please, take me to another planet!

90.8K 7.5K 130
                                    

Para peserta reuni sudah mulai berdatangan hingga restoran hampir penuh. Suasana juga mulai ramai. Suara merdu Ardhito Sahala masih menggema di Berlian dan sesekali semua orang ikut menyanyikan lagu Kisah Kasih di Sekolah.

Aku pun tersenyum lebar seraya menanggapi beberapa basa basi kelewat basi dari beberapa orang yang tidak aku kenali karena wajah mereka banyak berubah. Sudah aku duga, angkatan 2012 pasti akan selalu mengingat aku, sehingga kebanyakan dari mereka memberikan atensi lebih padaku.

Untungnya kebanyakan dari mereka memuji dan berdecak kagum saat melihat penampilanku. Banyak dari mereka bilang aku sudah glow up dan makin cantik. Lalu memangnya siapa yang tidak tahu brand Shiny Cake? Kue langganan para artis dan bolak-balik mejeng di instagram selebgram terkenal seraya menge-tag akunku. Aku yakin teman-teman SMA-ku tidak akan menyangka kalo si 'baby doll yang ssttt jangan sebut namanya' ini bakal punya hampir 100k followers di instagram.

Success is the best revenge benar-benar kata-kata yang cocok untuk menggambarkan situasi saat ini. Aku sangat puas dengan segala kerja kerasku selama sepuluh tahun terakhir, lihat mimik wajah tak menyangka dan iri mereka. Boleh sekarang aku yang tertawa?

Dan mungkin Arum memang benar, datang ke reuni nyatanya tidak seburuk itu. Anggap aku narsis atau kelewat percaya diri, tapi aku sungguh senang dengan atensi yang aku terima saat ini.

Le, gue cabut review bintang 1 gue. Kali ini gue kasih bintang 5 karena ekspresi iri mereka.

Setelah puas haha hihi dan menanggapi sapaan fake teman-teman SMA-ku, aku pun kembali ke tempat duduk dan terlihat Gibran juga Kinanti sudah duduk mengisi kursi kosong yang tersedia. Setiap meja bundar memang dilengkapi dengan masing-masing lima kursi, saat ini empat kursi sudah terisi. Tersisa satu kursi kosong di depanku yang entah milik siapa, ya milik siapa pun itu aku harap bukan orang yang menyebalkan.

"Gila! Lo udah liat si Kanthi? Cantik banget sekarang! Mana usaha kuenya sukses lagi. Gue barusan stalk instagramnya, dia baru aja liburan sama Alea Kirana di Jepang cuy! Circle-nya nggak main-main sekarang!" ujar seseorang di gerombolan meja sebelah yang sontak membuat sudut bibirku terangkat puas.

Setelah menjadi asisten Alea aku benar-benar memanfaatkan peribahasa: sambil menyelam minum air-tapi jangan sampai keselek. Lagipula daripada menjadi asisten, aku merasa menjadi Kakak angkat Alea. Karena Alea punya juru masak, personal shopper, tukang make up, supir sendiri dan lainnya. Tugasku hanyalah selalu ada untuk gadis itu dan aku harus siap kapan pun.

"Ih, Kanthi siapa?"

"Itu lho si baby doll."

"Ah masa? Bentar gue stalk ignya dulu deh pake second account. Oh iya gila-gila dia ditandain juga sama beberapa artis!" ujar yang lainnya.

"Gaunnya malem ini juga cakep banget, kan?"

"Badannya juga jadi body goals banget gila!"

"Ah, tapi tetep aja. Kalo gue jadi dia pasti nggak bakalan mau sih dateng ke reuni. Malu banget gila. Secara dia kan 'baby doll'. You know what I mean-lah," ujar yang lainnya.

Arum menatapku khawatir, tapi aku menatap gadis itu dengan senyum menenangkan. "It's okay, Rum. Gue nggak papa. Lagian gue nggak bakalan bisa memuaskan semua orang, dan nggak sudi ngelakuin itu. Tatapan iri mereka juga udah bikin gue puas," ujarku yang langsung direspons dengan serigaian oleh gadis itu.

