| 031

9.6K 1.5K 51
                                    

"wei, kebetulan,"

namjoon menoleh, kemudian terkekeh sembari menepuk pundak jimin. "woi, apa kabar?"

"baik terus gue mah, cuma pusing aja gara-gara jadwal penuh," jimin mengedikkan bahu, "lo sendiri gimana, bang?"

"ya gitu aja sih?" jeda sejenak sebelum namjoon melanjutkan kembali dengan nada lebih rendah, "lo ada waktu?"

jimin melirik jam tangannya sejenak, memincingkan mata untuk mengkalkulasi, "sejam ada sih sebelum gue balik ke rumah sakit," jimin mengembalikan buku di tangannya ke rak, diikuti oleh namjoon. yang lebih muda menyugar rambutnya ke belakang, "lo mau ngomong sesuatu kan, bang?"

"as you've said,"

"soal taehyung? dia bertingkah lagi?"

"taehyung udah biasa bertingkah macem-macem, jim. tapi bukan itu."

jimin berdeham sejenak, "cafe di depan?"

"oke,"







.
.
.

"udah ketemu sama arkasa kan?"

itu jimin yang bertanya, duduk di hadapan namjoon yang bersandar sambil menghirup kopi. keduanya kebetulan bertemu di toko buku dan memutuskan berbincang sebentar di cafe yang berseberangan dengan toko buku.

"udah," balas namjoon pendek, mengerling jimin yang tidak menyentuh cangkirnya sama sekali sejak tadi, dajeerling tea dibiarkan mendingin.

"gimana?"

"arraf jimin hadyantara, lo mikir apa yang gue pikirin?"

"gue berasa kenal, tapi dimana gue lupa,"

"gue kira cuman gue doang yang berasa gitu, rasanya pernah kenal,"

keduanya hanya diam, seolah terlarut pada pikiran masing-masing. hingga kesadaran menghantam keduanya telak. nama itu muncul begitu saja, melintas, numpang lewat begitu saja di waktu yang bersamaan.

"adinata johnny," [ ]

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang