47 | ALBERIC2

55.7K 2.5K 181
                                    

Andai waktu bisa di putar, maka aku akan memutarnya ke waktu dimana saat aku aku masih bisa memeluk dirimu seutuhnya
-Lenric

Hari ini adalah hari pertunangan Eric, gaun dan segala perlengkapannya sudah di sediakan di waktu-waktu yang lalu. Senyumannya terbit sangat, rambut dan pakaiannya sudah tertata rapi. Bahkan jas yang ia pakai sudah di pasang dasi sebelumnya.

Eric menatap dirinya dari kaca, terlihat tampan dengan pakaian yang di pakainya, pasti banyak yang terhipnotis olehnya hari ini.

"Gue ganteng juga," Eric bergaya di depan cermin, layaknya sang CEO besar. Barca yang berada di sampingnya hanya mendengus.

"Iya lo ganteng, dan lo langkahin kakak lo sendiri." Eric mendelik tidak suka.

"Ini baru pertunangan woi, pernikahannya itu bulan depan. Selow aja kenapa," Eric membenarkan dasinya, lalu sebuah ide terlintas di pikirannya.

Matanya melirik Barca yang kini tengah mematut dirinya di cermin, Eric menghampirinya dan memintanya agar keluar kamar. Barca berdecak pelan, terlihat curiga dengan kelakuan Eric sekarang. Karena dorongan Eric yang terlalu kuat hingga akhirnya Barca mengalah dan keluar dengan sendirinya dari kamar Eric.

"Untung pergi,"

Eric merogoh ponselnya dari saku celana miliknya, lalu ia mencari kontak ponsel seseorang disana. Ia ingin bertanya apakah dirinya akan hadir di pesta pertunangannya? Orang yang selalu ajak ia chattingan akhir-akhir ini.

Eric mendekatkan ponselnya ke telinganya, hingga telepin itu tersambung membuat sudut bibir Eric terangkat.

"Lo datang?" Eric bertanya badannya ia dudukan di tepi ranjang.

'Eum... nggak tahu sih, tapi nanti gue usahain datang kok.'

"Oh iya Lena perlu gue jemput ke rumah lo? Lo kan hamil nanti lo malah kecapekan." Eric tidak menyadari jika ia mulai perhatian lagi kepada Lena.

'Nggak usah, nggak perlu lo jemput gue. Ini kan hari pertunangan lo, hari bahagia lo masa gue harus minta jemput sih.'

"Lo janji kesini ya Len? Gue butuh lo disini." Eric tersenyum tanpa sadar.

'Disana kan ada Grace Ric. Oh iya congrats ya Ric, nggak nyangka juga ketua geng Sma masa gue udah mau tunangan aja.' Senyuman manis Eric berubah menjadi senyuman paksa, seperti ada yang mengganjal.

"Kalau nggak ada lo kayak ada yang kurang Len," Eric tidak menanggapi gurauan Lena tersebut.

'Apaan sih Ric, iya gimana nanti gue datang apa enggaknya,'

"Gue harap lo bisa datang,"

'Iya Eric,'

"Yaudah Len, maaf ganggu ya gue tutup teleponnya oke."

'Oke,'

Laki-laki itu menutup telepon lalu dengan asal memasukannya ke dalam jas miliknya. Eric menghela nafas panjang, bisakah ia berkata sesuatu di hari pertunangannya ini. Bisakah? Apa semuanya sudah terlambat? Eric berdiri, melangkah menuju depan cermin.

"Kayaknya gue masih cinta sama Lena, kalau saja gue nggak tunangan sama Grace, mungkin gue masih bisa perjuangin dia lagi."

×××××

Lena baru saja siap dengan penampilannya untuk menghadiri acara pertunangan itu. Ia meraih tas kecil, lalu memakai high heels abu-abu miliknya. Wajahnya terlihat cantik apalagi kini tubuhnya dibalut drees semata kaki dengan warna peach, jangan lupakan hiasan rambutnya dengan perpaduan peach dan abu. Sangat terlihat feminin.

LENRIC [ALBERIC2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang