eyes tersebut.

"Sabar ya, Shan." Ucap Melody mempuk puk punggung Shania memberi dorongan semangat untuk sahabatnya itu.

hufh

"Iyaa." Angguk Shania lemas. "Ehh, by the way... Ntar malam kan malam minggu nih, loe ada rencana kemana gitu gak?" Tanyanya mengalihkan topik obrolan.

"Gak ada. Paling di rumah aja." Jawab Melody sembari kembali melanjutkan langkahnya.

"Hah? Serius loe?" Seru Shania buru buru mensejajarkan langkahnya dengan Melody.

LARUT [End]Where stories live. Discover now