LARUT.18

2.5K 269 34
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Tap Tap Tap

"Nal!" Tegur Boby berjalan mendekati Kinal yang tengah duduk di pinggir rooftop.

Settt!

Brugk

Boby ikut duduk tepat di samping Kinal dan turut mengarahkan pandangan matanya ke bawah. Kinal menoleh melihat sahabatnya itu sebentar lalu kembali melihat ke bawah.

"Ada apa?" Tanya Kinal tanpa menoleh.

Boby menoleh sejenak lalu mengikuti arah pandangan Kinal. Diapun mendengus ketika tahu siapa yang sedang Kinal pandangi yang tidak lain adalah Melody.

"Gimana perkembangan rencana loe?" Tanya Boby ingin tahu perkembangan rencana yang saat ini Kinal jalankan.

"Entahlah. Sejauh ini gue belum melihat ada kemajuan berarti. Masih tetap sama." Jawab Kinal lemah dan terdengar seperti putus asa.

Boby tersenyum tipis mendengar itu. "Apa loe udah menyerah?" Tanyanya.

"Nyerah? Tidak ada kata menyerah dalam kamus gue." Jawab Kinal ketus.

"Oh, bagus deh kalo gitu." Ucap Boby acuh tak acuh. "Tapi, gue harap sih loe jangan sampe baper sendiri dengan rencana loe itu." ucapnya.

Kinal tidak menyahuti dan hanya diam saja seraya melihat Melody di bawah sana. Baper? Tidak bisa ia sangkal bahwa dirinya memang sedikit baper dalam rencananya tersebut. Namun, tidak mungkin dirinya mundur begitu saja karna semua sudah terlanjur dan terlalu dalam.

"Kemarin gue ke rumah sakit." Ucap Boby tiba tiba yang sontak membuat Kinal menoleh menatap sahabatnya itu penuh tanya.

Boby tersenyum tipis penuh arti melirik Kinal. "Tante Hera nanyain loe." lanjutnya.

Kinal terdiam menatap Boby untuk beberapa lama sebelum akhirnya helaan napas berat keluar dari hidung. Mendengar nama Tante Hera pasti tidak lepas dari anaknya Tante Hera yang merupakan sahabat Kinal sendiri dan Kinal juga tahu maksut dari kata kata Boby yang ingin dirinya tidak melupakan tujuan awal dalam melaksanakan rencananya tersebut.

"Beliau nanyain loe karna loe tidak ada kabar sama sekali." Ucap Boby lagi lalu kembali melihat ke bawah. "Dan juga..." Imbuhnya namun tidak ia teruskan.

"Dan juga apa?" Tanya Kinal mengerutkan kening.

Boby kembali melihat Kinal untuk beberapa saat. "Dan juga 'Dia' sudah sadar dari komanya." Ujarnya.

"Hah?" Kinal terbelalak kaget mendengar itu. Ia menatap Boby seolah tidak percaya dengan kabar yang disampekan sahabatnya itu.

"Hm." Angguk Boby paham akan arti tatapan Kinal. "Dia juga nanyain loe dan ingin ketemu loe." imbuhnya.

Kinal terdiam karna seketika otaknya blank. Hanya helaan napas berat dan panjang yang terdengar keluar dari hidungnya. Tatapan matanya juga berubah menjadi sendu mendengar kabar tersebut.

Pukkk!

"Gue harap loe tidak lupa akan janji yang loe buat. Ingat, sedari awal sudah gue ingatkan loe untuk tidak bermain api. Sedikit saja loe salah dalam bertindak, maka hancur sudah semuanya." Ucap Boby mengingatkan seraya menepuk pundak Kinal.

"Hm." Gumam Kinal mengangguk lemah.

Hening. Tidak ada respon apapun lagi dari Kinal. Dia diam termenung memikirkan segala masalah yang dihadapinya. Sementara Boby sendiri juga tidak berbicara lagi dan lebih memilih mengarahkan pandangan matanya ke seorang gadis manis yang berjalan sendiri di koridor kelas.

LARUT [End]Where stories live. Discover now