LARUT.34

2.3K 269 63
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Kinal tertunduk sambil mencuri lirik ke arah Melody yang sedang sibuk membuka kotak P3K. Ketika gadis itu berbalik badan, maka buru buru dia menunduk lagi. Sungguh saat ini dirinya dibuat ketakutan. Pasalnya gadis yang menjabat ketua OSIS itu sedang mengeluarkan aura gelap yang bisa menelan siapapun. Istilah kasarnya... Senggol bacok!

"Ck, ini gara gara Naomi. Main nyosor aja, gak tahu apa kalo nih cewek satu kalo ngamuk seremnya udah kaya singa kelaparan. Kuatkan hambaMu ini ya Allah dalam menghadapi makhluk cantik di depan hamba ini. Amin!"

"Nih!" Ucap Melody memberikan sebutir obat ke Kinal tanpa ada lembut lembutnya sama sekali.

Kinal menerima obat yang diberi Melody. "Minumnya mana?" Tanyanya.

"Telan saja, gak usah pake minum." Titah Melody.

"T-Tap-Tapi, Mel?" protes Kinal.

"Telan!" Tegas Melody penuh intimidasi.

"I-Iya." Angguk Kinal seketika langsung mengkeret.

Meski tidak suka obat, tapi demi terhindar dari amukan Melody, terpaksa ia menelan juga obat itu tanpa air minum. Susah payah ia menelan obat itu dan sedikit meringis merasa pahit di mulutnya.

"Berbaring!" Titah Melody lagi.

Bagai kerbau dicocok hidungnya, Kinal menuruti perintah Melody. Ia tidak berani membalas tatapan Melody yang begitu dingin ke arahnya. Demi semesta alam, sumpah.. Gadis di depannya itu begitu menakutkan sekali.

Cklek

Kinal baru bisa bernapas lega saat Melody keluar dari ruang UKS.

"Fiuhh, aman. Untung gue gak punya riwayat sakit jantung. Sumpah, serem abis kalo lagi ngamuk."

Kinal mengambil napas dalam dalam, mengembuskannya kuat kuat. Matanya kembali menatap pintu ruang UKS dimana baru saja Melody keluar melewatinya.

"Sampe kapan? Sampe kapan akan terus mendiamkan aku? Aku kangen kamu, Mel. Maafin kekhilafan yang telah aku lakukan kemarin. Aku menyesal Mel. Aku menyesal." Lirihnya sendu.

Lagi, Kinal mengembuskan napas lelahnya. Meski masih merasa sedikit pusing, namun ia tidak pedulikannya. Ia turun dari bangsal lalu berjalan keluar dari ruang UKS tersebut.

---

"Ck, gara gara loe sih, Melody ngamuk'kan." kata Shania memarahi Naomi.

"Ya maaf. Tadi tuh gue reflek, Shan." Ucap Naomi lirih.

"Halah. Reflek reflek, loe mah gak reflek, tapi emang keganjenan. Udah tahu ada Melody, masih aja nyari kesempatan nyosor Kinal."

"Hihihihi! Abisnya disini tuh nyari cowok keren plus ganteng itu susah, Shan. Cowok cowok disini pada bulukan semua. Ada yang ganteng, rugi kalo gue anggurin."

"Ck, alesan. Dasar cewek kurang belaian loe."

"Hihihihi."

Naomi seketika kicep ketika melihat Melody masuk ke dalam kelas. Ia langsung berpura pura baca buku dan sedikitpun tidak berani melirik Melody.

"Mel, gimana keadaan Kinal? Apa dia baik baik aja?" Tanya Shania melihat Melody yang sedang mengambil dompet di dalam tas.

"Kenapa? Loe kuatir sama dia?" Tanya Melody dengan raut muka datar.

"Yeee.. Biasa aja kelues. Orang cuma nanya doang." Sahut Shania menggerutu.

Melody mendengus, ia lalu berganti menatap Naomi yang sedang baca buku. Ia tahu kalo Naomi hanya berpura pura baca buku saja. Ini karna kebodohan Naomi yang tidak sadar kalo buku yang dibacanya posisinya terbalik.

LARUT [End]Where stories live. Discover now