SAYLENA ARGANTA MAYMAC

168K 9K 348
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Perubahan seseorang itu bisa terjadi karena sikap tidak peduli orang lain. Mungkin semuanya sudah berubah, ataupun cintanya sekalipun
-Saylena

5 tahun kemudian

Seorang perempuan berjalan menyusuri trotoar jalan yang memang pagi ini cukup ramai. Tak ada yang tahu jika diperasaannya muncul kembali kenangan yang sudah lama ia berusahan untuk melupakan. Sudah dua hari ia berada di Indonesia, sudah dua hari juga ia menikmati asiknya berkumpul dengan Ayah Bundanya. Ayahnya memang tidak sesibuk saat dulu, karena terkadang ia pun membantunya. Ia terus melihat orang yang berlalu lalang tanpa merasa bosan, terkadang mengetuk-ngetukan sepatunya ke tanah yang sudah di cor menjadi rata dan lebih rapi.

"Huft ramai banget," keluhnya dengan nada yang sangat pelan bahkan seperti gumaman. "Gue harus daftar kuliah disini lagi. Padahal baru kemarin gue lulus. Kapan gue liburannya? Udah gitu disini suka macet lagi, udah aja ah sampai S1 juga gak apa-apa kali." Decaknya pelan.

"Mending gue ke minimarket dulu, haus banget sih." Ia terus berjalan dengan pakaian santainya yaitu, celana seatas lutut dan jaket bewarna merah muda dengan kaos hitam yang di pakainya.

Ia memasuki minimarket tersebut, banyak sekali orang-orang yang menatapnya kagum, ia hanya berdecih pelan. "Cih! Semua orang sama aja cuma lihat tampang doang, yang jelek lo pada tinggalin,"

Ia mengambil satu botol minuman dingin dari lemari pendingin dan sebungkus snack kentang rasa keju, lalu ia pergi ke kasir untuk membayarnya. Ia menyodorkan belanjaannya ke kasir itu, lalu kasir itu melakukan pekerjaannya yang sama sekali tidak di ketahui oleh perempuan yang ada di depannya.

"Totalnya dua puluh ribu."

Ia memberikan uang itu kepada penjaga kasir tersebut, namun kasir itu malah mengernyit bingung. "Ada uang rupiah?" tanyanya. Perempuan itu menatap uang ditangan si kasir, dan tiba-tiba matanya membulat. Ia salah membawa uang, kenapa uang dollar yang ia bawa? Bukannya tadi ia membawa uang rupiah?

Perempuan tersebut terus mencari disemua kantong, dan berharap ada uang disana, dari kantong celana pendeknya bahkan jaketnya, namun hasinya nihil. Lena menggigit bibir bawahnya. "Gue gak ada uang, gak bawa. Bisa kali pakai uang itu." Desaknya karena Lena buru-buru sekaligus ia terlihat malu.

"Maaf tetapi itu tidak bisa." Keukeuh penjaga kasir itu.

"Gue yang bayar," perempuan tersebut terkejut dan menoleh ke belakang. Ia sepertinya familliar dengan orang dibelakangnya. Penjaga kasir itu mengambil uang yang di berikan si penolong perempuan itu.

"Lena? Lo Lena kan? Saylena Arganta Maymac?" orang itu lebih terkejut melihat dirinya. Perempuan itu hanya mengernyitkan dahinya.

"Maaf lo siapa ya? Apa gue kenal lo sebelumnya?" tanya dengan rasa penasaran.

"Gue Thio Len, Haden Thio saudaranya si Alta." Jelasnya.

"Thio Haden," beo Lena.

"Permisi kami juga mau bayar." Protes seseorang dari belakang sana. Thio menoleh dan memberikan senyum tipis lalu menarik Lena keluar minimarket.

"Lo Lena kan?" tanya Thio masih ragu, karena penampilan Lena jauh berbeda saat terakhir kali mereka bertemu.

Lena hanya memasang wajah malasnya. "Iya gue Lena, dan apa urusan lo narik-narik gue sembarangan?" tanya Lena jengah.

"Lena ini gue Thio, dan lo masih inget mantan lo si Eric? Alberic Kevano? Dia udah berubah Len, beda banget, semenjak lo pergi." Penjelasan Thio-yang membawa nama orang yang membuat Lena muak-hanya mendengus pelan.

LENRIC [ALBERIC2]Where stories live. Discover now