55 | ALBERIC2

73.4K 3.2K 256
                                    

Cinta seperti rubik yang bisa kamu putar sesuka hati, bisa kamu rusak sesuak hati. Dan juga bisa kamu perbaiki sesuka hati.
-Lenric

Minggu ketiga sebelum Lena benar-benar akan pergi, Eric menunggu hari yang tepat untuk sesuatu yang sangat spesial. Tiga minggu belakangan ini Eric selalu mengajak Lena jalan-jalan, bahkan Eric tidak melewatkan hari liburnya tanpa Lena. Ia selalu mengajak Lena baik untuk jalan-jalan, makan bersama atau apapun itu. Bahkan seminggu yang lalu saat Anna dan Jo mengadakan acara pertunangannya Lena dan Eric datang bersama kesana layaknya pasangan yang serasi.

Akhir pekan ini Eric dengan sebuket bunga di tangannya tengah bersembunyi di balik sebuah pohon. Ia melihat jika orang yang dicintainya sedang duduk di atas tikar yang pas sudah perempuan itu hamparkan. Ada minuman dan makanan kecil yang tersedia di sana. Memang benar jika Lena menyukai hal-hal sekecil ini seperti piknik kecil-kecilan di samping danau.

Eric tersenyum lalu menghampiri Lena dari belakang, perempuan itu belum menyadari jika ada laki-laki yang kini berdiri di belakangnya. Terlihat sekali jika Lena tengah menggerutu kesal karena Eric belum datang juga.

"Gila ya si Eric sampai sekarang belum muncul-muncul." Kesalnya dengan mencebikan bibirnya.

1 ... 2 ...

Eric mengitung di dalam hati.

"SAYANG!" Eric langsung memeluk Lena dari belakang, sontak itu membuat Lena terkejut.

Lena menolehkan kepalanya ke belakang lalu setelah itu Eric tertawa karena ekspresi Lena yang terlihat lucu. Lena menatap Eric dengam kesal, siapa tidak kesal coba? Tiba-tiba di peluk dari belakang dan itu membuat jantungnya hampir meloncat keluar.

"Kaget tahu!" Lena memukul tangan Eric. Eric terkekeh lalu laki-laki itu duduk di samping Lena.

Lena hari ini hanya memakai sweater biru laut dengan celana jeans putihnya. Sedangkan Eric memakai hoodie navy dengan crlana jeans hitamnya. Sungguh terlihat cocok untuk mereka dengan pakaian akhir minggu ini.

"Maaf maaf, eh lo bawa apa nih? Kayaknya enak banget." Eric hendak mencomot sebuah pie yang mungkin Lena buat, namun sebuah tangan menepisnya kencang.

"Nanti dulu! Itu tangan bener-bener minta di patahin ya," decaknya pelan.

"Wah bumil emang serem ya," Eric terlihat pura-pura takut. Lena menatap laki-laki itu dengan sinis, lalu setelah itu matanya menatap tajam kepada Eric.

"Terus aja ledek gue, sampai tuh mulut berbusa." Seru Lena dengan menuangkan air hangat ke dalam cangkir yang sudah disiapkannya. Ya Lena yang menyiapkan ini semua, untung saja Bi Kunira mau menolongnya.

"Kalau berbusa keracunan dong."

"Bodo Eric bodo!" kesalnya.

"Oh iya bunga yang tadi gue bawa mana ya, lo lihat nggak Len? Gila bukannya tuh bunga daritadi gue pegang ya?" Eric mengedarkan pandangannya untuk mencari sebuket bunga yang dibawanya tadi, namun ia tidak menemukan bunga itu.

Namun mata Eric yang tajam melihat jika bunga itu berada di sisi lain tempat Lena duduk, sepertinya memang Lena menyembunyikannya. Bunga itu berada di sebelah kiri Lena sedangkan ia duduk di sebelah kanan Lena, ya iyalah tidak terlihat kalau bunga itu sangat dekat berada di samping Lena.

"Itu yang ada di samping lo apaan?" tunjuk Eric.

Lena mengikuti arah pandang Eric. "Oh itu bunga, nggak tahu siapa yang jatuhin. Kayaknya orang yang tiba-tiba meluk gue deh."

Eric mencebikan bibirnya kesal, namun tak lama senyuma tipis kembali terbit. Ia menemukan ide yang cemerlang.

"Oh lo nyembunyiin bunga gara-gara ada yang peluk ya. Apa lo bisa balikin bunganya kalau ada yang peluk lo lagi?" Lena terdiam sebentar, lalu kepalanya menggeleng.

LENRIC [ALBERIC2]Where stories live. Discover now