🏘️ semua berproses

401 52 2
                                    

"Katanya mau ngerjain tugas? Kok malah kesini sih?" seru Chaewon kesal.

"Bacot amat sih."

"Lo nggak jelas sih."

"Apaan sih."

"Oke, stop, Felix," kata Chaewon jengah.

Felix memutar bola matanya kesal dan langung menarik tangan Chaewon untuk masuk ke dalam kafe. Chaewon tidak bisa protes karena tenaga Felix sudah pasti lebih besar daripada dirinya.

"Ngerjain tugasnya di sini," jawab Felix akhirnya.

"Ada wi-finya nggak?"

"Jelas ada lah. Penyuka gratisan kayak lo mana bisa hidup tanpa wi-fi. Iya, kan?"ejek Felix.

Chaewon memukul Felix dengan tas selempang miliknya, "Ngeselin banget sih jadi orang."

Felix tertawa puas. "Orang-orang di sini pasti ngiranya kita itu saudara."

Chaewon memandang Felix aneh, "Random amat omongan lo."

"Ya soalnya mereka nggak akan kepikiran kalau kita itu pacaran."

"Gimana? Apa lo bilang? Nggak salah denger gue?" tanya Chaewon sambil melebarkan kedua telinganya.

"Apanya? Kita kan emang udah pacaran," jawab Felix santai.

"Sejak kapan kita pacaran, goblok? Nembak aja belum udah ngaku-ngaku pacar," kata Chaewon sembari membuka daftar menu.

"Oh, mau ditembak nih?"tanya Felix sambil menaik-turunkan alisnya.

"Sumpah, jijik banget, Lix."

Felix tertawa lagi. Menurutnya, mengganggu Chaewon adalah hal terasik yang pernah ia lakukan dan bahkan ia berniat untuk melakukannya seumur hidup. Chaewon, bertahanlah.

"Mau nggak?" tanya Felix.

"Apanya?"

"Ditembak."

"Dih, apaan sih lo?"

"Bilang aja kalau mau."

"Ogah."

"Ya udah kalau nggak mau ditembak sekarang," kata Felix sembari mengeluarkan laptop dari ranselnya, "nanti aja," lanjutnya dengan suara lirih.

"Lo ngomong apa?"

"Nggak ada."

"Ah, nggak asik."

"Penasaran banget, sih?" goda Felix.

"Felix ngeselin!"

Lagi-lagi Felix tertawa namun kali ini suara bassnya lebih menggelegar sehingga membuat seisi kafe menaruh perhatian pada mereka. Chaewon berdiri lalu membungkukkan badannya untuk meminta maaf.

"Bacotnya tolong dijaga dulu," kata Chaewon.

Felix menganggukkan kepalanya sambil tertawa pelan. Tangannya mulai sibuk dengan penggaris, pensil, dan kertas milimeter.

"Tugas lo banyak nggak?" tanya Felix.

"Dikit."

"Yah, tugas gue banyak nih."

"Ya terus?" tanya Chaewon tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Temenin sampai kelar nugas ya?"

Chaewon mengalihkan perhatiannya sebentar. Matanya membelalak ketika melihat meja dan kursi sudah dipenuhi kertas proyek milik Felix.

"Tugas lo apaan sih?"

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora