LARUT.17

2.2K 268 37
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

Part super pendek...

***

Tap Tap Tap

Melody buru buru berlari memasuki area rumah sakit begitu turun dari mobil. Shania yang masih bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya hanya bisa menyimpan rasa bingungnya sendiri seraya mengikuti di belakang Melody.

Setelah berlari menyusuri koridor gedung Paviliun, tak lama keduanya tiba di depan ruang rawat inap dimana Frieska dirawat. Di bangku depan ruang rawat inap tersebut terlihat Farish duduk sendirian dengan kepala tertunduk dalam dalam.

"Rish, gimana keadaan Frieska?" Tanya Melody dengan deru napas yang memburu akibat berlari tadi.

Farish mengangkat kepalanya dan buru buru berdiri dari duduknya. Ia menatap Melody yaitu sosok gadis cantik yang ia cintai dengan tatapan sendu. Ia masih diam tidak segera menjawab pertanyaan Melody karna perasaan di dalam hatinya yang tiba tiba jadi melow.

"Rish?" Tegur Melody tidak sabar ingin segara tahu keadaan Frieska.

"Kamu kesini lari?" Tanya Farish tidak menjawab pertanyaan Melody.

"Ck, jawab langsung bisa keleus gak perlu sok cari perhatian gitu." Decak Shania ketus kesal akan sikap Farish yang bukannya menjawab tapi malah balik bertanya hal yang gak penting.

Farish melirik Shania sekilas dan hanya tersenyum kecut mendengar nada ketus gadis jangkung tersebut. Ia sedang tidak ingin berdebat sekarang, pasalnya ini rumah sakit bukan forum debat.

"Kamu kesini naik apa?" Tanya Farish lagi.

"Cih. Loe bisa gak sih langsung jawab pertanyaan Melody? Gak perlu nanya nanya kesini naik apa." Geram Shania.

Lagi, Farish melirik Shania sekilas dan tidak lagi menggubris gadis jangkung tersebut yang jelas jelas tidak menyukai dirinya.

"Rish?" Tegur Melody tegas mulai jengah akan sikap Farish yang tidak segera menjawab.

Farish menatap Melody tuk beberapa sebelum buka suara untuk menjawab pertanyaan Melody. "Nggg D-Di-Dia-,"

Cklek

Baru saja Farish hendak buka suara, tiba tiba pintu ruang rawat inap dimana Frieska dirawat dibuka dari dalam. Terlihat seorang wanita paruhbaya keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Mel?" Panggil yang ternyata adalah Mama Melody.

"Ma? Gimana keadaan Frieska? Apa dia-,"

"Frieska tidak apa apa." Potong Mama Melody menjawab pertanyaan putrinya tersebut. Iapun mendekati Melody dan mencium kening putrinya itu dengan sayang. "Frieska sudah sadar dan sekarang dia sedang tidur." ujarnya.

"Sukurlah." Ucap Melody merasa lega dan sangat senang mendengar itu.

"Rish!" Panggil Mama Melody pada Farish.

"Ya, Tante?" Sahut Farish.

"Terima kasih ya tadi sudah nganterin Tante kesini, maaf juga kalo Tante jadi ngerepotin kamu."

"Iya Tante sama sama. Gak repot kok Tan, saya justru senang bisa bantuin Tante."

Mama Melody tersenyum lembut menatap Farish. "Ya sudah, kalo gitu sekarang kamu boleh pulang. Sekali lagi terima kasih ya." ucapnya.

"Iya, Tante. Kalo gitu saya pamit. Permisi!"

"Hm." Angguk Mama Melody.

Farish melihat Melody sejenak, ingin rasanya ia mengajak Melody dan bicara empat mata dari hati ke hati. Namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk ngobrol dari hati hati dengan gadis yang dicintainya tersebut.

LARUT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang