5 | ALBERIC2

107K 6.1K 358
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Haply reading

Kapan aku bahagia lagi seprti dulu tanpa ke palsuan apapun, terutama cinta.
-Alberic

"Sayang, aku mau ke minimarket sebentar. Ada yang harus di beli, mau ikut atau enggak?" tanya Alpha, Lena menatapnya.

"Beli apa emang?" tanya Lena penasaran. Ia hanya takut jika mata di minimarket menatap Alpha genit.

"Beli teh sama gula disuruh Bunda, kamu ke dalam aja nanti aku nyimpan belanjaan ke mobil terus nyusul kamu." Alpha tersenyum membuat Lena yang menatapnya hanya bisa menurutinya.

"Yaudah aku masuk, hati-hati ya." Alpha mengangguk, sebelum pergi Alpha mencium punggung tangan Lena terlebih dahulu membuat siapa saja akan iri melihatnya.

"Dah sayang!" Lena masuk ke dalam cafe Kelopak, di sana sudah ada Frans, Jo, Deval, Aice, Manda dan Yuka. Mungkin sisanya belum datang.

"Hai!" sapa Lena girang.

Ke tiga laki-laki yang menatapnya mengernyitkan dahinya. "Lo siapa ya?" tanya Frans heran. "Nyasar ya lo?"

Lena duduk di samping Yuka membuat ketiga laki-laki bertambah bingung. "Hei itu tempat buat si Lena, lo semua sih malah ngajak teman dari luar." Sahut Jo.

Lena tertawa hingga mengeluarkan air matanya. "Gue Lena woi, anjir ngakak gue lihat lo bertiga." Lena masih tertaea karena melihat wajah cengo Frans, Jo dan Deval.

"Jangan bohong lo, dosa." Ujar Deval.

"Dih siapa lagi yang bohong, kayak gak ada kerjaan aja. Btw yang lain pada kemana?" kini Lena menatap sahabatnya, ketiga laki-laki itu masih terlihat heran.

"Gak tahu, yaudah pesan aja dulu." Lena mengangguk lalu melihat menu yang tersedia di cafe ini.

Tak lama suara lonceng dari terbukanya pintu cafe berbunyi. Disana ada empat laki-laki yang berjalan menghampirinya. Wajah Eric terlihat gugup, sedangkan ke tiga sahabatnya menatap Eric seakan berbicara semoga-berhasil.

Eric berjalan menghampiri Lena, lalu ia jongkok di depan Lena. Tangannya meraih kedua tangan Lena, Eric menarik nafas dalam-dalam.

"Lo mau balikan sama gue?" tanya Eric, tatapan matanya seperti meminta harapan kepada Lena. "Gue tahu gue dulu salah, tapi gue mohon kita bisa mulai dari awal Lena," mohon Eric.

Lena berdiri dari duduknya, ia menatap Eric. Eric pun ikut berdiri dan kini saling berhadapan dengan Lena. Eric memberikan Lena satu buket bunga dengan warna merah mudah, Lena sangat menyukainya. Eric juga memberikan sebuah cokelat.

"Lena gue mohon sama lo, lo terima ya permintaan gue. Gue janji gue akan lebih setia dari Eric yang dulu," Lena tersenyum tipis menatap Eric.

"Maaf gue gak bisa," Lena menundukan kepalanya. "Gue gak bisa,"

"Kenapa Lena? Kenapa?" tanya Eric. "Gue bisa perbaiki kejadian masa lalu itu Lena, gue janji gue bisa ubah itu." Eric menyimpan bunga dan cokelatnya di tangan kiri sekaligus, tangan kanannya memegang sebelah tangan Lena, ia menatap Lena penuh harapan.

"Maaf gu__"

"Lo apa-apaan nyatain perasaan sama cewek orang!! Lo jangan nyatain perasaan lo ke Lena," seseorang tiba-tiba datang dan langsung memukul Eric hinggamembuatnya tersungkur. Untung saja cafe ini di sewa khusus untuk hari ini.

"Lo siapa hah? Lo gak ada hak buat larang-larang gue! Mau gue nyatain perasaan ke siapapun juga lo gak ada hak buat larang!!!" bentak Eric.

Laki-laki di hadapan Eric melipat tangannya di depan dada lalu terkekeh pelan. "Cowok bego!"

"Apa lo bilang?!"

"Sabar Ric sabar, lo jangan ke pancing emosi." Farel menahan Eric namun Eric malah menepisnya.

"Gue emosi karena dia larang gue buat nyatain perasaan gue sama Lena," bentak Eric kepada Farel.

"Heh bego gue tanya sama lo, emang lo siapanya Lena?" tanya laki-laki itu masih terlihat santai, Lena kini sudah berdiri di samping ketiga sahabatnya dengan menundukan kepalanya. Jika calon tunangan nya itu sudah marah maka Lena akan takut, lebih takut dibanding dengan kemarahan Eric.

"Gue mantan dan sekarang gue bakal jadiin dia pacar gue!" Eric mengambil bunga dan cokelatnya, ia berdiri di hadapan Lena.

"Lena please terima gue," laki-laki itu mengepalkan tangannya, ia menghampiri Eric lalu melempar sebuket bunga dan cokelatnya.

"LO APA-APAAN BUANG BUNGA SAMA COKELATNYA?!" teriak Eric murka.

"Lo itu gak ada hak!! Lo itu bukan siapa-siapanya dia!" bentak Eric. Laki-laki di depannya tertawa sumbang.

"Lo belum tahu aja siapa gue," orang itu terkekeh, ia menarik Lena untuk berdiri di sampingnya.

"Kenalin gue Alpha Fendricolles, calon tunangan sekaligus calon suami Saylena Arganta Maymac," setelah itu Alpha mengecup singkat punggung tangan Lena. "Minggu depan kita akan tunangan,"

Detik itu juga perasaan Eric hancur seketika, ia menatap Lena tak percaya. Begitupun sahabat Eric terlebih lagi Mike yang terlihat menganga. "Gue undang lo semua ke pesta tunangan gue sama Lena," Alpha tersenyum miring sesekali ia melihat Eric lewat ekor matanya.

Eric terlihat lemah, seakan tenaganya terkuras. Ia tidak bisa berbicara seakan mulutnya bisu, yang ia bisa hanyalah menatap Lena dan Alpha secara bergantian.

"Lena lo serius?" kini Jo membuka suaranya.

Lena mendongkak lalu tersenyum lebar. "Iya dong gue kan udah gede, ya sudah wajar kalau gue mau nikah." Lena memeluk tangan kanan Alpha. "Lo doain gue aja semoga gue sama Alpha bahagia,"

Eric berdiri dengan wajah dingin dan datarnya. "Selamat," setelah itu ia menendang kursi yang ada di depannya lalu pergi keluar cafe dengan perasaan yang sudah tercampur aduk. Lena menatap Eric nanar, ada sebuah rasa bersalah di hati kecilnya.

Eric berjalan ke mobilnya, ia menendang mobilnya tak peduli dengan harga mobil tersebut. Eric kini patah hati, patah hati oleh orang yang ia buat patah hati waktu beberapa tahun lalu. Eric tersenyum getir.

"Gue gak rela Len lo sama yang lain," gumam Eric pelan. "Andai saja dulu gue gak sia-siain lo, mungkin sekarang gue bakal bahagia sama lo," Eric masuk ke dalam mobilnya lalu melajukannya ke jalanan kota, tidak ada tempat yang ingin di tujunya.

Sedangkan Lena, kini ia masih berkumpul dengan sahabatnya dan sahabat Eric. Lena dan Alpha duduk sangat dekat, tangan kanan Alpha memeluk Lena sedangkan tangan kirinya tengah memainkan ponsel milik Lena. Kepalanya bersandar ke bahu Lena.

"Lena," panggil Aice.

"Hmm?" Lena menatap Aice dengan sebelah alis terangkat.

"Maafin kita ya, karena ini kumpul-kumpul kita buat nyanbut lo gak sesuai ekspentasi," cicit Aice.

"Gak apa-apa kok segini juga gue bisa seneng, apalagi ngumpul sama kalian." Lena tersenyum manis.

"Oh iya kalian jangan lupa minggu depan ya, bawa gandengan masing-masing jangan lupa, yang jomblo terima nasib aja." Lena terkekeh pelan.

"Aduh kok aku merasa terpanggil ya," Yuka mengipasi wajahnya.

"Sorry Yuka gue becanda hehehe, Alpha kenalin diri kamu sama teman-teman aku." Alpha berhenti sejenak lalu mendongkak.

"Gue Alpha yang bentar lagi bakal jadi suami Lena," ucapnya dingin.

"Kamu itu coba yang ramah dikit, gak biasanya gitu lho. Kamu itu kan orangnya rewel, cer__" Alpha menempelkan jari telunjuknya.

"Baik sayang," Alpha tersenyum. "Gue Alpha Fendracollas, salam kenal." Alpha berjabat tangan satu sama lain.

"Salam kenal," balas mereka.

A/N : Hai hari ini kan dobel ap, minta votenya dong jangan siders mulu, aku yang bikinnya capek lho kan kalian tinggal pencet bintang yang ada di bawah doang (author banyak omong banget sih >>Manda)

Follow ig
Albericavano_
saylena.maymac

LENRIC [ALBERIC2]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें