LARUT.15

2.7K 295 45
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Bruummm..

"Kok berhenti? Kenapa?" Tanya Melody heran Kinal menghentikan laju motornya di pinggir jalan.

Kinal melepas helm full face-nya lalu menoleh ke belakang. "Kita makan dulu, gue laper." Jawabnya.

Melody melihat ke sekitar, tidak ada restaurant tapi kenapa Kinal bilang mau makan dulu? Cuma ada warung lesehan pinggir jalan yang menyajikan berbagai macam menu makanan khas kaki lima. 'Jangan jangan?' pikirnya seketika menoleh menatap Kinal.

"Hm." Angguk Kinal paham apa yang ada di pikiran Melody.

"Ish. Gue gak mau." Tolak Melody mentah mentah.

"Gue gak nyuruh loe makan. Gue tahu kok selera makan loe itu masakan hotel berbintang atau masakan restaurant mewah dan mahal. Gue cuma mau loe temenin gue makan doang." Cibir Kinal yang cuma ditanggapi Melody dengan dengusan di hidung saja.

"Yuk!" Ajak Kinal seraya turun dari atas motornya.

"Tapi?"

"Udah ayo turun!"

Mau gak mau Melody turun juga dari boncengan motor Kinal. Kentara sekali mukanya ditekuk menahan kesal.

---

"Ish. Dasar nyebelin. Ngajak makan kok lesehan pinggir jalan, gak ada kesan baiknya sama sekali. Ngajakin makan tuh minimal ke restaurant gitu, ini malah di warung makan lesehan pinggir jalan. Huh!" Gerutu Melody lirih sembari melirik Kinal yang tengah lahap menyantap makanannya. Jelas sekali ia merasa kurang nyaman berada di tempat itu, ditambah berisiknya kendaraan yang lalu lalang membuatnya semakin tidak nyaman.

"Tidak usah menggerutu gitu. Nikmati aja. Jarang jarang'kan loe mampir di tempat seperti ini? So, nikmati aja." Ucap Kinal seraya mengunyah makanan di mulutnya.

"Bodo!"

"Pffftt." Kinal menahan ketawa melihat muka bete Melody yang jelas sedang kesal.

"Tidak usah ketawa! Makan, makan aja. Gak usah pake ketawa, apalagi ngetawain gue!" Semprot Melody mendelik. Hal itu justru membuat Kinal semakin lebar ketawanya.

"Hahahaha!"

"Gue bilang gak usah ketawa!" Hardik Melody setengah membentak.

"Aish. Galak bener loe." Rungut Kinal menekuk muka.

"Bodo!"

Kinal tersenyum simpul melihat Melody yang makin kesal. "Gue minta maaf kalo udah buat loe kesal or bete." ucapnya lalu kembali memasukkan sesendok makanan ke mulutnya lagi. Melody tidak peduli dan memilih membuang muka ke arah lain.

"Sebenarnya sih gue pengen banget ngajakin loe makan ke restaurant mewah dan mahal. Tapi berhubung gue cuma anak orang biasa yang uang sakunya pas-pasan, yaaa... Jadinya itu cuma jadi wacana atau angan angan doang.

Beda sama cowok loe yang dari kalangan orang berada. Baginya, ngajakin loe makan di restaurant bintang limapun tidak ada masalah. Yaaa, karna emang vinansial dia mencukupi untuk melakukan itu.

Bedalah sama gue. Hari ini bisa makan dua kali saja itu sudah lebih dari kata bersukur banget. Jadi gue minta maaf kalo ngajakin loe ke tempat seperti ini yang gue yakin loe pasti merasa kurang nyaman. Maaf ya?" kata Kinal panjang kali lebar.

Kinal tidak bisa dikatakan sepenuhnya berbohong ataupun jujur. Karna, ia menganggap, harta yang dimiliki keluarganya itu bukanlah miliknya, tetapi milik Papanya.

LARUT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang