🏘️ awas ada tikungan

257 43 24
                                    

"Kenapa baru dipermasalahin sekarang?"

Pagi buta, bahkan matahari masih mengintip, Yunseong bertandang ke kamar Yeonhee. Sepasang kekasih itu sekarang duduk di kursi teras. Terlibat dalam sebuah percakapan cukup serius.

"Aku baru kepikiran aja," lirih Yunseong.

Yeonhee mendecih pelan. "Lo nggak ngerasa geli gitu kalau manggilnya 'aku-kamu'? Jujur, gue geli."

"Kenapa harus geli? Kita pacaran, kan?"

"Seong, pacaran itu nggak harus niru orang-orang di luar sana. Tiap orang punya cara mereka masing-masing. Lagipula, bukannya dulu lo nggak permasalahin ini, ya?"

Yunseong terdiam sejenak. Matanya menatap lurus ke depan. "Sebenernya, ak-gue... baru kepikiran setelah dikasih tahu seseorang."

Yeonhee langsung menoleh, "Siapa?"

•••

Yunseong sendirian di gazebo. Tidur telungkup sambil menyangga dagu. Matanya melotot menatap air kolam yang memantulkan lampu-lampu taman.

Pikirannya kosong. Benar-benar kosong. Bahkan dia nggak bertanya-tanya kenapa kaki seribu kakinya ada seribu waktu ia melihat ada hewan serakah itu numpang lewat di depannya.

Kosan sedang sepi. Beberapa dari mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Tinggal beberapa orang lagi yang masih di sini. Contohnya, manusia lempeng ini.

"Kesambet setan penunggu gerbang baru tahu rasa lo."

Yunseong mendongak, melihat siapa orang yang berani menganggu kesibukannya. Ia mendengus pelan lalu kembali menyangga dagu dan mulai memerhatikan hewan kaki seribu yang kini menggulung badannya akibat tersenggol ujung sandal Chaewon.

"Anjir malah ngelamun lagi," sungut Chaewon sambil duduk di seberang Yunseong.

"Nggak ngelamun, lagi mikir aja."

"Mikir apaan?"

"Lagi mikir apa yang mau gue pikirin."

Chaewon mengernyitkan dahinya, bingung. "Entah otak gue se-cetek apa sampai-sampai gue nggak paham apa yang lo omongin."

"Lo kapan pulang?" Yunseong mengalihkan topik.

"Cih," dengus Chaewon, "besok. Kenapa? Lo mau nebengin gue? Mayan tuh rumah kita searah."

"Bareng sama Yeonhee gue."

Chaewon baru ingat kalau manusia di depannya sudah berpawang. Ia menatap Yunseong cukup lama lalu beralih menatap bintang-bintang yang tersenyum malu-malu.

"Yeonhee bukannya naik kereta besok?"

"Iya, gue anter sampai ke stasiun."

"Enak banget ya punya pacar. Nggak perlu nyari tukang ojek," kekeh Chaewon.

"Ya bukan tukang ojek juga kali."

"Eh, Peng," panggil Chaewon.

Yunseong menatap tajam cewek di sampingnya, "Nama gue Yunseong, bukan Pengki."

"Lah, emang bukan Pengki, tapi Lempeng!"

"Apa?"

Chaewon menatap ke arah kosan cewek sembari celingukan kesana-kemari. Memeriksa keberadaan seseorang.

"Lo pacaran sama Yeonhee udah berapa lama?" Mata Chaewon masih mengawasi area kosan cewek.

"Berapa, ya? Dua bulan deh kayaknya. Sekitar segitu."

"Oh...," gadis itu terdiam sejenak, "kalian punya panggilan sayang, nggak?"

Yunseong menatap Chaewon curiga. Merasa aneh dengan pertanyaannya yang tiba-tiba. Namun, ia tetap menjawab pertanyaan itu.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Where stories live. Discover now