| 053

7.2K 1.2K 26
                                    

taehyung memejamkan matanya kuat-kuat namun membiarkan saja basah di pipinya mengalir. biarpun lengan johnny melingkar di tubuh dan memeluknya, taehyung merasa benar-benar kosong dan hampa. lengannya lunglai di kedua sisi tubuhnya.

ia tahu tidak seharusnya ia menunjukkan sisi lemahnya lagi di hadapan johnny. tapi ia benar-benar kacau. tidak tahu harus kemana dan apa. yang ia tahu, satu kepingan sudah ia keluarkan dari penyimpanan, kemudian kepingan lain mendesak untuk segera dikeluarkan juga.

"gue tahu harusnya gue nggak usah ngambil taruhan itu," johnny bergumam, dekat telinga taehyung dan mengusap rambut bayi cowok manis itu, "telling the fact, lama-lama gue yang jatoh sama lo. gue berasa bego banget di permainan gue sendiri."

"gue... gue nggak ngerti,"

"lo mau dengerin gue?"

"apa yang bisa gue lakuin selain ini, emang? nungguin lo jelasin semuanya ke gue biar gue berhenti bikin asumsi sendiri, menduga-duga sendiri."

"terus kenapa nggak lo tanya gue?"

"ngapain?" taehyung mengangkat wajahnya, mengusap datar basah dari ujung kelopak mata hingga pipinya, sesekali membersit hidung, "lo pergi gitu artinya lo nggak mau berhubungan dengan gue lagi kan? ngapain gue ngetuk pintu di rumah kosong?"

"its not," sanggah johnny cepat, "itulah gue, pengecut, nggak sanggup ketemu muka langsung sama lo. brengsek banget kan gue?"

"sekarang," jeda sejenak sebelum taehyung akhirnya melanjutkan, ia kemudian menatap johnny lurus, jernih menancap langsung ke iris johnny, benar-benar tenang seperti danau tanpa riak, "giliran lo. tolong, jelasin ke gue. semuanya. gue nggak pengen ada yang tertinggal lagi. gue udah capek." [ ]

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang