| 004

13.3K 1.9K 73
                                    

"tadi papasan sama arkasa?"

baru tiga sendok bubur ayam masuk ke mulut taehyung, padahal tidak padat, tapi terasa menyumbat tenggorokan.

"kenapa emang, kak?" sudah dibilang taehyung itu pemalas, bukannya menjawab malah balik bertanya.

"nanya aja," sungwoon, kakak tingkat jurusan psikologi, mengangkat bahu, "kan lo baru disini. baru kali ini ketemu sama arkasa kan?"

taehyung mengangguk, membalas dengan menyesap teh hangat. "kenapa dia pengen dipanggil arkasa? karena dia perkasa, gitu?"

"konyol!" sungwoon tertawa, matanya sampai membentuk sabit. "gue mana tau, yang lain manggilnya gitu ya gue ngikut aja."


"hmmm,"

"taehyung,"

taehyung mengalihkan perhatian dari buburnya, menelengkan kepala untuk menatap sungwoon. "kenapa, kak? mau bubur juga?"

"bukaaann," sungwoon jadi gemas sendiri mendapati reaksi taehyung. lempeng, benar-benar lempeng, membuatnya tidak tahan ingin mengacak-acak surai sewarna madu itu. "si arkasa gimana?"

"ya gitu,"

"duh,"

"kenapa sih kak?"

"ganteng nggak?"

"menurut kakak?"

"untung lucu ya, udah pengin gue jejelin sambel terasi," sungwoon menyerah, "dia ganteng sih,"

"hmmm," taehyung hanya bergumam lagi, malas berpikir. sebab tidak sekali dia mendengar kalau anak pemilik kost itu ganteng. "ya udah kalau menurut kakak ganteng ya ganteng,"

"kalau menurut lo gimana?"

"permisi kak, izin ke belakang. sakit perut."


mengabaikan sungwoon, taehyung benar-benar ngeloyor ke belakang. niat awalnya ingin menghindar saja, mana tahu ternyata perutnya benar-benar nyeri. [ ]

🌌 citrus. | ✓Where stories live. Discover now