| 060

8.2K 1.2K 95
                                    

"GOBLOK."

pertama kalinya eunwoo ngomong kasar itu sekarang, jam ini, menit ini, detik ini, setelah keberadaannya yang muncul-hilang dulu gara-gara ikut bimbingan belajar untuk masuk kuliah. mungkin membawa gengsi fakultasnya, makanya eunwoo tidak pernah lagi ngomong kasar, walau seringkali masih saja terdengar pedas.

"duh, ulang deh, ulang," kelakar hyunbin, "belom gue rekam."

kali ini mereka di gazebo, dekat gedung rektorat, memonopoli tempat dengan tampang tidak tahu menahu sehingga orang-orang yang berlalu lalang jadi segan saat berniat ingin ikut ambil bagian duduk disana.

dan untuk catatan, bukan jeongguk yang hobi cerita satu-persatu masalah hidupnya, namun sohib-sohibnya kepalang kepo tingkat akhir, terlalu ingin tahu. kadang jeongguk kesal sendiri.

"nggak lo tembak aja gitu? langsung aja ngajak pacaran?" tanya jaehyun, sudah menduga sikap akhir jeongguk, alias menyerahkan semua keputusan di tangan taehyung.

"tuh, kan! jeongguk tuh gini! dari dulu nggak berubah!" eunwoo menggerung kesal. "gini aja terus, arkasa jeongguk. ngambang lagi, nggak ada kejelasan lagi, bingung lagi kan lo? salah siapa coba?"

"udah, woo, udah. kok jadi elo yang ngegas sih?" mingyu mencoba menengahi. "tau sendiri kan, jeongguk itu ke kak taehyung gimana, coy. sesayang itu, makanya sampai goblok ginipun terus jadi pelampiasan, dia mau-mau aja. biarin ajalah dia mau kayak gimana kedepannya."

"lo semua cuma belum tau jeongguk itu terpuruknya kayak gimana," eunwoo membalas pandangan jeongguk dengan tampang sengit, "berani lo ketawa pas gue gini, hah?"

"ampun, yaelah, woo. cerita dulu nggak usah dibahas," tepis jeongguk, mengangkat tangan dengan cengiran lebar, "gue nggak bakal lengah lagi deh, janji."

"emangnya jeongguk pernah ngapain?" cecar hyunbin, jelas penasaran.

"jeongguk pernah izin satu minggu, di surat emang tertulis acara keluarga," dengus eunwoo, "aslinya sih dia kolaps sampai opname."

"kok bisa???"

"bisa lah," jaehyun mengedikkan bahunya. "kebiasaan buruk jeongguk yang lain, kalau lagi ngacau, ngalihin perhatiannya ke semua kerjaan, hasilnya ngeforsir diri."

"dan gue," eunwoo menunjuk dirinya sendiri, "yang dari dulu disuruh stand by ngejagain jeongguk supaya nggak kolaps lagi. capek, anjir. jeongguknya bandel gamau dengerin gue. pokoknya kalau jeongguk kebanyakan pikiran, udah gue minggat aja, nggak mau ikut campur. bikin semaput aja."

yang ada disana terbahak mendapati tampang keruh eunwoo, tidak terkecuali jeongguk. hingga kemudian terdengar dering ponsel eunwoo.

"halo? eh, lo jadi ke sini, wung?" tanya eunwoo, ponsel menempel di telinga dan bibirnya sibuk memberi isyarat diam pada yang lain, "iya nih, gue di gazebo. nggak kejauhan? eh? udah nyampe? ya udah sini dulu. oke, gue nungguin kok."

"siapa, woo?" tanya mingyu cepat.

"adek tingkat gue, maba," balas eunwoo, "di fakultas gue semacam ada program kakak kelas pembimbing gitu. kan gue bimbingan sama kak minhyun, nah gue juga ngebimbing, ya dia iniㅡ nah, tuh orangnya."

muncul sesosok cowok berwajah manis, agak kalem, memanggil nama eunwoo dan berjalan mendekat menuju mereka. namun tidak lama kemudian, nama jeongguk terlontar dari bibirnya ketika netra gelapnya bersirobok.

"eh? kak arkasa? beneran kak arkasa!" [ ]

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang