| 079

7.2K 1.2K 123
                                    

jadi begitulah kenapa jeongguk tahu-tahu sudah muncul di rumah taehyung. tengah berbincang ringan dengan bundanya taehyung, seolah mendatangi rumah taehyung adalah hal yang biasa dilakukan dan tidak canggung sama sekali.

yena memilih balik ke rumahnya sajaㅡ yang tepat di sebelah rumah taehyungㅡ sebab ia capek diajak lari-lari sampai pulang. tertinggal taehyung, termangu di depan pintu, entah jantungnya berdetak kelewat kencang karena habis berlari, ataukah karena cowok yang sedang melempar senyum dan tatapan jenaka padanya ini.

"lo ngapain ke sini?" tanya taehyung langsung, tidak ingin didahului oleh salam dahulu. matanya nanar dan tiba-tiba saja, ia gemetar.

"coba tebak kenapa,"

masih saja bisa bercanda.

bundanya ke belakang, memberikan privasi untuk taehyung agar bisa bicara lebih bebas. namun taehyung sendiri ingin minggat dari sana, ingin bersembunyi, ingin menghilang dari hadapan mahasiswa arsitek itu.

tapi, mana bisa ia lari? bahkan saat ia mengambil libur dan pulang ke rumahnya sendiri pun, jeongguk masih bisa menemukannya, masih bisa mendapatkannya.

rasanya lucu sekali. taehyung ingin tertawa. lebih dari keinginan untuk minggat, taehyung membawa langkahnya, menyambut lengan jeongguk yang terentang dan memeluk leher cowok itu.

"lo kok goblok?"

"hehe," brengsek, bahkan kekehannya terdengar melegakan di telinga taehyung, ia dapat merasakan usakan lembut di tengkuknya, mengirim rasa tenang yang menyeruak begitu saja di rongga dada, bergulung terhempas di tulang rusuknya. "kak taehyung,"

"apa?"

"gue kangen,"

taehyung bingung darimana asalnya, darimana dorongannya, apa penyebabnya. kenapa matanya jadi panas dan ia tiba-tiba merasa cengeng. harusnya ia yang bilang begitu, harusnya ia yang mengatakan lebih dulu. harusnya taehyung mengaku saja kalau dia juga kangen.

tapi ia hanya merespon dengan mengeratkan pelukannya pada jeongguk, menekan pipinya di pundak cowok itu, tidak berani mengeluarkan suara, takut bendungan yang di tahannya jatuh.

"kak," panggilan jeongguk lembut sekali, sorotnya teduh sekali, senyumnya hangat sekali, usapan di punggungnya melindungi sekali, "jangan tiba-tiba hilang gini ya, gue kuatir. gue kira kakak kenapa-kenapa. gue kira kakak ada masalah yang nggak gue tau, yang nggak bisa gue tolong. gue nggak mau kakak sendirian. jangan hilang lagi, ya, kak."

"gue nyerah, guk. gue nyerah." deguk napas taehyung kacau, suaranya serak. jantungnya berdetak kencang, debaran di dadanya membuncah, taehyung tidak mau menahannya lagi. tidak mau membentengi dirinya lagi, tidak mau menghindar lagi jika telah berada dalam genggaman jeongguk. ingin rasanya tertawa, sebab nyatanya taehyung merasa luar biasa lega. "gue nyerah,"

taehyung telah menyerah, pada arkasa jeongguk. [ ]

🌌 citrus. | ✓Where stories live. Discover now