🏘️ tujuh kurcaci dan rencana

311 44 6
                                    

Ruang makan berubah sepi. Kini mereka berpisah menjadi 4 kelompok.

Kelompok para pejuang PTN yang tengah belajar keras di gazebo. Ada Suyun, Yunkyoung dan Minju. Ditambah Bomin. Penerus Bucin ini setia menemani Minju belajar meskipun Minju kadang tidak menyadari kalau Bomin menemaninya.

Kelompok kedua ada di depan televisi. Di sinilah tempat berkumpul para tetua kosan. Ada Jiae dan Daeyeol dengan urusan kerja mereka. Sujeong dan Jangjun yang sibuk dengan skripsi. Ada Yein yang sibuk membuat koreografi untuk kompetisinya. Sungyoon yang duduk agak jauh dari mereka. Ia duduk sendirian di ruang makan sambil serius bercengkrama dengan laptop dan ponselnya. Terkadang ia turun ke bawah untuk menerima telepon atau berbincang dengan Chaewon. Dan Eunbi yang duduk di samping Jiae juga sibuk dengan kertas dan pensil sambil sibuk memerhatikan Sungyoon diam-diam.

Kelompok ketiga adalah tujuh kurcaci meskipun satu anggota mereka sedang sibuk menjadi bucin baru. Mereka berkumpul di ruang tamu dan sekarang ini sedang mabar papji lagi.

"Bunuh Chaewon dulu dong!"

"Dendam aja terus!"

"Ah elah bosen gue granat terus!"

"Sungjun, bisa nggak sih lo jangan muncul tiba-tiba dari belakang?"

"Eh, ini abis di klik tombol install terus gimana?"

Kelompok terakhir adalah manusia disiplin waktu. Yaitu Dahyun, Jaehyun dan Tag. Sehabis sarapan tadi, tiga manusia itu langsung mandi. Dahyun dijemput temannya dan pergi ke sekolahan untuk menyiapkan acara sekolah. Jaehyun dan Tag pergi ke kampus meskipun di hari libur.

Dan manusia lain belum ada yang mandi sama sekali. Tapi mereka sudah sibuk.

"Hemat baju, mandi ntar sore aja," kata Jangjun tiap dipaksa mandi.

Akhirnya semua menganut pedoman Jangjun tersebut. Bahkan Minju pun ikut-ikutan.

Kembali ke tujuh kurcaci yang masih mabuk papji di ruang tamu. Mereka masih sibuk berkutat dengan senjata, medan magnet, dan tembak-menembak.

Sekarang yang tersisa hanyalah Sungjun dan pemain lain yang bukan dari tim tujuh kurcaci. Mereka semua duduk memutar dengan Sungjun berada di tengah. Mereka sibuk berteriak setiap Sungjun tertembak dan sekarat. Mereka juga berteriak ketika Sungjun berhasil menembak pemain lain namun masih belum bisa membunuhnya.

"Jun itu di belakang lo awas!"

"Sembunyi di balik pohon cepet!"

"Tiarap! Merayap! Sergap!"

"Lempar granat aja!"

"Itu Sungjun ngapain sih?"

"Sungjun awas!" teriak Yeonhee dan tidak sengaja tangannya memukul dahi Yunseong keras.

"Aduh!"

Yeonhee dan Yunseong keluar dari kerumunan manusia yang makin brutal karena Sungjun lagi-lagi hampir mati. Mereka berdua pindah duduk ke sofa.

"Eh lo nggak papa?" tanya Yeonhee khawatir. Tangannya menyentuh dahi Yunseong yang sedikit memerah karena pukulannya.

Yunseong meringis kesakitan. "Nggak papa kok. Nggak sakit."

"Nggak sakit tapi lo meringis gitu. Boong lo ketahuan."

"Nggak sakit, serius."

"Nggak usah boong deh. Pasti sakit lah. Ini tangan gue pake cincin. Dahi lo kegores tuh."

Tangan Yunseong bergerak menyentuh dahinya dan ternyata memang berdarah, meskipun hanya sedikit bercak.

"Dikit doang kok. Santai," kata Yunseong meyakinkan.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang