56 | ALBERIC2

71.3K 3.2K 197
                                    


Tolong ingatkan aku jika aku orang yang paling mencintaimu
-Lenric

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Eric. Eric kini telah mempersiapkan semuanya, mulai dari tempat yang ia pilih, dan benda-benda yang saat ini dibutuhkannya. Eric menatap ke sekelilingnya yang ternyata telah ia hias sedemikian rupa. Senyum lebar tak luput dari bibirnya, lihat saja dengan yang ada dihadapannya sekarang? Yang tentu akan membuat Lena terpesona.

Eric meraih ponselnya lalu menyalakannya hingga terpampang jelas notifikasi disana. Baru saja ia akan meminta Lena untuk cepat-cepat ke tempat ini. Namun saat itu juga ia mengernyitkan dahinya, ia bingung kenapa Lena menelponnya dengan sangat banyak sekali.

"Lena kenapa ya?" Eric bermonolog, tangannya membuka aplikasi perpesanan disana. Banyak pula pesan dari Lena yang membuat Eric semakin penasaran.

Karena rasa penasaran itu tinggi, Eric lebih memilih untuk menelpon perempuan itu. Ia akan langsung memintanya kemari, bahkan cincin di saku celananya sudah siap.

"Halo Lena?"

'Eric, lo tadi kemana aja nggak bisa gue telepon?' Terdengar nada cemas disana.

"Lo bisa kesini nggak Len? Gue bisa jem-"

'Gue udah jalan ke Bandara, ayah gue suruh gue buat ke London hari ini. Pesawat akan berangkat satu jam lagi.'

Eric terkejut dengan apa yang baru saja Lena ucapkan, satu jam lagi Lena akan pergi sedangkan Eric sudah menyiapkan ini semua dengan sepenuh hati dan itu hanya untuk Lena.

"Dan kalau sampai di Bandara gue mohon lo tunggu gue, gue mau ngomong sesuatu sama lo." Eric menarik nafas panjang lalu langkah lebarnya berjalan ke arah mobil yang terparkir tidak jauh darisana.

Namun sambungan telepon itu terputus, Eric khawatir. Laki-laki berfikir akan lebih cepat sampai jika menggunakan motor daripada mobil, jadi ia akan meminjam motor ke orang suruhannya yang kebetulan memang kemari membawa motor milik perusahaan.

"Saya pinjam motor ini," laki-laki yang ada di samping Eric memberikan kuncinya.

Eric naik ke atas motor tersebut, ia tida peduli jika motor yang dibawanya adalah motor matic. Karena sekarang keberadaan Lena lebih penting. Eric menyalakan mesin motor lalu menjalankannya dengan kecepatan tinggi.

"Lena gue mohon tunggu gue," Eric memacu motornya dengan kecepatan yang tinggi bahkan klakson di kanan-kiri berbunyi sedari tadi.

Eric menambah kecepatannya lagi, ia tidak peduli apapun untuk saat ini. Jarak antara bandara terbilang jauh, ia menyesal karena tidak membuka ponselnya sama sekali. Kenapa Lena mempercepat keberangkatannya ke London? Padahal bukannya seminggu lagi ia baru pergi?

"Lena please jangan dulu pergi." Gumam Eric, ia mengacak rambutnya frustasi.

Tikungan tajam di depan terlihat, Eric masih memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Masih belum menyadari jika ada tikungan bahaya di depan. Eric kembali menambah kecepatannya hingga saat berada di tikungan itu Eric tidak bisa menjaga keseimbangannya.

Bruk!

Terlambat! Motor Eric terguling membuat badannya ikut terjatuh. Kaki kanannya tertimpa motor, ia meringis kesakitan. Ada beberapa warga yang menghampirinya dengan membantu untuk mengangkat motor yang menimpa Eric.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya salah satu laki-laki paruh baya.

"Saya tidak apa-apa." Eric tersenyum lalu ia menghampiri motornya dengan langkah yang terpapah. Mungkin kakinya terkilir bahkan tangannya berdarah dan memar.

LENRIC [ALBERIC2]Where stories live. Discover now