LARUT.5

3.5K 290 37
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Kinal menatap kartu pelajar di tangan kanannya dan dompet warna pink di tangan kirinya. Di situ tertulis nama Melody Nurramdhani L sebagai pemilik kartu pelajar tersebut dan di situ juga tertulis nama SMA NUSA yang merupakan SMA dimana Melody bersekolah.

Sudah hampir selama satu jam dia menunggu di area yang tidak jauh dari pintu gerbang SMA NUSA. Tujuannya untuk mengembalikan kartu pelajar tersebut dan juga untuk tujuan lain.

"Hm, itu dia. Akhirnya keluar juga." Gumam Kinal dari balik helm full face-nya melihat ke arah seorang gadis cantik yang sedang berjalan keluar dari pintu gerbang sekolah.

Brummm..

Dengan segera dia melajukan motor sportnya mendekati Melody yang berdiri di pinggir jalan hendak menunggu angkutan umum.

"Fiuh! Akhirnya gue nemuin loe juga." Kata Kinal setelah membuka helm full face-nya.

"LOE?!" pekik Melody terkejut.

Kinalpun tersenyum melihat Melody. "Hai!" sapanya.

"Ngapain loe di sini?" Tanya Melody ketus.

"Gu-,"

"Udahlah, gak penting." Potong Melody cepat. "Sorry, gue buru buru. Bye!"

"Ekh, tunggu!" Cegah Kinal menangkap tangan Melody.

"Lepas!" Sentak Melody menepis tangan Kinal. "Denger ya Devin Kinal Putra. Jangan mimpi gue akan mau jadi cewek loe setelah kemarin loe nolongin gue. Pura pura sok jadi pahlawan agar gue mau jadi cewek loe. No, Big No! Oke? Bye!" ucapnya tegas dan tandas lalu pergi begitu saja menaiki angkutan umum yang ia stop.

"Hah?!" Kinal dibuat terbelalak dan kebingungan dengan ucapan Melody. "Tuh cewek ngomong apaan sih? Siapa juga yang minta dia jadi cewek gue? Mabok micin kali ya tuh cewek?" gumamnya keheranan.

"Ekh? Dompet?" Pekik Kinal tersadar kalo dia belum memberikan dompet Melody, namun sayangnya Melody sudah pergi dan dia tidak tahu kemana tujuan Melody pergi.

"Ck, cuma mau ngembaliin dompet saja kenapa jadi dituduh yang enggak nggak sih? Heran gue." Gumam Kinal berdecak kesal. Dia lalu menoleh melihat ke arah papan nama yang terpasang di pintu gerbang SMA NUSA, sebuah senyum penuh arti tiba tiba terkembang di bibirnya.

"Hmm. Sepertinya menarik juga." gumam Kinal lirih sembari manggut manggut.

Brummm..

Dia lalu kembali me-starter motornya dan melaju pergi dari tempat tersebut.

---

Kinal melangkah santai menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang makan. Malam ini terlihat di ruang makan sudah menunggu Papanya, Mama tirinya dan dua saudara tirinya. Tanpa bicara atau menyapa sedikitpun dia segera duduk di kursi.

"Kamu mau makan apa biar Mama ambilkan?" tanya sang Mama tiri Kinal sambil mengambil piring di meja.

Kinal tidak menggubris, dia mengambil piring yang lain dan mulai mengisinya dengan nasi dan lauk pauk. Semua orang yang ada ruang makan hanya menghela napas panjang melihat sikap Kinal yang masih dingin, cuek dan belum bisa menerima kehadiran keluarga barunya.

Acara makan malam berjalan seperti biasanya yaitu diselingi obrolan ringan terkecuali Kinal yang memang tidak pernah mau ikut terlibat dalam obrolan.

"Nal. Tadi pagi Papa sudah mendaftarkan sekolah baru untuk kamu dan kali ini Papa harap di sekolah yang baru kamu bisa berubah." Ucap Papa Kinal membuka obrolan dengan putranya tersebut. "Di sekolah barumu, kamu akan satu sekolah dengan adikmu, Gracia." imbuhnya.

LARUT [End]Where stories live. Discover now