TL 1- Sudah saatnya

16.3K 528 5
                                    

Seandainya aku punya tiang, aku ingin bersandar,, menghilangkan segala lelahku.

Sore telah berganti senja, lima bulan yang lalu seorang gadis telah menikah dengan seorang pria beristri. Dan kabar buruk yang terjadi adalah, gadis itu menikah karena keterpaksaan dalam kehidupannya.

Dira, gadis 17 tahun itu mengintip dari jendela, menatap ke arah belakang sebuah rumah mewah milik pasangan Ardhan Dwijaya Dirgantara dan Alea Ahmad yang notabene adalah konglomerat nomor 5 di Indonesia.

Dalam batin Dira bergejolak, ia ingin pergi dari rumah ini. Rumah kecil yang biasa ditempati oleh kepala asisten rumah tangga, kini menjadi rumahnya. Ia ingin berlari,memiliki kehidupan normal sebagai seseorang yang telah menikah. Tidak seperti hidupnya sekarang, menikah tapi tak memiliki seseorang yg disebut suami.

Lima bulan sudah, statusnya menjadi istri seorang Ardhan Dwijaya Dirgantara. Tapi tak pernah sekalipun lelaki yang disebut suaminya itu datang kerumahnya. Bahkan sekedar menemuinya di luar rumah pun tak pernah.

Ia seakan makhluk terlarang untuk keluarga besar Dirgantara dan keluarga Ahmad. Ia tidak diijinkan memasuki rumah konglomerat itu setelah sah menjadi istri sang empunya.

Terdengar suara pintu diketuk dari luar, Dira segera menyelesaikan sholatnya dan segera membukakan pintu. Dilihatnya sepasang konglomerat itu telah berdiri diluar rumah.

"Mari silahkan masuk. Silahkan duduk." Dira menyuruh Ardhan dan Alea untuk masuk kebangunan yang disebut rumah untuknya.

Tanpa canggung keduanya pun duduk. Dira permisi sebentar ke dapur untuk membuatkan teh bagi tamunya tersebut. Setelahnya ia menyajikan teh dan biskuit dimeja ruang tamunya.

"Dir, aku kesini untuk mengantar Mas Ardhan. Sudah lima bulan kalian menikah. Sudah saatnya kalian segera memiliki anak." Alea mengatakannya langsung dengan mata yang berkaca-kaca.

"Maaf Den Alea, jika boleh jujur,, apakah ini langkah yang baik? Saya takut merusak pernikahan kalian." Dira tak bisa menahan tangisnya.

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now