🏘️ datang

327 41 3
                                    

Note : bahasanya diubah dikit, ya.

•••


"Kamar kamu di sini ya, Nak," kata Mama Jaehyun pada Juri.

Beliau menyerahkan kunci kamar kemudian meninggalkan Juri sendirian. Juri meletakkan kopernya di dekat kursi lalu jalan ke tepian. Ia melongok ke bawah melihat pemandangan.

"Wah, asik, ada kolamnya," serunya.

"Kira-kira mana saja yang banyak penghuninya?"

Matanya menelisik setiap sudut kosan. Ia mulai berjalan ke kiri ke arah dapur. Ia melongok lewat jendela dan melihat ada ruangan selain dapur. Setelah jalan terus, ia kembali mengintip lewat jendela untuk melihat ruangan apa di samping dapur. Ternyata ada sofa dan televisi.

"Di atas sini lumayan banyak, ya? Jail-jail pula."

Juri nggak berani jalan-jalan di area kosan cowok, akhirnya dia menuruni tangga ke lantai satu. Di sana ia melihat ada ruang tamu dan juga dapur kecil di bawah ruang tv tadi.

"Di sini cuma ada satu saja. Apa mungkin cuma numpang lewat, ya?"

Cewek berpipi tembem itu jalan ke gazebo lalu duduk di sana. Menikmati pemandangan baru yang akan dia lihat selama tinggal di sini.

Matanya menangkap ada tempat yang belum dikunjungi. Ia berdiri dan sedikit berlari menuju atap. Ia masuk ke ruang tv dan langsung menaiki tangga. Di sana ia menemukan ada dua mesin cuci dan satu lagi mesin cuci sekaligus pengering.

Tangannya meraih gantungan baju besi yang menyebabkan suara gemerincing merdu masuk ke telinganya.

"Hai."

Juri terlonjak kaget karena ternyata ada orang lain di sana. Dan semakin kaget ketika mengetahui bahwa orang itu adalah pelanggan pertamanya waktu itu.

"Ah, halo, Tuan Son," sapa Juri sopan.

Tag berjalan mendekat sambil menyingkap beberapa jemuran yang menghalangi jalannya. Kini keduanya telah berhadapan.

"A- kenalkan namaku Juri," kata Juri sambil mengulurkan tangannya.

Tag membalas uluran tangan Juri, "Aku Youngtaek. Tapi panggil saja Tag."

Juri mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia mencoba melepaskan tangannya yang masih digenggam Tag.

"Ah, maaf," kata Tag.

"Tak apa."

Tag menggaruk tengkuknya, "Sudah berkeliling?"

Juri mengangguk.

"Aku dengar kamu mengambil jurusan pendidikan Bahasa Jerman, apa benar?" Tanya Tag.

Juri mengangguk.

"Semester berapa?"

"Delapan."

Tag kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung ingin mencari topik apa lagi agar bisa terus mengobrol dengan Juri.

"Lebih baik kita turun saja," saran Tag.

Juri hanya diam dan lebih dulu menuruni tangga lalu disusul Tag di belakang.

Keduanya duduk di gazebo. Juri sibuk menikmati pemandangan di hadapannya sedangkan Tag sibuk mencari topik pembicaraan.

"Ngomong-ngomong-"

Tag dan Juri saling menatap kemudian tergelak karena mereka kompak berbicara.

"Kamu duluan," kata Tag.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Where stories live. Discover now