14 | ALBERIC2

78.7K 3.8K 101
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy reading

Sayang sekali jika hati ini selalu tersakiti. Sayang sekali jika hati ini selalu bersedih. Tetapi yang paling di sayangkan adalah saat kita bahagia dan tidak tahu jika di depan sana ada kesedihan yang selalu menanti
-Alberic

"Sayang bangun!" Lena menepuk pipi Alpha agar terbangun dari tidurnya, waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Tetapi Alpha belum juga bangun tidur, sedangkan Lena sudah rapi dengan kaos putih dan celana selututnya.

Lena menyibakan gordennya agar cahaya matahari bisa leluasa untuk menyinari kamarnya. Lena menghembuskan nafasnya kasar, Alpha belum juga bangun tidur, ia juga belum mencuci piring, pakaian dan yang lainnya.

Lena menghampiri Alpha kembali. "Kalau udah bangun kebawah aja, kita sarapan bareng." Bisik Lena membuat Alpha hanya bergumam tidak jelas. Lena keluar dari kamarnya dan kembali turun ke bawah, Lena pergi ke dapur untuk melihat makanan yang tadi ia masak, apakah ada yang kurang?

Oh iya Lena melupakan sesuatu, jika hari ini ia dan Alpha akan bertemu Alexa dan ke dua temannya. Alexa yang ternyata sekarang sudah mempunyai suami dan seorang anak yang masih enam bulan, dan Alexa sekarang bekerja menjadi seorang designer dan yang paling mengejutkan adalah Lexa hanya berkuliah dua tahun saja karena suaminya itu melamarnya terlalu cepat. Alexa itu orang yang dulu pernah membullynya. Bahkan Alpha sempat melarang dirinya untuk bertemu Lexa takut-takut Lexa akan melakukan hal yang tidak diinginkannya.

"Alpha mana sih," kesal Lena, ia menghampiri lemari pendingin untuk minum karena tenggorokannya terasa kering. Sudah dua hari berlalu sejak pernikahannya dengan Alpha membuat Lena harus membiasakan bangun lebih awal, terlebih lagi ia harus menyiapkan sarapan dan yang lainnya. Awalnya Alpha menawarkan jasa asisten rumah tangga tetapi Lena menolaknya, karena Lena masih mampu untuk melakukan pekerjaan itu semua.

Tiba-tiba seseorang memeluk Lena dari belakang, Lena yang tengah minum pun hampir tersedak. "Pagi sayang." Lena membalikan badannya dan menjitak kepala Alpha, Alpha mengusap bekas jitakan dari Lena yang terbilang keras.

"Lambat oi, ini udah jam sembilan lewat." Lena berseru kesal, Alpha mencebikan bibirnya. Niatnya ia mau bersikap romantis, tetapi ia malah mendapat jitakan spesial dari istrinya.

"Ih masih pagi juga, kalau siang itu udah jam dua belas, tengah hari tuh barus siang." Canda Alpha membuat Lena berseru kesal kembali.

"Kok Lena kesel ya. Yaudah makan yuk, kamu ingat kan kalau sekarang kita mau ketemu sama teman lama aku?" Alpha berpura-pura berpikir membuat Lena ingin sekali menabok suaminya itu.

"Emang iya? Kata siapa?" tanya Alpha membuat Lena bertambah kesal. Pagi-pagi Alpha sudah sangat menyebalkan.

"Kata hatiku," Lena berucap tanpa ekspresi. Alpha hanya terkekeh melihat istrinya berbicara tanpa ekspresi sedikitpun.

"Yaudah makan yuk, nih perut udah adain konser dadakan nih. Udah bunyi-bunyi gak jelas lagi." Alpha memegang perutnya yang sesekali mengeluarkan bunyi yang tidak enak di dengar. Lena tertawa mendengarnya dan menarik Alpha untuk ke meja makan.

Kini Alpha dan Lena sudah berada di kursinya masing-masing, Alpha sangat tergugah saat melihat hidangan di depan matanya. Aromanya sangat harum, membuat perutnya berbunyi.

"Kamu udah mandi?" tanya Lena membuat Alpha menatapnya, lalu menggeleng. "Ih jorok!"

"Atuh kan udah laper, nanti aja." Lena menghembuskan nafasnya kasar. "Eh kamu beneran jadi ketemu temen lama kamu? Aku khawatir lho."

"Nggak apa-apa tenang aja hehehe,"

"Tapi kan__?" Lena tersenyum meyakinkan senyum yang membuat siapa saja akan luluh saat meluhatnya. "Shut, kalau ada kamu aku yakin kalau aku selalu aman."

LENRIC [ALBERIC2]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora