45 | ALBERIC2

60.7K 2.7K 228
                                    

Jalan hati kita berbeda, namun kamu tahu? Jalan ini seperti aliran pararel yang dimana diujung sana kita bertemu di jalan yang sama.
-Lenric

Lena kini termenung di rooftop rumah sakit tersebut, tidak peduli jika disini gelap ia tidak takut. Air matanya kering, habis. Semua orang yang datang kesana sekarang tengah mempersiapkan pemakaman Alpha karena jam sudah menunjukan pukul setengah enam magrib. Mungkin akan memakamkannya pukul delapan.

Lena kini meraih satu surat yang tadi ia temukan di dalam buket bunga, surat dengan amplop indah bewarna pink. Sudut bibir Lena tertarik sedikit saat menemukan namanya di depan sirat tersebut.

Lena membuka amplop surat tersebut dengan hati-hati, lalu setelah terbuka ia mengambilnya dan membuka surat itu. Tulisan Alpha, Lena sangat mengenalnya. Rapi dan jelas. Lena tersenyum kecil kala membaca surat tersebut, ada rasa sedih dan penyesalan.

Untukmu, Lena istriku

Maafkan aku Lena, aku nyesel nggak terus terang sama kamu dari awal. Aku nyesel banget dengan semua yang terjadi hari ini, aku bakal jelasin dari awal kejadian itu. Dan aku mohon kamu terima maafku Lena. Aku nggak bisa jika aku jauh dari kamu. Waktu itu aku mabuk berat, bahkan aku tidak sadar dengan apa yang terjadi padaku. Semua terjadi tanpa kesadaranku, bahkan aku juga tidak tahu jika Anna membawaku ke apartemennya.
Aku salah, iya aku mengaku salah. Aku lebih berengsek dibanding dengan semua laki-laki yang ada di dunia ini. Bilang aja aku ini laki-laki persetan, sialan atau apapun.

Dan kamu tahu? Aku nanti akan menjelaskan semuanya kepadamu lebih jelas lagi biar diantara kita nggak ada kesalah pahaman lagi, bahkan aku sudah berencana akan kembali ke London bersamamu. Kita bisa tinggal disana bersama, oh jangan lupakan juga calon anak kita. Kita berdua akan membangun sebuah keluarga kecil dan harmonis di sana. Masalah Anna? Jangan kamu pikirkan nanti anak buah aku bisa menyelesaikannya.

Aku akan membawamu kemanapun yang kamu mau saat di London nanti, aku juga pasti akan meluangkan waktuku untuk keluarga kecil kita. Mungkin saat weekend kita bisa piknik keluarga atau kita bisa keliling kota! Senang ya sepertinya.

Aduh aku banyak bicara sepertinya tapi aku mau kasih kamu puisi dulu deh... maaf kalau jelek sayang.

Pagi hari menyambut mentari secerah hati ini
Dulu ku termenung menunggumu agar segera berlabuh menumbuhkan cinta
Aku terbelenggu saat rajutan rasa itu berhenti terdiam
Aku bingung, tetapi aku sadar jika aku harus berhenti mencintai bunga lain demi bunga merah muda itu

Aku melihatmu dengan mata yang terbuka
Matamu menghipnotis, aku terdiam dengan indraku yang tak lagi sempurna
Ku menghampir berusaha membuka hati yang seolah tertutup rapat
Membukanya saja bagiku sangat mustahil

Apa rasa ini akan berakhir?
Setelah ku menunggumu datang duduk di singgasana hati?
Mungkin aku bodoh yang hanya bisa menatapmu tanpa berani menghampiri
Karena ku takut kau menolaku saat kunyatakan cinta ini

Aku sadar
Aku tahu
Ini bukan ilusi
Tapi cinta ini nyata

Aku terdiam merenung saat malam
Di temani bintang saat bulan hanya setengah lingkar
Bibirku kelu, mulutku bisu
Karena ini adalah waktuku untuk menggenggammu

Gimana puisinya? Jelek ya, maafkan suamimu ini ya. Aduh sepertinya udah banyak tulisan di kertas ini ya. Yaudah udahan ah nulisnya, pegel. Ini puisi nyata lho, aku nulisnya waktu aku ngejar-ngejar kamu pas kuliah hehehe.

Salam sayang dari suami paling ganteng
Alpha Fendricollas

Setelah membacanya Lena ingin sekali menangis, tetapi ia hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong ke depan. Lagi-lagi setetes air mata itu mengalir mulus di pipinya.

LENRIC [ALBERIC2]Where stories live. Discover now