LARUT.21

2.5K 257 87
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Di atas bangsal, tempat dimana orang sakit dirawat. Laki laki berwajah sedikit pucat itu duduk bersandar dengan bantal yang ia gunakan sebagai bantalan punggung. Matanya menatap sendu ke bingkai foto di tangannya. Seorang gadis cantik yang sedang tersenyum manis tercetak jelas di dalam bingkai tersebut. Foto itu terlihat diambil secara diam diam, ini terlihat dari gaya si gadis yang tidak sadar kamera.

Kilasan kisah pertemuannya dengan si gadis kembali berputar di ingatannya.

#Flashback on

Laki laki itu mengarahkan lensa kamera DSLR miliknya ke arah gadis cantik yang tengah bercanda tawa dengan dua temannya di taman. Ia membidik objeknya sebagus mungkin agar maksimal hasilnya.

Ckrekk!

Bibirnya tersenyum lebar mengamati hasil bidikannya yang begitu indah.

"Cantik." Gumamnya memuji.

Sekali lagi dia coba mengarahkan lensa kameranya ke gadis tadi, namun.. Gadis itu sudah tidak ada lagi di tempatnya.

"Loh? Kok gak ada? Kemana dia?"

"Kamu nyariin aku?"

Deg

"Ekh?"

"Mengambil foto orang secara diam diam itu perbuatan tidak sopan loh. Kamu sering ya melakukan itu?"

Laki laki itu tertunduk dengan gestur tubuh tidak tenang. Ia hanya bisa terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Dipergoki oleh gadis yang selama ini ia ambil fotonya secara diam diam tentu saja membuatnya jadi mati kutu, dan yang pasti malu banget.

"M-ma-maaf." Pada akhirnya hanya kata itulah yang mampu ia keluarkan.

Gadis itu tersenyum manis merasa lucu akan tingkah si laki laki. "Tidak apa apa. Lain kali, kalo mau ambil foto, lebih baik minta ijin dulu. Ya?" ucapnya.

"I-Iya. Maaf."

Lagi, gadis itu tersenyum lembut. "Oya, nama kamu siapa? Sepertinya kita tidak sekelas? Atau jangan jangan kita tidak satu sekolah?"

"I-Iya."

"Aku Melody. Kamu?"

Laki laki itu menatap tangan si gadis tuk beberapa lama. Ia tidak percaya kalo gadis yang selama ini dikaguminya mengulurkan tangan, mengajaknya kenalan. Sungguh ini bagai sebuah mimpi buatnya.

Ragu ragu ia menggerakkan tangannya hendak menyambut uluran tangan tersebut. Namun, entah kenapa ia merasa menjadi susah sekali untuk menggerakkan tangannya. Seolah tangannya kaku dan lumpuh. Aneh sekali.

"Mel, ayo!" Seru teman gadis itu dari arah tangga koridor.

"Iya, Sebentar!" Sahut si gadis. Ia kembali melihat laki laki di depannya tersebut. "Sorry ya, aku pergi dulu. Bye!" ucapnya lalu setengah berlari menghampiri kedua temannya.

Ekh?!

Laki laki terkejut mendapati si gadis yang sudah pergi, padahal ia belum sempat mengenalkan dirinya ke gadis itu. Ia sedikit merutuki kebodohannya akan sikapnya tadi yang malah tiba tiba jadi kaku. Padahal ini adalah moment super langka yang jarang bisa ia dapatkan. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri yang begitu bodoh telah melewatkan moment langka tersebut.

Namun, tak lama bibirnya tersenyum juga. Dihampiri oleh gadis yang selama ini hanya sanggup ia lihat dari jauh adalah moment yang sudah cukup membuatnya bahagia.

LARUT [End]Where stories live. Discover now