Lalu kami mengobrol dengan Gibran dan Kinanti seraya sesekali bernostalgia tentang masa SMA. Orang bilang masa SMA adalah masa-masa yang indah, tapi menurutku itu hanyalah omong kosong belaka. Tetapi untungnya di masa abu-abuku yang kelewat kelabu itu, aku masih punya teman sebaik Arum, Gibran, dan Kinanti yang membuat masa-masa sekolah menengah atasku tidak begitu buruk. Sesekali kami tertawa saat mengingat kejadian konyol saat upacara, atau saat bikin alasan konyol agar bisa bolos ektrakulikuler.

Namun, suasana menjadi canggung saat omongan-omongan tidak enak mulai terdengar dari meja sebelah.

"Ya ampun jeng kapan nikah? Umur udah tua, lho. Katanya kalo nikah ketuaan nanti susah punya anak."

"Eh, Dim, perusahaan tempat kerja lo kerja bukannya gajinya kecil, ya? Kenapa nggak resign aja, sih? Emangnya gaji segitu cukup?"

"Mil, lo udah nikah setahun lebih, kan? Belum isi juga sekarang? Coba lo periksa ke dokter kandungan, deh. Jangan-jangan rahim lo bermasalah."

"Eh, kemarin gue abis beli tas hermes baru di Paris, lho."

"Iya, kemarin gue juga abis nambah koleksi berlian."

"Eh, Man, kok lo gendutan, deh?"

"Lo kurus banget deh, Sil."

"Eh, katanya si anu jadi simpenan om-om ya sekarang? Pantesan bisa hedon mulu."

"Ya ampun lihat deh gayanya si Kelly. Rambut diwarnain gitu bukannya keren tapi keliatan norak nggak, sih? Makanya sadar kondisi muka dong!"

Lalu tawa mereka meledak bersama, tak peduli ada hati yang hancur lebur karena ucapan-ucapan mereka. Sial, hal itu langsung mengingatkanku pada kejadian di masa lalu dan membuat dada kiriku terasa begitu sesak.

Seperti yang aku duga, reuni bukan hanya ajang untuk bernostalgia dan mengenang masa sekolah, tapi juga ajang pamer dan ajang mengolok-olok hidup orang lain yang tidak sesuai standar mereka. Sungguh, itu sangat menyebalkan. Lagipula, kenapa sih orang-orang suka sekali ikut campur urusan orang lain?

Come on, apa untungnya sih nanya 'kapan nikah' terus? Kalo sudah ada jodohnya pasti bakal nikah juga, kok.

Terus apa salahnya kalau sudah setahun nikah tapi belum punya anak? Seriously, kalian punya waktu luang sebanyak itu hingga sempat mengurusi rahim orang lain? Bisa saja kan itu memang keputusan pasangan tersebut untuk menunda punya momongan dulu karena ingin pacaran halal dulu lebih lama?

Lalu ini yang paling membuatku tak habis pikir, setelah sekian lama tidak berjumpa harus banget gitu nanya: 'Kok, kamu kurusan, sih? Kok, kamu gendutan, sih? Dari ratusan pertanyaan di dunia kenapa harus menanyakan dua pertanyaan menyakitkan itu, sih?

Namun, ocehan-ocehan menyakitkan itu atau pun Sergio Bastian bukanlah bagian terburuk dari reuni ini. Karena ada hal yang lebih buruk yang membuatku ingin pinjam pintu ke mana sajanya Doraemon saat ini juga.

Sial, dari ratusan orang yang ikut reuni kenapa harus si biji ketumbar ini yang duduk di hadapanku, sih? Lagian dia kan anak IPA, ngapain juga dateng ke reunian anak IPS?

"Hi, Kanthi."

Dan 'Hi, Kanthi' sialan itu berhasil membuat mood-ku langsung anjlok, tapi juga membuat dadaku berdebar sangat keras.

Please, take me to another planet!

Second Chance (Completed)Where stories live. Discover now