LARUT.37

2.8K 261 35
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

GOR SMA Merdeka hari ini terlihat begitu riuh rame penuh sesak dipadati orang orang yang hendak menonton pertandingan Volley antara team Bimo Vs team Kinal. Mereka merasa penasaran dengan pertandingan tersebut terutama pada team Kinal.

Bagi yang belum tahu siapa itu team Kinal, maka rata rata memandang sebelah mata. Tapi bagi yang sudah tahu sepak terjang team Kinal, maka mereka justru malah merasa kasihan pada team Bimo yang tidak tahu apa apa.

Tidak hanya dari kalangan murid SMA Merdeka saja yang memenuhi tribun GOR, namun dari sekolah lain pun juga banyak yang datang. Rata rata mereka adalah orang orang yang sudah tahu siapa itu Kinal. Mantan rekan dan juga mantan rival Kinal dulu dalam dunia Volley. Tentu saja kehadiran mereka bertujuan untuk melihat come back-nya Kinal di dunia bola Volley.

Selain mereka, ada juga yang datang dari staff pelatnas. Mereka ingin memantau langsung permainan Kinal Cs yang dulu sempat tergabung ke dalam Timnas Volley dalam kejuaraan junior tingkat ASEAN. Mungkin dengan kembalinya Kinal Cs, maka Timnas Volley bisa kembali berjaya di dunia internasional.

Di loker room team Kinal Cs...

"Nal. Gila! Yang nonton buanyak buanget. Gue jadi deg degan, sampah."

"Sumpah bego. Sampah.. Otak loe tuh, sampah."

"Hahahaha!!!"

Di saat seperti ini, di saat situasi penuh ketegangan ini. Kadang celetukan Sakti dan Mario bisa menjadi obat pencair suasana. Terbukti, celetukan keduanya membuat yang lain jadi rileks. Sebelum ini semua terlihat tegang, termasuk Kinal.

Hal ini wajar saja. Mengingat mereka sudah tidak pernah tampil di depan ribuan penonton selama dua tahun ini dan kini mereka kembali dihadapkan pada ribuan penonton yang hadir memadati GOR SMA Merdeka. Jelas mereka merasa deg degan sekarang.

Cklek!

Pintu ruang ganti pemain dibuka dari luar, menampakkan Maul yang dipapah Veranda.

"Wohoooo... My Bro Mauuuul! Datang juga loe akhirnya!" Seru Sakti yang menyadari kedatangan Maul duluan.

"Woooo... Maul my prend!!!" Seru yang lain langsung mengerubuti Maul.

"Hahahaha! So pasti gue datang dong, masa gak sih. Gimana persiapan kalian? Good'kan?" Sahut Maul bersemangat.

"Yoii, so pasti itu!"

Veranda melirik Kinal yang duduk sendirian tertunduk lesu. Ia lalu berjalan mendekati Kinal dan langsung duduk di samping laki laki itu.

"Nal. Kamu kenapa? Kok lemes gitu?" Tanya Veranda mengernyit heran. Kinal hanya tersenyum tipis lalu menggeleng pelan.

"Masih belum baik'kan? Emang kamu gak coba temui dia dulu? Tadi aku ketemu dia di depan sama dua temennya." Ujar gadis berpipi chubby itu lagi.

Hufh!

"Udah aku coba berkali kali, Ve. Tapi... Yahh, dia tetap gak mau ketemu dan selalu menghindar. Semalam juga aku nekat datang ke rumahnya, tapi dia tetap gak mau ketemu. Tau deh ahh, pusing kepalaku!" Ujar Kinal frustasi mencurahkan semua beban selama beberapa hari ini yang ia simpan sendiri.

Sejak kejadian di restaurant beberapa hari yang lalu, praktis dia dibuat frustasi akan kemarahan Melody. Dan hingga kini, Melody masih marah dan belum mau menemuinya.

Veranda tersenyum tipis, ia ikut merasa iba pada Kinal. Sosok pria yang sebenarnya masih bertahta di hatinya. Ia menepuk pundak Kinal pelan. "Aku turut iba deh buat kamu. Mudah mudahan masalahmu dengan Melody cepat selesai. Maaf aku gak bisa bantu." Ucapnya.

LARUT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang