| 047

8K 1.4K 67
                                    

sekelilingnya sudah gelap kala jeongguk membuka mata. mengerjap sedikit karena melihat cahaya bulan pucat merembes di jendela. perlu waktu baginya untuk mengingat dimana ia sebelum ia menoleh mendapati bagian kanannya terasa berat.

mengingat tiap kamar tidak jauh berbeda susunannya, jeongguk meraba-raba dekat kepala ranjang dan berhasil menemukan sakelar lampu. ia mengerjap untuk menyesuaikan cahaya dan melihat dengan jelas kepala taehyung menindihi lengannya.

"ya ampun kak, kok lucu," gumam jeongguk, beranjak nail sedikit dengan bertumpu di siku, menyapu poni taehyung yang jatuh berantakan, "lah, ketiduran."

dengan amat sangat hati-hati, jeongguk melepaskan lengannya yang ditindihi taehyung, cowok manis itu bergerak sedikit namun beruntung tidak terbangun. walaupun begitu, masih dengan kehati-hatian yang sama, jeongguk meraih tubuh taehyung dan mengangkatnya untuk berbaring di ranjang.

dan mengejutkan, secara instingtif, taehyung meraih tangan jeongguk, enggan dilepaskan hingga jeongguk akhirnya menyerah dan memilih duduk kembali, mengawasi taehyung yang ketiduran.

melihat rambut halus yang terasa lembut di jari, mengamati bulu mata panjang yang bahkan menyentuh pipi, tahi lalat di ujung hidung serta bibir penuh yang terdapat luka akibat kebiasaan taehyung menggigit bibirnya sendiri. fitur ceria taehyung melembut saat ia tertidur, terlihat amat sangat rawan, juga bercelah dan terbuka.

"gue nyesel parah kenapa baru aja gue berani hadepin lo langsung," jeongguk bergumam, membalas genggaman taehyung. cowok manis itu sudah mendekap guling namun tidak mau melepas tangannya. "gara-gara dulu, lo itu terlalu bersinar, kak. gue ngerasa minder, ngerasa nggak pantas berharap lebih sama lo. dan akhirnya gue gitu-gitu doang. suka, liat, pendam. nggak ada pergerakan. nggak ada inisiatif. konstan di titik itu, nggak ada pindah-pindah. haha, emangnya gue siapa. nggak ada yang kenal arkasa jeongguk."

"gue juga nyesel kenapa pas itu gue nggak secepatnya narik lo pergi dari sana, biar lo nggak usah dengerin omongan mereka sampai habis, biar lo..." jeda sejenak, tangan jeongguk yang tidak menggenggam taehyung kini mengepal kencang, hingga terlihat agak bergetar, "...nggak perlu sesakit itu, atau seterpuruk itu. gue ngeliat kak, lo seneng banget tiap sama johnny, gue pikir johnny juga sayang beneran sama lo, gue berniat mundur."

"sampai gue liat lo nangis, kak. lo nangis. kak taehyung yang itu nangis. gue nyesel banget jadi pengecut saat itu. harusnya gue duluan ngambil perhatian lo sebelum johnny dateng, harusnya gue bisa nyelametin lo dari kejadian kayak gitu."

ada interval yang panjang setelahnya, kekosongan yang cukup lama. hingga kemudian jeongguk mendengar suara napas tercekat, ia mendapati kelopak mata taehyung setengah membuka.

"lo tau sampai mana aja, jeongguk?" kini genggaman taehyung menguat, seolah tidak mengizinkan jeongguk untuk kembali. "lo sebenarnya siapa?" [ ]

🌌 citrus. | ✓Where stories live. Discover now