| 085

7.6K 1.1K 106
                                    

"jadi, mau kemana nih?"

taehyung menggeleng, "gue lagi males keluar, lo mau?"

jeongguk menyibak sedikit tirai yang menggantung, kemudian menyengir. "sama deh, deres banget ini mah. ke luar pas kayak gini sama aja mandi lagi,"

setelah bermain game, diikuti taehyung yang ikut mencoba (dan jelas saja dia kalah dalam percobaan pertamanya), ada dua mangkuk indomie di hadapan mereka. tidak ada suap-suapan, taehyung sudah ngeri melihat indomie di mangkuk jeongguk tidak ubahnya seperti samyang berkuah. merah. ngeri. radius tiga meter saja sudah kentara bau cabai.

"guk, lo seriusan mau makan indomie kayak gitu?"

jeongguk mengangkat wajah, "iya, ini di dapur kehabisan bon cabe doang sih tadi."

"gak kebakar mulutnya?"

"kan gue nggak naroh api, ya enggak kebakar lah,"

"aish," bibir taehyung mengerucut kesal mendengar candaan jeongguk, sementara ia benar-benar khawatir dengan kondisi perut cowok yang satu itu, "ntar kalau kenapa-kenapa gimana?"

"ini aman kok, yang sering gue makan lebih pedas,"

"udah gue ingetin loh ya," taehyung mengeluarkan gerutuan pelan, "jangan ngeluh sakit perut ke gue,"

"ngeluh ah, biar kakak kuatir,"

"gak bakal,"

"yakin gak bakal kuatir?"

"lo jangan mancing dooooongg,"

taehyung sudah kesal, tapi jeongguk hanya nyengir lagi. taehyung mau marah jadi tidak tega, kan.

"sumpah, perut lo dari karet atau gimana sih?" taehyung kembali meringis saat jeongguk menyuap indomie. seperti menyuap lelehan api saja. "gue nyobain, boleh?"

"emang kuat?"

"nggak tau," balas taehyung dengan kepolosan tidak terduga, "kan gue nggak bisa makan pedas dari dulu, jadi gue ngehindarin pedas sebisa mungkin."

"terus kok tiba-tiba pengen nyoba?"

"penasaran,"

"kalau emang eggak tahan pedas nggak usah nyoba-nyoba lho, kak," kata jeongguk memperingatkan.

"dikit doang nggak papa, kali,"

"nggak usah kak, astaga, jangan nyari penyakit,"

tapi taehyung tetaplah taehyung, keras kepala luar biasa. jadi jeongguk tidak punya pilihan lain. ia hanya waspada saja saat sendok taehyung masuk ke mulut, mengantisipasi reaksi pacarnya itu.

"ANJIR!"

benar saja, baru sedikit, taehyung sudah berteriakan. wajahnya memerah dalam satu jentikan jari, matanya bahkan hingga berkaca-kaca. bibirnya langsung berubah warna menjadi merah, seperti dipoles liptint. raut wajah taehyung seperti syok.

"kak? lo nggak papa? pedas banget kan? bandel sih," jeongguk buru-buru mengambilkan air minum yang diteguk rakus oleh taehyung.

"banget," tiba-tiba taehyung jadi cadel, kentara sekali jejak pedasnya masih enggan minggat, "jatohnya malah pahit. lo kok bisa tahan?"

"ya bisa lah, sini minum lagi," jeongguk mengusap lembut puncak kepala taehyung, "makanya jangan bandel. udah tahu nggak tahan, eh malah ngoto nyobain,"

"gue kira gak bakal sepedes itu, nggak taunya gila banget,"

"masih berasa banget pedesnya?"

"nggak tau nih, kayaknya lidah gue mati rasa,"

"kasian," jeongguk kini menepuk pelan pipi taehyung, napas taehyung sedikit memburu dengan bibir terkuak. jeongguk heran saja, bibir taehyung bisa semerah itu hanya karena kepedasan. benar-benar merah.

"heh, lo liat kemana?" tegur taehyung, gesit menutup mulutnya dengan tisu. salah tingkah juga ia dipandang begitu serius oleh adik tingkatnya itu.

"liat bibir lo, penasaran gimana bisa langsung merah gitu,"

"atau penasaran pengen coba cium?"

candaan taehyung saat itu ternyata punya efek berbalik arah, kini ia merutuk omongannya sebab sekarang senyum jeongguk kembali asimetris. sialan, agaknya cowok ini tahu kalau dia malah tambah ganteng.

"lo sendiri mau, kak?"

"n-n-nggak!" taehyung kemudian gelagapan, apalagi kini raut wajah jeongguk sudah amat sangat dekat dengan dirinya, masih juga dengan seringai yang sama.

napas taehyung rasanya dicabut keluar. detak jantungnya terpacu rusuh kala ujung hidung keduanya saling bersentuhan.

"nggak mau atau nggak nolak, hm?" [ ]

🌌 citrus. | ✓Where stories live. Discover now