48 | ALBERIC2

56.5K 2.7K 185
                                    

Tolong datang, aku butuh kamu. Ikuti kata hatimu jika aku kini mengharapkan kehadiranmu karena aku takut sendiri tanpamu
-Lenric

"SIALAN LO LENA!" Lucas tersentak kaget, ia berlari mencari sumber suara tersebut. Itu suara istrinya, ia sangat mengenalinya.

Laki-laki itu berlari kemanapun agar ia bisa menemukan asal suara itu. Saat berada di ruang tengah Lucas seperti menenendang sesuatu, ia menunduk untuk sekadar melihatnya. Ternyata sebuah tas kecip bewarna abu-abu dan ia yakini jika itu bukan milik istrinya. Lucas memungutnya dan kembali berlari mencari sumber suara.

"Lo udah ambil segalanya dari gue Lena!" bentakan itu membuat Lucas yakin jika mereka berada di ruangan yang hanya berjarak beberapa langkah di depannya.

"Gue benci lo Lena," desisan Bianca terdengar membuat Lucas mendekatinya dengan perlahan. Pintu itu terbuka sedikit membuat Lucas bisa melihatnya.

Laki-laki itu diam memaku tidak percaya dengan apa yang ada di depannya. Lena yang diikat di kursi putar milik Alpha dulu dengan menggunakan tambang. Dan Bianca, ia memegang sebuah pistol di tangan kanannya.

"Gue mau lo mati Lena,"

"Tolong Bianca jangan lakuin itu," Lena terlihat pasrah dengan keadaannya.

Lucas segera menjauh dari sana, ia akan memanggil seseorang tanpa Bianca ketahui. Sungguh ia kecewa dengan istrinya itu. Ia tidak percaya jika Bianca memiliki dendam kepada Lena, dan ia tidak tahu apa dendam itu. Tidak mungkin juga ia menelpon polisi langsung.

Kini Lucas berada di dapur rumah Lena, ia mengambil ponselnya bingung mau menghubungi siapa. Hingga ide cemerlang muncul di otak cerdasnya. Iya! Dia akan mrnghubungi salah satu teman di kontak ponsel Lena. Dengan segera Lucas mengambil ponsel Lena dari tas yang tadi ia pungut di tengah rumah.

Lucas menatap layar ponsel yang di password. Ia tahu password ponsel Lena, karena Alpha pernah bilang saat Lucas akan meminjam ponselnya, passwordnya itu tanggal pernikahannya. Iya Lucas mengingatnya. Laki-laki itu mulai mencoba mengotak-atik ponsel Lena.

BRANG!!

Lucas menatap ke arah pintu ruangan tadi, seperti suara bantingan. Lucas tidak menyangka jika istrinya seperti itu. Pandangan Lucas kembali lagi ke ponselnya. Lalu ia menatap kontak di ponsel Lena, banyak sekali teman Lena. Tetapi mata Lucas berhenti pada riwayat telepon Lena, ada nama Eric disana.

Lucas menekan tombol telepon tanpa ragu, lalu ia menempelkannya ke telinganya. Lagipula ia juga pernah mendengar nama tersebut.

Tut__tut__tut

Tidak diangkat! Lucas kembali mencoba untuk yang kedua kalinya, suara Bianca semakin keras di dalam sana.

"Lo udah renggut kebahagiaan gue, lo itu hama Lena!"

Lucas tidak mungkin mendatangi Bianca sendiri, ia takut jika ia menyelamatkan Lena, Bianca bisa saja menembakan peluru tepat ke arah Lena bukan ke arahnya. Jika ia menarik Bianca pasti ia akan meronta dan berusaha untuk menembakan peluru itu ke arah Lena yang terikat. Lucas juga sudah berjanji kepada mendiang adiknya jika ia akan menjaga Lena.

Maka Lucas mencoba untuk menelpon Eric lagi, tetapi lagi-lagi telepon itu tidak diangkat oleh Eric. Lucas juga tidak mengetahui jika yang bertunangan itu Eric karena Bianca hanya bilang jika temannya lah yang bertunangan.

Satpam di depan? Ya satpam di depan! Ia baru mengingatnya. Baru saja tadi ia mengingatnya. Ia akan memanggilnya setelah menelpon Eric untuk yang ketiga kalinya, ada atau tidak ia akan menghampiri satpam itu dan memintanya bantuan untuk menyelamatkan Lena dari istrinya.

LENRIC [ALBERIC2]Where stories live. Discover now