if a guy wants to be with a girl, he will make it happen, no matter what

71.8K 945 22
                                    

What the hell, Le! Kayaknya gue cuma ngundang lo. Kenapa Arum sama Jessica juga ikut ke sini?”

“Nah, surprise!” teriak si bayi gedeku dengan senyuman lebar tanpa merasa berdosa sama sekali. “Gue tadi sekalian ngajakin Mbak Arum biar makin rame dan makin seru. Tapi kata Mbak Arum yang lainnya juga mau ikut, jadi sekalian deh kita barbekuan.”

Aku langsung melotot begitu mendengar perkataan Alea. “What do you mean—yang lainnya juga mau ikut?”

Dan tanpa menunggu jawaban Alea aku langsung tahu apa yang dimaksud oleh gadis itu, karena tidak lama kemudian Rafael Januardi, diikuti oleh Jason yang menggendong Jun yang tengah tertidur memaksa masuk dengan berbagai belanjaan yang dibawa oleh pria itu. Sehingga aku terpaksa minggir dari muka pintu kalau tidak mau ditabrak badan buldoser Rafael.

“Ssst ... udah Kanthi nggak usah banyak protes, okay? Ini kita malah bantuin lo biar lo nggak berbuat dosa lagi karena kumpul kebo sama Satya mulu!” Seperti biasa mulut cabe Jessica langsung nyerocos seperti kereta. Nah, mana ngejleb pula.

“Heh, Mak Lampir! Hati-hati mulut lo kalau ngomong. Ada Alea di sini!”

Alea langsung memutar bola mata malas. ”Please, Mbak gue udah gede kali bukan bocah TK lagi! Dan lo pikir pas lo bilang lo nginep di rumah Mas Satya cuma maraton film gue percaya? Nah, talk with my hand!”

Aku pun terpaksa mundur sekali lagi karena ketiga cewek sableng—Alea, Arum, dan Jessica—memaksa masuk ke dalam.

Penthouse yang tadinya dipenuhi oleh suara Freddie Mercury yang menyanyikan lagu Bohemian Rhapsody kini langsung ramai seperti kelas bocah TK di Senin pagi. Namun, pemandangan ini langsung membuat aku tersenyum lebar dengan hati menghangat, sebab semua orang yang aku sayangi berkumpul di sini. Mereka saling bercanda, bercengkrama, dan tertawa. Ah, sudah lama sekali kami semua tidak berkumpul seperti ini.

Acara membuat puding yang sudah aku rencanakan sejak semalam dengan Satya hancur berantakan, karena kini kami berdua malah tengah berjibaku dengan arang dan panggangan. Kami tengah barbekuan di balkon penthouse pria itu dengan ditemani pemandangan kota Jakarta yang sangat indah di malam hari.

“Jun, masih tidur, Je?” tanyaku pada Jessica yang baru saja bergabung setelah menenguk Jun yang ditidurkan di kamar tamu dekat balkon.

“Masih, kok. Anak itu kalau udah tidur memang bakal susah kebangunnya, kecuali laper atau lagi panas aja," jelas gadis itu yang langsung aku respons dengan anggukan mengerti. 

Aku menjauh dari panggangan karena saat ini Rafael yang menggantikanku memanggang daging dengan Satya. Aku pun bergabung dengan Alea yang saat ini tengah mengobrol santai dengan Arum. Mereka berdua sejak awal memang sudah cocok, sampai kadang aku tidak mengerti apa yang biasanya dibicarakan oleh mereka berdua. 

“Tapi sumpah gue beneran bingung sama sikapnya Jagad. Kadang dia beneran nunjukin tanda-tanda kalau dia tertarik, tapi kadang-kadang juga nggak. Sebenernya gue nggak mau bucin dan mau fokus sekolah aja. Tapi nggak boong kalo kadang crush beneran bikin semangat dateng sekolah.”

Ah, ternyata masa tarik ulur mereka berdua masih berlanjut. Namun, hal ini juga merupakan hal yang wajar karena ya memangnya apa yang diharapkan dari percintaan masa remaja? Tidak mungkin kan kalau sejak SMA sudah punya goals bakal pacaran sampai menikah segala?

“Hm, kalo menurut gue si Jagad insecure sama lo, Le.”

“Ya, insecure soal apa coba? Pinter, juga pinteran dia. Lo tahu kenapa gue jatuh cinta sama dia? Itu karena dia beneran sempurna di mata gue. Jago di pelajaran akademik, jago olahraga, jago gambar, suaranya juga nggak jelek-jelek amat, pokoknya dia itu tipe gue banget!” jelas Alea dengan senyuman super lebar dan wajah memerah karena salah tingkah.

“Ya, tapi followers lo hampir 7 Juta, Le. Lo terkenal di-seantero negeri, dan jadi idaman para remaja cowok saat ini. Jadi, ya wajar sih kalo si Jagad maju-mundur.”

“Tapi kalo gue sukanya sama dia gimana? Gue beneran suka banget tahu sama dia. Dan nyebelin banget dia minggu ini beneran nggak pernah chat atau telpon gue lagi. Apa doi sibuk belajar buat UAS, ya?” ujar gadis itu seraya cemberut dan menjatuhkan kepalanya di lengan Arum.

Rafael bergabung seraya membawa sepiring barbeku yang sudah matang. 

Le, listen, if a guy doesn’t call you, he doesn’t wanna call you. if a guy wants to be with a girl, he will make it happen, no matter what. Dan selama UAS kita semua sibuk. Kalo dia emang suka lo balik, dia bakal ngajakin lo belajar bareng, atau bahas kisi-kisi bareng.”

“Nah, keluar dari cowok yang dari SMA cuma bucin sama satu cewek. Jadi, dijamin pendapat dia kredibel, Le!” seruku seraya duduk di samping Satya yang langsung melingkarkan lengannya di bahuku, dan aku langsung menjatuhkan kepalaku dengan nyaman di dada pria itu. Sehingga aku dapat mendengarkan detak jantung pria itu, yang akhir-akhir ini menjadi suara favoritku.

“Huft, udahlah lupain Jagad, rumus fisika yang bikin mabuk, dan lainnya! Hari ini gue mau have fun, so, cheers!” teriak gadis itu seraya mengangkat kaleng soda yang ada di tangannya. Kami semua pun ikut mengangkat minuman di tangan masing-masing dan memulai acara pesta barbeku malam ini. 

Malam ini kami banyak tertawa, banyak bernostalgia, dan bermain berbagai games seru yang membuat wajah kami penuh dengan cemong bedak.

“Oke, jadi dapat disimpulkan kalau di antara kalian yang paling player itu Mbak Jessica dan doi juga nggak mau nikah, but akhirnya nikah sama si Koko Jason. Boleh tahu alasannya kenapa, Mbak?” Nahkan, jiwa kepo Alea muncul lagi.

“Arum dan Kanthi sempet ngira Jessica hamil duluan,” ceplos Rafael tanpa dosa yang sontak membuat aku dan Arum menoyor kepalanya.

“Emang bangke kalian berdua! Kesel banget kalo gue inget-inget,” dengkus gadis itu.

“Ya, lo tiba-tiba pindah ke Hong Kong, nggak lama kemudian nyebar undangan nikah, setelah bilang mau jomlo selamanya dan hidup sama kucing lo yang setia! So, please jangan salahin gue sama Arum karena mikir gitu, apalagi lo emang berpotensi salah pergaulan di negeri orang!”

“Heh, lambemu, Thi! Gue nggak separah itu, ya! Bisa ditendang dari KK kalo itu yang beneran terjadi. Kayak gatau emak gue aja lo!” Lalu gadis itu mengarahkan tatapannya ke arah Alea dengan ekspresi malu-malu kucing yang membuat aku juga ikut tersenyum kecil. Cih, gadis itu benar-benar mencintai Jason ternyata.

Because I wanna kiss him forever, Le. Gue yakin gue bakal bahagia kalo nikah sama Jason, dan buktinya gue beneran bahagia. Jun melengkapi semuanya, dan gue bener-bener hidup tanpa penyesalan,” jelas gadis itu yang sontak mendapat pelukan dari Jason. Haish, pasangan Wu ini memang selalu bikin iri!

“Ah, so sweet banget dong! Semoga Mbak Arum dan Mas Rafael nikahannya lancar, ya! Dan semoga lo cepet nyusul juga, Mbak!” seru Alea seraya mengalihkan pandangan ke arahku, dan aku hanya merespons ucapan gadis itu dengan senyuman.

Nah, itu nggak bakalan kejadian, Le.  Karena gue punya rencana yang lebih spektakuler daripada pernikahan.

Second Chance (Completed)Where stories live. Discover now